Gallery

Jumat, 26 Februari 2016

Wisuda UNU Surakarta

Wisuda sarjana Universitas Nahdhatul Ulama Surakarta sedang digekar. Kampusnya bercat nuansa hijau. Menteri Agama RI memberikan orasi ilmiyah. Poin- poinnya sebagai berikut: 1. Sebagai wisudawan- wati harus mensyukuri halte sarjana ini. Saya lebih senang memakai istilah halte daripada terminal. 2. Jagalah nama baik almamater Nahdhatul Ulama. Kehadiran Nahdhatul Ulama memiliki nilai sejarah yang spesifik dalam kehadiran negara- bangsa. 3. Pendirian UNU di berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi masifikasi Aswajah. Ini menandakan bahwa moderasi Islam semakin berkembang di Indonesia. Menurut saya, inti ajaran Islam adalah moderasi. Khair al amal awsatuha. Inna Allah....bain al ghali wa al ..... Aswajah NU yang dianut oleh Nu, bukanlah aswajah yang menolak tradisi. NU menggunakan tradisi dan budaya untuk menginjeksikan ajaran Islam dalam dakwah. Sehingga, Islam cepat menyebar di seluruh nusantara. Yadkhuluna fi dinillah afwajan. Walisongo dan Kyai pesantren melibatkan al urf dalam proses perumusan hukum fiqih. Sehingga, fiqih tidak rigid. Sesuai dengan kaidah kaidah fiqih, al adat muhakkamah. Bahwa setiap sesuatu yang datang dari syariat, maka sesuatu tersebut dikembalikan kepada kebiasaa. Al ahkam mabniyyah, tataghayyaru bi taghayuri al azman. Hanya aqidah tak bisa dimontekstualisasikan. Tidak ada aqidah nusantara. Tidak ada Saudi Arabiyah. Di mana pun, universalisme aqidah sama. Hal ini berbeda dengan fiqih yang dapat dikontekstualisasikan. Munas NU di Situbondo tahun 1983 bahwa penerimaan. NU terhadap Pancasila adalah sudah final. Pancasila adalah jalan tengah, wasathiyah. Pancasilan bukan berarti negara baru. Pancasila adalah dasar negara kita. Bukan agama baru. Inilah elasititas NU. NU juga tidak mendukung negara sekuler. Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, fiqih Siyasah Nusantara sangat boleh jadi berbeda dengan Maroko yang Bermazhab Malikiyah. Brunei Darussalam bermazhab Syafiiyah tidak bisa dipaksakan persis sama dengan Islam Indonesia. 4. Materi ajar pada kurikulum di Indonesia harus mewajawantah Islam yang rahmatan li al alamin. Tetaplah berfikir kreatif. Bertindak inovatif. Saya terinspirasi ungkapan salah seorang jurnalis, Inggeris. Yakni bahwa ancaman nyata sebenarnya pada saat komputer mulai bisa berfikir seperti manusia. Ancaman yang sesungguhnya adalah manusia mulai berfikir seperti komputer. Menanggapi pak Rektor, untuk program doktor, kami sedang mendalami dua hal. Pertama, mengecek professor ahli di bidang PAI, dan kedua, kelengkapan infrastruktur bidang akademik seperti perpustakaa. Intinya, Kementerian Agama mendukung penuh untuk berdirinya program doktor.

Tidak ada komentar: