Gallery

Minggu, 09 November 2014

Freefort

Ingat Freefort, ingat kejatuhan Soeharto. 14 tahun yang lalu, Prof Amin Rais menulis resonansi di harian Republika dengan judul 100%. Membaca tulisan ini, rakyat marah. Bagaimana mungkin sumber kekayaan negara digadaikan dan dijual kepada pihak asing. Saya mendapat cerita dari salah seorang karyawan Freeport yang sudah bekerja di sana selama 28 tahun. Bahwa di Timika telahama sekali dikuasai oleh pihak asing. Sejak tahun 1971, pihak asing dalam hal ini, Inggeris, Amerika, Kanada dan negara negara lainnya telah mengeruk kekayaan tambang di Freeport. Ada 24 negara yang menambang di sana. Sekitar 500.000 ton hasil tambang yang dia.gkut ke negara negara tadi pada setiap harinya. Bayangkan, betapa hal ini tidak berkesesuaian dengan Undang Undang Dasar 1945.Halmana, kekayaan negara, udara dan air harus dikelola untuk kemakmuran rakyat. Bayangkan, pengelolaan Freeport masih juga diperpanjang pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri sampai tahun 2021. Pada pemerintahan pak SBY, konon diperpanjang lagi sampai tahun 2041.kekayaan ini tidak akan habis habisnya sampai sepuluh turunan. Jelas karyawan tadi. Saya terkesima mendengar pengakuan karyawan tadi. Saya terheran heran, apakah bangsa kita memang tidak mampu mengelola kekayaan buminya sendiri. Atau ada pihak pihak yang menikmatinya? Betapa dahsyatnya pihak asing mengeruk keuntungan dinegara kita. Pipa tambangnya saja sampaike pelabun sepanjang 200 km. Pipa tambangnyaada sekitar dua belas. Ada pipa emas, tembaga, aftur, dan bahkan munhkin uranium. Komon, untuk invasi ke Iraq, Amerika mengambil dana dari hasil tambang Freeport. Saya tidak mengerti persoalan tambang. Tetapi, cerita sang karyawan tadi patut untuk direnungkan kembali. Barangkali ada yang salah urus dalam penyelenggaran kontrak dengan pihak asing. Bayangkan tambang sebesar itu,dan sudah menghilangkan satu gunung,terus diperpanjang masa kontraknya. Betapa bodohnya kita. Betapa tidak berdaulatnya kita sebagai bangsa. emlga pemerintahan Jokowi Jk dapat menuntaskan agenda demi agenda untuk kemaslahatan dan kemakmuran bangsa.

Tidak ada komentar: