Gallery

Rabu, 25 Maret 2020

Jejak Nusantara di Negeri Kincir Angin

Kami ingin berbagi dan menyampaikan laporan singkat perjalanan di Belanda dan Turki, sebagai berikut:  1. Alhamdulillah secara umum program ini berjalan lancar dan sesuai dengan rencana. Tim yang dikomandani Prof Abd Rahman Mas'ud, Ph. D didampingi Dr Muhammad Zain, Kapus Litbang LKKMO dan Zainul Milal, peneliti INC (Islam Nusantara Center), berangkat tanggal 15 Desember s.d 20 Desember 2019 sudah tiba di Jakarta. Di Belanda negeri Kincir Angin, kami mengunjungi Museum Vulkenkunde, Museum Tropen di Amsterdam dan Perpustakaan Leiden University. Sedang kunjungan di Istanbul, Turki, kami mengadakan pembicaraan dengan tiga lembaga, yakni: (a) ISAM (perpustakaan yang mengoleksi berbagai budaya, sejarah dan peradaban Islam. Mereka sedang menyempurnakan Encyclopedia of Islam dan telah menyelesaikan penulisan Mushaf alQur’an berdasarkan Mushaf Utsman ibn ‘Affan ( 2 jilid); (b) Badan Arsip Nasional Turki (yang menyimpan arsip dan surat-surat Sultan Ottoman dengan para raja/sultan di Nusantara/ Banda Aceh, Demak, Surakarta, Yogyakarta, Batavia, Celebes dan Bau-Bau) dan (c) IRCICA (lembaga internasional yang aktif di bidang penelitian, penerbitan, dokumentasi dan informasi). 2. Kami telah melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak terkait dan berkompeten untuk mengambil kebijakan, antara lain: Kepala Perpustakaan Universitas Leiden, Kurt De Belder Ph.D dan Marije Plomp, Ph.D, Dr Franchine Brinkgreve (ahli sastra Melayu/ Kurator Asia Tenggara) dari Museum Vulkenkunde, Leiden, Tuncay Basoglu, Ph.D, direktur ISAM Turki dan Dr Selman, peneliti ISAM. Kepala arsip Turki Ottoman, Dr. M Ahmet Tokdemir. Prof. Dr. Halit Eren, direktur Jenderal IRCICA dan Dr Nezeih Taleb Maarouf, Kepala Program Pengembangan Kerajinan IRCICA. 3. Beberapa keypoint yang kami sampaikan pada pertemuan tersebut, sebagai berikut: Kepala Perpustakaan Leiden University, Dr Kurt de Belder: a. Menyelenggarakan program bersama dalam pelayanan digitalisasi manuskrip bertaraf internasional. b. Leiden Library bersedia memberikan training dan workshop untuk para kurator dan peneliti manuskrip. c. Bulan Juni 2020, Dr Kurt de Belder akan berkunjung ke Indonesia dan bersedia melakukan penandatanganan MoU dengan Badan Litbang dan Diklat, Kemenag RI. Dr Francine Brinkgave (Museum Volkenkunde dan TropenMuseum) a. Koleksi khusus yang dimiliki museum ini dibuka akses secara khusus untuk para peneliti Kemenag, khususnya koleksi manuskrip dan folklor keagamaan. b. Sekarang sedang digalakkan Gerakan Repatriasi Koleksi museum di Barat, Kemenag mendukung dan bersiap menampung koleksi-koleksi keagamaan tersebut. ISAM Turki, Tuncay Basoglu, Ph.D a. ISAM dan Badan Litbang dan Diklat, Kemenag bersepakat untuk menyelenggarakan program bersama dalam menyusun Ensiklopedi Ulama. b. ISAM akan memberikan Training atau Workshop (researcher assistance and training project) terkait pengembangan SDM bidang tahqiq (manuskrip) dan tadqiq (penilaian buku) yang diperlukan oleh peneliti dan dosen Kemenag RI. c. Kedua Lembaga berkomitmen untuk melakukan pertukaran peneliti dan penulisan artikel jurnal (Exchange Scholar and Journal, joint publication). Badan Arsip Nasional Turki Bertemu dengan Kepala Arsip Ottoman, Turki, Dr. M Ahmet Tokdemir berkomitmen membuka akses seluas-luasnya bagi para peneliti arsip-arsip Ottoman terutama untuk kepetingan hubungan diplomatik, pemerintahan dan militer serta dokumen-dokumen haji. IRCICA, Istanbul, Turki a. IRCICA akan mengadakan pameran dan kompetisi Seni-Budaya Islam di Jakarta, seperti event Calighraphy Competition, Islamic History and Civilization in Sout East Asia terbuka kerjasama dengan Kemenag RI. b. IRCICA sepakat memberikan joint training yang diperlukan Kemenag RI c. IRCICA menghendaki MoU dengan Menteri Agama RI untuk kerjasama lebih besar dalam merawat dan mengembangkan peradaban Islam khususnya di Asia Tenggara. Untuk ini sedang dirancang dan dipersiapkan draft MoU oleh kedua pihak. Beberapa keterangan singkat mengenai kiprah lembaga yang dikunjungi, sebagai berikut: a. Museum Vulkenkunde, Leiden. Museum ini memiliki koleksi berupa artefak dan benda-benda bersejarah yang bernilai historis tinggi. Di Museum ini juga terdapat “Indonesian Corner” berupa keris, tombak, kujang, baju Dayak, simbol dan mahkota raja-raja nusantara, patung Papua-Suku Asmat, seni dan patung Bali yang mengandung magic, dll). Di sini juga terdapat benda-benda sejarah yang memuat ritual-ritual pengobatan dari Batak. Juga ada ruangan khusus yang memuat benda-benda kramat yang pernah digunakan masyarakat Indonesia. Dr Franchine dari Museum Vulkenkunde, Leiden sedang menggagas regulasi dan tata cara repatriasi. Yakni gerakan mengembalikan benda-benda bersejarah hasil rampasan perang dulu. Atau hasil penjarahan masa penjajahan. Apakah semua benda-benda dari negara bekas jajahan tersebut harus dikembalikan? Bagaimana caranya. Gerakan ini penting untuk diapresiasi. Tentu terlepas dari kenyataan bahwa di Leiden, nasib museum-museum sedang meredup dan tidak seantusias dulu. Sebab, sekarang perhatian pemerintah sudah berkurang termasuk nasib kesejahteraan para pegawainya. b. Museum Tropen di Armsterdam. Museum ini sesunguhnya satu manajemen dengan Museum Vulkenkunde, Leiden hanya saja dikemas dengan konsep milenial. Museum ini memuat foto-foto klasik dan buku-buku kuno tentang Indonesia. Ada juga patung Garuda Kencana. Foto-foto dan patung R. A Kartini dipajang. Ada juga raport sekolah zaman dulu tertulis pada tahun 1926 dan buku panduan shalat zaman kolonial. Museum ini juga memiliki koleksi Mushaf al-Quran terkecil dari Turki.. Di Museum ini pada tahun 2019 sedang  digelar pameran manuskrip dan benda-benda perengkapan haji. Foto-foto perjalanan haji orang Indonesia koleksi Dr Snouck Hurgronje juga digelar di ruang kaca tertutup. Miniatur beberapa rumah adat Indonesia ( Rumah Betang Dayak, rumah Batak, Jawa, dst) juga ada. c. Perpustakaan Leiden University. Perpustakaan Universitas Leiden didirikan pada 1575 di Leiden, Belanda. Perpustakaan ini menyimpan koleksi 7 jutaan dengan rincian, antara lain: (a) benda-benda yang disimpan meliputi sekitar 5,200,000 volume, (b) 1,000,000 e-book, (c) 20,000 jurnal serial, (d) 40,000 e-jurnal, (e) 60,000 manuskrip Barat dan Timur, (f) 500,000 pesan, (g) 100,000 peta, (h) 100,000 cetakan, (i) 12,000 gambar dan (j) 300,000 foto. Perpustakaan tersebut memiliki koleksi terbesar di seluruh dunia tentang Indonesia dan Caribia. Selain itu, Perpustakaan Universitas Leiden adalah satu-satunya organisasi warisan di Belanda dengan dua dokumen yang diinskripsikan dalam Pendaftaran Memori Dunia UNESCO. Selama kunjungan di Istanbul, Turki, kami mengadakan pembicaraan dengan tiga lembaga, yakni ISAM, Badan Arsip Nasional Turki dan IRCICA. a. ISAM, Istanbul, Turki ISAM adalah perpustakaan yang mengoleksi berbagai publikasi dunia Islam ( memuat budaya, sejarah dan peradaban) untuk kepentingan program penulisan Encyclopedia of Islam. ISAM didirikan pada tahun 1984. ISAM memiliki 717.000 koleksi manuskrip, 286,000 sitasi tesis, dan 855,000 data base artikel. b. Badan Arsip Nasional Turki (Basbakanlik Devlet Arsivleri Genel Mudurlugu Osmanli Arsivi Daure Baskanligi). Badan Arsip Nasional Turki memiliki koleksi Ottoman Empire. Hal yang menarik adalah Badan ini memiliki koleksi surat-menyurat antara Sultan Ottoman dengan para sultan di Nusantara. Koleksi surat-menyurat Sultan Ri’ayat Syah, Banda Aceh, Kerajaan Surakarta, Kerajaan Demak, Batavia, dan Kerajaan Bau-bau masih tersimpan rapi di Badan Arsip Turki ini. c. IRCICA, Istanbul, Turki. IRCICA adalah sebuah lembaga internasional yang aktif di bidang penelitian, penerbitan, dokumentasi dan informasi. Mandatnya mencakup aneka tema di bidang sejarah negara-negara Muslim, sejarah seni dan ilmu dalam Islam, dan bidang studi lainnya dalam budaya dan peradaban Islam. Seperti diketahui, IRCICA memulai kegiatannya pada tahun 1980 sebagai induk pertama dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berhubungan dengan kebudayaan. Markas besar IRCICA berada di tiga bangunan bernama Seyir Pavilion, Cit Qasr dan Gedung Yaveran dalam sejarah Istana Yildiz di Besiktas, Istanbul. Bangunan-bangunan ini dialokasikan sebagai pusat oleh Pemerintah Republik Turki.

Tidak ada komentar: