Gallery

Senin, 28 Agustus 2017

Selamat Datang: Mahasiswa Baru

Setiap saya berhadapan dengan mahasiwa, saya selalu teringat puisi Taufik Ismail. Puisi tersebut ditulis pada era reformasi Indonesia,tahun 1998. Puisi tersebut berjudul: Takut. Mahasiwa takut kepada dosen Dosen takut kepada Ketua Jurusan Ketua Jurusan Takut kepada Dekan Dekan takut kepada Rektor Rektor takut kepada Dirjen Dirjen takut kepada Menteri Menteri takut kepada Presiden Dan Presiden takut kepada mahasiwa. Masa-masa indah di sekolah menengah atas adalah masa-masa penuh kenangan. Masa kuliah adalah masa perjuangan. Setiap lulusan SMA mendambakan menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa biasa diidentikkan dengan sosok yang memiliki idealisme tinggi. Merekalah pendobrak kemapanan. Mahasiswa aktifis. Mahasiswa yang peduli dengan gerakan keadilan sosial. K. Bertens menulis panduan kecil agar mahasiswa sukses dalam menjalani kuliah. Mulai perkenalan kampus. Kiat-kiat dan strategi menempuh perkuliahan. Manajemen waktu. Makna dan hakikat mahasiswa, yang asal katanya dari bahasa Yunani bermakna kerja keras, tekun, dan ulet. Seorang mahasiswa harus memahami dan mengerti makna student. Dalam menjalani perkuliahan, mahasiswa harus belajar mandiri, dan tidak sekedar mengandalkan dosennya. Dosen memberi kuliah tentu tidak utuh. Kuliah itu ibarat memukulkan paku pada sebatang kayu. Kuliah itu seperti tukang kayu. Pukulan selanjutnya, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dilakukan mahasiswa sendiri. Itulah sebabnya, sehingga mahasiswa dianjurkan untuk memanfaatkan sumber-sumber belajar seperti perpustakaan, digital library, wifi di kampus, informasi senior, dan sebagainya. Mahasiswa yang tekun, ulet, menjaga kesehatan, mengikuti kuliah dengan baik, bersosialisasi dengan lingkungan kampusnya, memanfaatkan perpustakaan, pastilah akan meraih sukses dalam menempuh perkuliahan. Andre Wongso dalam sebuah Koran menulis dalam bentuk kisah. Syahdan, seorang tua kaya bertemu dengan anak muda berbadan tegap. Kekar. Kuat. Perkasa. Sayang seribu sayang, meskipun berbadan kekar, ia hidup miskin. Pak Tua menyapanya, hei anak muda tampan dan kaya. Anak muda itu, tersinggung. Sebab, pada faktanya, ia adalah pemuda miskin. Mengapa pak tua menyapa diriku sebagai anak muda kaya. Padahal saya ini orang miskin, protesnya. Pak Tua, maukan kamu menjual kupingmu seratus keping emas? Tidak, jawabnya tegas. Maukah kamu menjual tanganmu seratus keping emas? Tidak. Maukah kamu menjual kakimu seharga seratus keping emas? Tidak, jawabnya lagi. Demikian seterusnya. Pak Tua berkata, ternyata Anda ini anak muda kaya. Hernando De Soto dalam risetnya menemukan bahwa ternyata negara- negara miskin itu merasa miskin karena tidak pernah secara tepat menghitung aset- aset yang dimilikinya. Aset yang dimaksud adalah rumah, tanah meskipun tanah kosong, dirinya sendiri, dst. Kita ini, orang Indonesia, sesungguhnya sangat kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Tetapi mengapa hidup kita tidak makmur? Tidak sejahtera? Karena tidak memiliki skill yang cukup mengelola alam raya ini. Hamparan savana, pantai yang indah, gunung- gunung, aneka flora dan fauna, dst adalah kekayan alam yang tiada duanya di dunia ini. Kita harus belajar dari negara tetangga Singapura. Negara kecil mungil yang hanya memiliki daratan yang sempit, pasir pun dari Kepri. Singapura juga tidak memiliki sumber air bersih yang cukup. Dulu, Singapura pada masa Thomas Raffles hanyalah daerah rawa- rawa yang rawan sarang nyamuk Malaria. Tetapi karena Lee Kwan Yew sebagai perdana menteri yang kuat, futuristik, kini Singapura yang kecil itu sangat menentukan perekonomian dunia. Why? Karena orang- orang Singapura memiliki skillfull. Sumber daya manusianya handal. Mereka menegakkan aturan secara ketat. Masyarakatnya tertata. Meskipun biaya hidup mahal. Anehnya, para pejabat lebih senang berobat ke Singapura meskipun rumah sakit di Indonesia sudah demikian canggihnya. Konon, untuk menjaga gengsi dan prestise sosial. Isteri-isteri pejabat juga sering dan doyan belanja dan membuang uang ke Singapura. Kita juga sejatinya belajar dengan kebijakan Raja Salman di Saudi Arabiyah. Saudi sangat terkenal dengan raja minyak. Tetapi, sumber daya mineral minyak pastilah terbatas. Sekarang ini, Raja Salman mewajibkan anak- anak muda arab untuk bekerja pada sektor- sektor riil termasuk menjadi pramusaji di restoran. Mereka tidak boleh hanya mengandalkan bantuan dari negara. Kita tidak bisa membayangkan, kalau wisata spiritual haji dan umrah berhenti beberapa tahun, Arab Saudi pastilah menjadi negara gagal secara ekonomi. Devisa negara Saudi Arabiyah triliyunan rupiah itu adalah akumulasi dari biaya haji umat Islam dari seluruh dunia. Indonesia pada setiap tahunnya mengirim jamaah haji sekitar 200 an ribu jamaah. Kalau dihitung dengan jumlah jamaah umrah mendekati angka satu juta jamaah setiap tahunnya. Angka yang pantastik. Orang Indonesia juga gemar membuang uang ke Mekkah Medinah dengan alasan penyucian spiritual. Belum lagi paket umrah pada bulan suci ramadhan. Bagi orang kaya baru, harga mahal unuk biaya umrah ini tidaklah menjadi soal. 1. Untuk menyongsong MEA, kita harus secara sungguh-sungguh menerapkan kurikulum berbasis entrepreneur apun prodinya. Berdasarkan penelitian Robert Kiyosaki, yang dituangkan dalam bukunya dengan judul: Why A students work for C Student. And B students work for the governance. Anak-anak pintar bekerja kepada anak-anak yang biasa-biasa saja. Anak-anak yang memilki IQ middle pada akhirnya bekerja sebagai PNS, di kantor-kantor pemerintah. Karena mereka tidak mempelajari uang. 2. Sekarang, kita sedang menggagas SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). SKPI biasa juga disebut sebagai Diploma Supplement. Dalam SKPI akan tergambar profil lulusan PTKI. Kemampaun dan skill yang mereka miliki harus terdeskripsi dengan baik. Kompetensi lulusan, distingsi dan spesifikasinya harus dipastikan dari sekarang. Seorang pimpinan perguruan tinggi tidak lagi sekedar mewisuda dan memberikan selembar ijazah dan transkripsi nilai. Tetapi, perguruan tinggi terutama bagian akademik harus melampirkan SKPI tadi yang memuat track-record akademik mahasiswa. Dengan demikian, lulusan kita dapat berkompetisi dan bersaing. Kalau perlu, mereka dipersiapkan untuk menjadi petarung. 3. Pimpinan Perguruan Tinggi harus membentuk Student Career Centre. Pusat pengembangan karier mahasiswa dan dosen. Mahasiswa yang mudah mengeluh, dan frustasi perlu mengalami bimbingan, konseling, motivasi agar mereka kuat menghadapi tantangan. Ada bibliotherapy, yaitu memberi therapy kepada seseorang dengan film motivator, cerita, testimoni tokoh-tokoh inspiratif. Film-film Nick, yang tanpa tangan dan kaki. Tetapi ia terus berjuang untuk hidup dan menaklukkannya. Dan ia sukses dan bahkan memiliki isteri yang sangat cantik. Life is choice. Hidup adalah pilihan. Kaya adalah pilihan. Miskin adalah pilihan. Sakit pun adalah pilihan. Arahnya pada pengembangan external control psikology menjadi internal control psikology. Agar setiap mahasiswa responsibility. Tanggung jawab. Mahasiswa tidak mudah menyalahkan orang lain. Ada sebuah tamsil. Pada zaman dahulu, tersebutlah seorang kaya di kota Baghdad. Si kaya mau mengadakan traveling keluar kota yang jauh. Si kaya memaggil tiga pembantunya. Saudara-saudara besok pagi saya mau mengadakan perjalanan jauh selama satu tahun. Bahwa ke mana saya pergi, itu cukuplah saya yang tahu. Saya ingin membekali kalian seratus dinar. Seratus dinar kepada si A, B, dan C. Singkat cerita, satu tahun kemudian, si kaya kembali ke istananya. Dikumpulkannya ketiga pembantunya itu. Pembantu A, kau apakan uang seratus dinar itu. Karena uang itu harus dihemat, maka uang itu saya tanam. Uang itu masih utuh. Kalau tuan mau melihatnya, saya bisa menggali tanah tempat saya menanam uang tersebut. Pembantu B, uang itu you apakan. Uang itu bagi saya hanyalah untuk bersenang- senang. Jadi saya pakai uang tersebut untuk berfoya- foya. Barangkali juga sudah untuk main perempuan. Pembantu C, uang itu saya investasikan. Uang itu untuk investasi dunia dan akhirat. Uang itu sudah berkembang. Saya investasikan kepada masyarakat banyak. Demikian pula ilmu. Ilmu jangan dipendam sendiri. Ilmu bukan untuk prestise sosial. Tetapi untuk investasi dunia dan akhirat. Agar ilmu itu berkah. Agar masyarakat merasakan kemaslahatan dan keberkahannya. Jalaluddin Rumi pernah berkata: Ketika Anda wafat, jangan cari pusaramu di bumi. Tetapi carilah pusaramu di hati umat manusia. Bruce Nussbaum dalam buku: Creative Intelligence menyebutkab bahwa: To be successfull, one can't just be good, one must also be a creator, a maker, and doer. Untuk menjadi sukses, seseorang tidak cukup mengandalkan menjadi orang baik saja. Seseorang harus menjadi pencipta (kreatif), pembuat (inovasi), dan sebagai pelaku (pelaksana). Tanamlah pohon. Pupuklah. Kelak di kemudian hari menjadi pohon yang rindan. Tempat orang banyak berteduh. Buahnya banyak. Dan mashlahat bagi orang banyak.

Tidak ada komentar: