Gallery

Sabtu, 11 Februari 2017

Yala-Pattani

Kota Yala dan Pattani adalah dua kota yang berada di Thailand Selatan. Kedua kota ini sebagai pusat kebudayaan Melayu. Melayu di Thailand berarti muslim. Kedua kota ini sampai detik ini masih dalam pengawasan pemerintah pusat. Kalau kita melakukan perjalanan pastilah kita melewati sejumlah check pointt. Dan masing-masing check point terpampan sekitar 10 orang yang dianggap buron. Pada malam pertama kami keliling kota sambil menikmati suasana malam. Kami mencari kuliner. Tiba-tiba saja kami dicegat di tengah jalan oleh sejumlah tentara yang sedang jaga malam. Untungnya Adul Yadai, local staf adalah orang Thailaand dan santri pondok Gontor Ponorogo. Saya lihat mereka bercakap serius dalam Bahasa Thailand. Seorang tentara mengawasi sambil mengarahkan senter kecilnya ke arah muka kami. Kami diam saja. Kami juga tidak mengerti bahasa Thailand. Yang terdengar hanya kata "kap" dari mas Adul. Akhirnya kami lepas dan melanjutkan perjalanan mencari makan malam. Sesampai di restoran, saya bertanya. Tadi itu kami hanya mendengar kata "kap". Kap itu artinya apa? Ya, jawab mas Adul. Oh begitu!. Thailand Selatan mulai memberontak ketika pada tahun 2002 terjadi larangan penggunaan Bahasa Melayu di sekolah-sekolah. Padahal Bahasa Melayu identik dengan Islam. Kota Pattani dan Yala adalah pusat kebudayaan Melayu. Di Yala sendiri sudah tahun ke-4 mereka menyelenggarakan the Melayu Day. Di sini ada festival budaya antar negara, Thailand,Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Ada pameran budaya. Tahun ini dari Indonesia UIN Walisongo Semarang dan IAIN Purwokerto mengikuti the Melayu Day. Madrasah 4 Jakarta juga ikut mementaskan Tari Saman. IAIN Purwokerto mementaskan shalawatan. Saya kira perhelatan seperti ini sangat penting untuk menambah wawasan dan jejaring regional ASEAN. Bahwa kita sadar memiliki saudara serumpun Melayu yang mungkin nasibnya masih di bawah kita. Mereka hidup di negaranya sendiri tetapi dalam tekanan politik pemerintah pusat. Sebab di Thailand muslim hanya sekitar 20% kata Mas Agus Sholeh yang sudah empat kali ke Thailand. Sebagai muslim minoritas dan berada di daerah selatan Thailand,Yala dan Pattani perlu mendapatkan support dari kita. Sebab,negara-negara Timur Tengah juga gencar menanamkan pengaruh di kota ini. Sesungguhnya kitalah yang seharusnya memberi pemahaman Islam Indonesia kepada muslim Melayu Thailand. Ada hal lain yang menarik menurut catatan mas Agus Sholeh tadi. Bahwa tahun 2004 Thailand heboh dengan sex education. Pendidikan seks hanya fokus kepada dua hal. Kesehatan reproduksi dan seks aman. Sex education seperti ini tentu sangat jauh berbeda dengan konsep Islam yang sangat ketat terhadap larangam berzina. Hanya Islamlah agama yang memiliki konsep zina. Konon, di Thailand mas kawin termasuk mahal. Mungkin itulah sebabnya kalangan muda-mudi yang penting suka sama suka mereka bisa saja hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Kembali kepada sex education tadi mestinya juga diajarkan family planning. Merencanakan keluarga sejahtera sangat penting dalam kehidupan berkeluarga. Demikian penjelasan sekilas dari mas Agus Sholeh. Di Pattani ada seorang ulama yang sangat terkenal, Syeikh Muhammad Zain al- Pattani. Saya tidak tahu makam beliau di mana. Saya juga lagi mencari tahu, di mana kitab-kitab beliau bisa didapatkan. Apakah ada pondok-pondok pesantren atau madrasah yang menyimpannya. Di Thailand ada dua tempat wisata yang terkenal. Puket dan Pattaya. Semoga ada waktu untuk mengunjungi salah satunya. Sebab keduanya berada di dua tempat yang berbeda. Puket dekat kota Yala sekitar dua jam perjalanan. Sedang Pattaya di daerah utara. Konon keduanya memiliki wisata pantai yang eksotik. Selama beberapa hari di Yala, kami sering kesulitan membaca tulisan Thailand. Koran di lobby hotel hanya kita mengerti foto-fotonya. Tak satu huruf Thailand yang kami tahu. Kami takut kesasar. Sebab, bagaimana cara bertanyanya. Mereka jugaa tidak mengerti berbahasa Inggeris. Untungnya masih banyak yang mengerti bahasa Melayu. Itupun harus dieja dulu. Sesekali kami harus menggunakan bahasa isyarat. Ternyata, bahasa Thailand sangatlah penting untuj studi Islam kawasan ASEAN. Ada banyak hal sisi-sisi perkembangan Isam serumpun Melayu yang masih tertutup awan sejarah. Tradisi Islam yang sudah lama mengakar di Thailand tenggelam dalam rawa-rawa sejarah. Sebentar lagi Islam di Thailand tinggal kenangan. Wa Allah a'lam

Tidak ada komentar: