Gallery

Rabu, 22 April 2015

Mati Karena Batu Akik

Batu akik sangat fenomenal. Bahkan seorang kawan berkisah bahwa ketika melaksanakan umrah, ia sempat mengambil bongkahan batu di Madinah. Setibanya di tanah air, batu tersebut digosok. Ternyata keras, dan berubah warna, bisa menyaingi batu akik. Berita Kompas, ada anak meninggal hangut di sungai Ciliwung. Ada pedagang batu akik, sekeluarga, ayah, anak-bini meninggal di mobil dagangannya. ampelas habis karena menggosok batu. kalah dengan ampelas untuk menggosok kusen. Di pinggir jalan yang dulunya tempat berjualan langsat, dukuh dan durian berganti dengan tempat berjualan bongkahan batu. Ada banyak jenis batu, seperti kalimaya Susu, Kalimaya teh, kecubung wulung, kecubung teh, safir biru, badar sulaiman, badar besi, pasir intan, batu gambar semar, mata harimau, sisik naga merah, batu Bacan, batu siklop, batu Garut, Batu kalwing, Batu Giok, Zamrud, lumut biru, raflesia, bio solar, dst. Pagi pejabat yang senang batu, konon untuk menambah marwah. Bagi kebanyakan pecandu batu memakainya sebagai asesoris. Ada juga orang iseng, memakai batu mulia sebagai alat untuk berkomunikasi dengan komunitas pecinta batu. Demikian seterusnya. Oleh banyak pengamat batu, baru kali ini fenomena batu demikian menjamur. Hampir seluruh pelosok nusantara memiliki batu mulia. Memang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki julukan Zamrud Khatulistiwa. Saya tidak tahu, mengapa banyak orang betul-betul gila batu. Ada berita, ada orang yang tega mencuri batu nisan pak Bagong (ayah Budayawan Butet) untuk digosok menjadi batu mulia. Bahkan ada yang mau mati karena "batu".

Tidak ada komentar: