Jumat, 30 Desember 2016
Kata Asing dalam Al-Qur'an
Kata kafir, kafur, hanif, aswaq, abbun adalah sederet kata dalam Al- Qur'an ditengarai sebagai kata- kata asing dalam al- Qur'an. Kata Allah sendiri ditengarai dari bahasa Syiria Aramaik atau bersumber dari bahasa Yahudi, demikian catatan Imam al- Razy dalam kitab tafsir Mafatih al- Ghaib, jilid 1, h. 84 dan Abu Hayyan dalam al- Bahr al- Muhith, jikid 1, h. 15. Sebagian besar pakar berpendapat bahwa Allah itu murni bahasa Arab. Hal bisa dilihat dalam catatan Imam al- Razy dalam tafsir Mafatihnya.
Orang Kufah menganggap Allah dari kata al- ilahu. Sedang orang Basrah berpendapat kata Allah dari al- Lahu, dari Laahun, dari laihun, yang bermakna to be high, yang maha tinggi atau yang terselubung.
Ilahun dari kata alaha, to worship, yang disembah. Ada juga yang berlendapat dari kata aliha, to be perplexed, yang membingunkan. Kata aliha ila, to turn to for protection, tempat kembali untuk meminta perlindungan. Sebagian lagi berpendapat bahwa terambil dari kata waliha, to be perplexed, yang membingunkan.
Mayoritas sarjana barat berpandangan bahwa kata ilahun adalah murni dari kata Semitik. Untuk kata Allah memang sudah lama digunakan oleh kafir Arab jauh sebelum kedatangan nabi Muhammad. The word....Allah...., came into use in Arabian heathenism long before Muhammad's time ( Wellhausen, Reste, 217). Kata Allah bahkan juga ditemukan dalam prasasti bangsa- bangsa Arab sebelum Islam. Kata Allah juga sudah dipakai dalam kata- kata sumpah di kalangan bangsa Arab. Wa Allahi. Wa billahi. Wa tallahi. Demikian menurut penjelasan al Syanqithy dalam pendahuluan kitab al- Mu'allaqat. Kata Allah ta'ala bersumber dari Arabiyah Selatan sebagaimana terdapat dalam prasasti Qatabanian. Lihat Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur'an, 2007, h. 66-67.
Kata shalla, to pray, berdo'a. Dalam al- Qur'an kita menemukan kata shala-wa-tan, shalat, do'a. Mushallin, orang yang melaksanakan shalat, who prays. Mushalla adalah tempat shalat atau berdo'a. Kata shalat dari Aramaik. Ada yang berpendapat bahwa kata tersebut dari Yahudi Aramaik, tetapi yang sangat mungkin dari bahasa Syiria. Untuk prase aqaama al- shalat, mendirikan shalat dari Bahasa Syiria, menurut pendapat Wensinck, dalam Joden, h. 105. Kata shalla sudah sering dipakai dalam puisi- puisi Periode Islam awal. Juga sudah tercantum dalam prasasti di Semenanjung Arabiyah ( Arthur Jeffery, the Foreign, h. 198-199).
Ada banyak kata- kata ading dalam al-Quran. Antara lain: abbun, rerumputan, ibriq, kendi air, iblis, biang kejahatan, ajrun, penghargaan, upah, ahbar, hibrun, ahli hukum Yahudi, ara'ik jamak dari arikah. Al- Raghib dalam kitab al- Mufradatnya menyebut arikah sebagai bahasa arab. Tetapi keterangan tersebut tidak banyak menolong. Al- Suyuthy dalam kitab Itq, h. 318 mengutip pendapat Ibn al- Jauzi bahwa kata tersebut pinjaman dari bahasa Abissiniyah. Keterangan Abu 'Ubaid dari al- Hasan bahwa kata arikah tidak dimengeri sampai seorang Yaman yang memberi tahu bahwa arikah adalah paviliun yang memiliki divan. Asathir, usthurah, hikayat atau dongen. Asathir al- awwalin, dongen- dongen masa lalu. Istabraq, pakaian sutra bagi orang beriman di surga. Istbraq adalah kata Persia menurut al- Dhahhak dalam al- suyuthy, al- Itqan, h. 319, dst. Ussisa, pondasi, dari kata a'issu, bahasa Aramaik. Kafur dalam al-Qur'an disebut sebagai ayat yang menggambarkan minuman di Surga. Ada berpendapat bahwa kafur dari bahasa Arab asli. Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut pinjaman dari Persia. Al- Baladzuri menyebut bahwa ketika tentara arab menaklukkan Mada'in, di sanalah ditemukan kedai yang bahan campuran minumannya dari bahan kafur. Kursi, kibriya', sombong, kafir, menutup, kahin, dukun, kanz, perbendaharaan. Kail, ukuran atau takaran, dari bahasa Iran. Lauh, papan, plank. Lauh sudah dikenal dalam tradisi keagamaan Yahudi atau Kristen. Tetapi sumber yang bisa dipercaya dari puisi Saraqa ibn Auf dalam kitab Angani, xv, h. 138 bahwa kata alwah lebih populer digunakan Nabi Muhammad dalam pewahyuannya. Ma'idah, hidangan. Hidangan pasca upacara keagamaan. Kata al- Ma'idah turun belakangan periode Madinah yang merujuk pada jamuan Nabi Isa kepada umatnya. Ma'idah ditengarai dari bahasa Persia, myazd, atau maz, maidah. Madinah dari Persia tengah, madina, sebuah kota yang memiliki benteng. Ada juga yang menyebut dari bahasa Arab asli, dari kata ma-da-na, jamaknya mudun atau mada'in. Mizaj-un, to mix, minuman surga. Dari bahasa Syiria yang bermakna air campur anggur. Masjid dari bahasa Syiria, tempat beribadah. Seperti bangunan tempat beribadah Walid ibn el- Ba'al. Kita juga menemukan pada papirus Elephantine. Nabi Muhammad memakai kata masjid untuk semua tempat untuk beribadah. Misk, parpfum, dari Persia, mushk, bukan dari India. Miskin, dari maskanah, kemiskinan. Dari bahasa Akkadian, muskenu yang bermakna the humbke class, and so poor, sangat miskin. Ma'in, air mancur, sangat boleh jadi bahasa Syiria. Kata ma'in digunakan pada periode awal dan pertengahan pewahyuan Makkiah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar