Selasa, 29 November 2016
Program Strategis Azerbaijan
Setelah melakukan kunjungan dan pembicaraan dengan rektor empat perguruan tinggi di Azerbaijan ( ADU, Azerbaijan Diller University, Baku State University, Qafqaz University, dan Baku Higher Oil School), maka berikut kami catat beberapa program strategis yang perlu follow up:
1. Untuk penguatan Program studi perminyakan dan pertambangan UIN syarifhidayatullah Jakarta, maka perlu pengiriman mahasiswa dan dosen UIN Jakarta untuk magang dan belajar manajemen pengelolaan prodi di Baku Higher Oil School). Alumni PTKI yang berminat studi perminyakan bisa melanjutkan program magister di sini. Perguruan tinggi ini memiliki sertifikat ISO empat, dan memiliki standar akademik internasional. PT ini juga dibawah binaan langsung presiden Azerbaijan. Bapak Hendar Martono, orang Indonesia adalah salah seorang key person yang memiliki keilmuan yang mumpuni dan diakui di Azerbaijan. Azerbaijan bagi Indonesia adalah negara yang letaknya jauh tetapi sangat penting membangun hubungan dan kerjasama budaya, pendidikan, dan ekonomi. Sebab, Azerbaijan adalah negara yang termasuk cepat dalam melakukan recovery ekonomi.
2. Ke-empat PT tersebut di atas sejatinya dapat dijadikan tujuan studi doktor untuk penguatan program 5000 doktor. Tuition fee dan persyaratan rekruitmennya juga tidak terlalu ketat, tetapi PT memiliki dosen dan profesor yang bereputasi internasional. Rektor Baku University, Prof Abel Mohammarov adalah seorang intelektual muslim yang disegani dalam perminyakan. Prof Abel selalu berpikir dan mendesain program- program akademik unggulan untuk menciptakan kader- kader muslim agar kelak mereka dapat meraih hadiah nobel. Sebab, ternyata perusahaan dan saudara- saudara Alfred Nobel justeru berinvestasi minyak di Baku, Azerbaijan.
3. Perlu mengajak para rektor terutama swasta untuk mendalami management perguruan tinggi di Azerbaijan. Qafqaz University yang dulunya perguruan tinggi eks Yayasan Fathullah Ghulen, bisa bangkit dan maju. Dan dikelola oleh pemerintah, semua pengurus dan pegawainya juga ditentukan pemerintah.
4. Menteri Agama RI perlu pengaturan waktu agar bisa memberikan guest lecturer di Baku University dan Baku International Multiculturalism Center. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kedua negara di bidang keagamaan, budaya dan politik. Kedua negara bisa saling belajar dan memperkaya pengalaman masing- masing. Azerbaijan memiliki sejarah panjang dalam berbangsa dan bernegara. Mungkin kesalehan ritual tidak tampak menyolok di sini. Tetapi masyarakatnya ramah, bersih, dan disiplin. Dalam hal menyikapi perbedaan mazhab antara sunni dan syi'ah, mereka selalu mencari persamaan. Kalau ada yang ssma, mengapa harus membesar- besarkan perbedaan. Jadi identitas keberagamaan tidak terlalu penting. Barangkali sikap seperti ini karena Azerbaijan masih menghadapi masalah perang perbatasan dengan Armenia. Masyarakat Azerbaijan relatif terbuka untuk membangun kerjasama dengan pihak luar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar