Gallery

Rabu, 03 Februari 2016

The Corporate Mystic

The Corporate Mystic adalah buku yang ditulis oleh Gay Hendricks dan Kate Ludeman. buku ini dahsyat dan sangat menginspirasi jutaan pebisnis dan membawa mereka menjadi sukses. Buku ini menggambarkan bahwa ternyata para mistikus sekarang bukan hanya ditemukan di rumah ibadah seperti kuil, gereja dan masjid. Tetapi para mistikus itu justeru ditmukan di kantor-kantor dan perusahaan besar. karakter, kejujuran, integritas yang berkelimpahan justeru ditemukan pada diri CEO sebuah perusahaan besar. Rasa humor yang tinggi, semangat berbagi, dan keseimbangan hidup justeru kita temukan di belakang para direktur perusahaan tersebut. Ini mencengangkan.
Buku ini ditulis berdasarkan seribu jam wawancara dengan ratusan pengusaha sukses di Amerika Serikat.  Ada banyak kisah menarik pada setiap bab dan sub bab buku ini. Beberapa contohnya, sebagai berikut:
Bill Wiggenhorn, rektor Universitas Motorola, perusahaan yang sangat inovatif menghargai karyawannya yang sangat berprestasi dengan cara yang unik. Salah seorang karyawatinya yang berprestasi tinggi diberi kesempatan untuk mengambil program doktor dan memberinya beasiswa. Sebab, karyawatinya ini bekerja tidak terlalu memedulikan untuk mendapatkan uang. Ia lebih tertarik untuk bekerja secara profesional, tanpa terlalu peduli dengan besaran uang yang diterimanya dari perusahaan.
Lain lagi dengan Philip Knight, bos Nike Corporation. Beliau pada setiap kamis puasa bicara. kamis bisu untuk bermeditasi. ia banyak merenung. Pada suatu kesempatan, ia naik pesawat. Manajer di sampingnya sibuk dengan telpon yang terus berdering untuk menunjukkan dirinya sebagai manajer profesional yang patut diperhitungkan. Sementara Knight sendiri adalah top manajer tetap duduk tenang, diam, dan tidur-tidur ayam.
buku ini juga bercerita tentang perilaku karyawan yang pengeluh. Biasanya karyawan yang pengeluh menunjukkan bahwa dirinya memang bermasalah. Pengeluh biasanya menandakan bahwa dia itu kurang berintegritas. Terbukti, seorang karyawan yang terkenal terus mengeluh pada suatu kesempatan pulang lebih lambat dari kantor. Bahkan sampai malam hari. ternyata ia dan isterinya memakai telpon kantor untuk kepentingan diri dan keluarganya. Ada lagi karyawan pengeluh yang sering mengambil jepitan kertas milik kantor. Demikian seterusnya.  

Tidak ada komentar: