Gallery

Selasa, 15 Juli 2014

Cuti

Seorang kawan menyarankan agarsaya melakukan 'puasa' selama satu atau dua tahun untuk segera melakukan rihlah akademik. Seumpama ke negeri timur tengah, seperti Arab Saudi, Mesir, Maroko, Yaman atau Teheran. Ada lagi yang menyarankan agar ke eropah saja seperti Belanda. Sebab Belanda atau Inggeris memiliki perpustakaan yang memiliki koleksi yang melimpah untuk pengembangan keilmuan yang saya geluti selama ini. Terhadap usul dan ide kawan ini, saya kira rasional. Rihlah akademik itu sangat penting untuk academic recharging. Saya sesungguhnya sangat tertarik. Yang menjadi problem adalah bagaimana pendidikan anak-anak saya? Bagaimana karier saya selanjutnya? Bagaimana dengan marier isteri saya yang kebetulan seorang dosen? Apakah ada sponsor yang tertarik untuk membiayai? Ataukah ide rihlah ini cukup enam bulan saja, tidak perlu sampai dua tahun sehingga tidak perlu cuti di luar tanggungan negara. Atau satu tahun untuk pengayaan literatur bagi penelitian yang sedang dirancang. Saya lagi memikirkan secara matang. Sebab, memang dalam hidup ini perlu melakukan perenungan yang mendalam untuk melakukan perubahan yang signifikan ke depannya. Terkadang, perenungan beberapa detik yang justeru mengubah sejarah hidup seseorang. Demikian pula sebaliknya.

Tidak ada komentar: