Gallery

Jumat, 30 Desember 2016

Kata Asing dalam Al-Qur'an

Kata kafir, kafur, hanif, aswaq, abbun adalah sederet kata dalam Al- Qur'an ditengarai sebagai kata- kata asing dalam al- Qur'an. Kata Allah sendiri ditengarai dari bahasa Syiria Aramaik atau bersumber dari bahasa Yahudi, demikian catatan Imam al- Razy dalam kitab tafsir Mafatih al- Ghaib, jilid 1, h. 84 dan Abu Hayyan dalam al- Bahr al- Muhith, jikid 1, h. 15. Sebagian besar pakar berpendapat bahwa Allah itu murni bahasa Arab. Hal bisa dilihat dalam catatan Imam al- Razy dalam tafsir Mafatihnya. Orang Kufah menganggap Allah dari kata al- ilahu. Sedang orang Basrah berpendapat kata Allah dari al- Lahu, dari Laahun, dari laihun, yang bermakna to be high, yang maha tinggi atau yang terselubung. Ilahun dari kata alaha, to worship, yang disembah. Ada juga yang berlendapat dari kata aliha, to be perplexed, yang membingunkan. Kata aliha ila, to turn to for protection, tempat kembali untuk meminta perlindungan. Sebagian lagi berpendapat bahwa terambil dari kata waliha, to be perplexed, yang membingunkan. Mayoritas sarjana barat berpandangan bahwa kata ilahun adalah murni dari kata Semitik. Untuk kata Allah memang sudah lama digunakan oleh kafir Arab jauh sebelum kedatangan nabi Muhammad. The word....Allah...., came into use in Arabian heathenism long before Muhammad's time ( Wellhausen, Reste, 217). Kata Allah bahkan juga ditemukan dalam prasasti bangsa- bangsa Arab sebelum Islam. Kata Allah juga sudah dipakai dalam kata- kata sumpah di kalangan bangsa Arab. Wa Allahi. Wa billahi. Wa tallahi. Demikian menurut penjelasan al Syanqithy dalam pendahuluan kitab al- Mu'allaqat. Kata Allah ta'ala bersumber dari Arabiyah Selatan sebagaimana terdapat dalam prasasti Qatabanian. Lihat Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur'an, 2007, h. 66-67. Kata shalla, to pray, berdo'a. Dalam al- Qur'an kita menemukan kata shala-wa-tan, shalat, do'a. Mushallin, orang yang melaksanakan shalat, who prays. Mushalla adalah tempat shalat atau berdo'a. Kata shalat dari Aramaik. Ada yang berpendapat bahwa kata tersebut dari Yahudi Aramaik, tetapi yang sangat mungkin dari bahasa Syiria. Untuk prase aqaama al- shalat, mendirikan shalat dari Bahasa Syiria, menurut pendapat Wensinck, dalam Joden, h. 105. Kata shalla sudah sering dipakai dalam puisi- puisi Periode Islam awal. Juga sudah tercantum dalam prasasti di Semenanjung Arabiyah ( Arthur Jeffery, the Foreign, h. 198-199). Ada banyak kata- kata ading dalam al-Quran. Antara lain: abbun, rerumputan, ibriq, kendi air, iblis, biang kejahatan, ajrun, penghargaan, upah, ahbar, hibrun, ahli hukum Yahudi, ara'ik jamak dari arikah. Al- Raghib dalam kitab al- Mufradatnya menyebut arikah sebagai bahasa arab. Tetapi keterangan tersebut tidak banyak menolong. Al- Suyuthy dalam kitab Itq, h. 318 mengutip pendapat Ibn al- Jauzi bahwa kata tersebut pinjaman dari bahasa Abissiniyah. Keterangan Abu 'Ubaid dari al- Hasan bahwa kata arikah tidak dimengeri sampai seorang Yaman yang memberi tahu bahwa arikah adalah paviliun yang memiliki divan. Asathir, usthurah, hikayat atau dongen. Asathir al- awwalin, dongen- dongen masa lalu. Istabraq, pakaian sutra bagi orang beriman di surga. Istbraq adalah kata Persia menurut al- Dhahhak dalam al- suyuthy, al- Itqan, h. 319, dst. Ussisa, pondasi, dari kata a'issu, bahasa Aramaik. Kafur dalam al-Qur'an disebut sebagai ayat yang menggambarkan minuman di Surga. Ada berpendapat bahwa kafur dari bahasa Arab asli. Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut pinjaman dari Persia. Al- Baladzuri menyebut bahwa ketika tentara arab menaklukkan Mada'in, di sanalah ditemukan kedai yang bahan campuran minumannya dari bahan kafur. Kursi, kibriya', sombong, kafir, menutup, kahin, dukun, kanz, perbendaharaan. Kail, ukuran atau takaran, dari bahasa Iran. Lauh, papan, plank. Lauh sudah dikenal dalam tradisi keagamaan Yahudi atau Kristen. Tetapi sumber yang bisa dipercaya dari puisi Saraqa ibn Auf dalam kitab Angani, xv, h. 138 bahwa kata alwah lebih populer digunakan Nabi Muhammad dalam pewahyuannya. Ma'idah, hidangan. Hidangan pasca upacara keagamaan. Kata al- Ma'idah turun belakangan periode Madinah yang merujuk pada jamuan Nabi Isa kepada umatnya. Ma'idah ditengarai dari bahasa Persia, myazd, atau maz, maidah. Madinah dari Persia tengah, madina, sebuah kota yang memiliki benteng. Ada juga yang menyebut dari bahasa Arab asli, dari kata ma-da-na, jamaknya mudun atau mada'in. Mizaj-un, to mix, minuman surga. Dari bahasa Syiria yang bermakna air campur anggur. Masjid dari bahasa Syiria, tempat beribadah. Seperti bangunan tempat beribadah Walid ibn el- Ba'al. Kita juga menemukan pada papirus Elephantine. Nabi Muhammad memakai kata masjid untuk semua tempat untuk beribadah. Misk, parpfum, dari Persia, mushk, bukan dari India. Miskin, dari maskanah, kemiskinan. Dari bahasa Akkadian, muskenu yang bermakna the humbke class, and so poor, sangat miskin. Ma'in, air mancur, sangat boleh jadi bahasa Syiria. Kata ma'in digunakan pada periode awal dan pertengahan pewahyuan Makkiah.

Menguatnya Conservative Turn di Indonesia

Menguatnya Conservative Turn di Indonesia Kertas Kerja: Muhammad Zain Sejarah Kekerasan Agama Karen Armstrong menulis lagi buku menarik dengan judul: Fields of Blood Religion and the History of Violence, 2014. ...Religions and their followers are inherently violent--or so the popular atheist claim goes. But here Karen Armstrong shows that the true reasons for war and violence in our history often had very little to do with religion. Tesis Armstrong adalah sangat sedikit persentuhan agama yang melahirkan kekerasan. Kekerasan lebih banyak karena politik, motif ekonomi dan kekayaan. Selama ini ada pandangan bahwa agama memiliki dua sisi. Sisi kemaslahatan dan kemafsadatan. Ada damai dalam agama. Juga ada bencana. Karen menolak pandangan miring terhadap norma dan doktrin agama. Agama pastilah sebagai way of life. Suluh kehidupan. Agama, rahmat dan "bencana"? Dalam studi agama-agama, memang biasa kita mendengarkan ungkapan bahwa agama itu memiliki dua sisi. Yakni sisi perekat sosial dan sekaligus "pemecah". Dengan agama dengan konsep keumatannya dapat menjadi "kohesi" sosial yang sangat kental. Sebaliknya, dengan ajaran agama yang dipahami dalam aspek tertentu, agama dapat menjadi pemicu konflik sosial. Contoh kecil, apabila ada orang yang "berpindah" agama, maka hak-hak dalam keluarganya secara otomatis "terputus" termasuk hak waris. Ada hadis yang berbunyi: la yarithu al-muslim al-kafir.Wa la al-kafir al-muslim. Seorang muslim tidak boleh menerima dan memberi harta waris dari dan kepada seorang kafir. Demikian sebaliknya. Kalau ada kelompok keluarga yang kebetulan keluar Islam dan memeluk agama lain, atau yang bersangkutan "murtad"--tentu dengan berbagai pandangan tentang murtad ini--, maka dia secara otomatis terputus hak-hak kewarisannya. Bagaimana ini? Sebaliknya, kalau ada orang kafir atau komunitas lain yang memeluk Islam, maka tanggung jawab sosialnya menjadi tanggung jawab "umat", komunitas muslim. Mereka biasa menyebutnya sebagai "muallaf". Bahkan muallaf ini menjadi salah satu golongan penerima zakat (dari delapan kelompok/ thamaniyat ashnaf). Charles Kimball menulis buku dengan judul: When Religion Becomes Evil, 2008. Buku ini sudah diterjemahkan oleh Nurhadi dan Izzuddin Washil dengan judul: Kala Agama Jadi Bencana, Mizan, 2013. Buku ini menarik karena merangkum perjalanan panjang penulisnya yang sudah melanglang buana dalam studi agama-agama besar dunia. Kimball, penulisnya merisaukan konflik agama dan munculnya ektrimisme dalam agama-agama besar dunia, termasuk Islam. Ada fenomena menarik dan kita sulit memahami mengapa sunny-syi'ah di Iraq masih saja saling bunuh-bunuhan? Mengapa gerakan Hizbut Tahrir, Taliban, dll masih saja berkembang subur? Mungkin inilah faktor mengapa gerakan atheisme-intelektual semakin tumbuh subur juga, seperti Christopher Hitchen dengan karyanya: God is not Great: How Religion Poison Everything (2007), Richard Dawkins, The God Delusion (2006), Sam Harris, The End of Faith (2004), dst. Dulu, kita hanya gelisah dengan karya-karya Karl Max, Das Kapital, Nietzhe, Zaratustra, Charles Darwin, The Origins of the Species, dll. Agama-agama besar dunia harus berbenah diri. Kalau tidak, agama-agama besar dunia akan ditinggalkan. Belakangan, kita melihat gerakan Karen Armstrong yang gencarnya mengkampanyekan "cinta kasih". Pengembaraan Armstrong yang panjang dalam menggeluti studi agama-agama besar dunia seperti Katolik, Yahudi, Budhdha dan Islam, mengantarkannya untuk berpendapat bahwa ternyata kita harus segera menampilkan agama-agama pada masa Aksial. Masa Aksial adalah masa sekitar Nabi Ibrahim a.s. Di sanalah sisi-sisi agama yang paling otentik. Demikian pandangan beliau dalam The Great Transformation. Peace Education Pendidikan damai harus terus dikampanyekan dan dipraktikkan. Sebab, sejarah bangsa kita tak sepi dari kekerasan. Kita terlanjur mewarisi sejarah bangsa yang berdarah- darah. Kita terlanjur belajar sejarah raja dan penguasa, bukan sejarah sosial yang damai. Sejarah agama- agama besar dunia juga sama saja. Semua agama besar tak sepi dari sejarah kekerasan. Rebutan umat menjadi salah satu pemicunya. Dakwah dan missionari atau apa pun namanya juga bisa memicu kekerasan. Dalam kitab suci ada juga ayat yang dikesankan bisa menyulut kekerasan. Dalam al Quran ada ayat- ayat qital ( ayat perang), ayat al saif ( ayat pedang). Dan bahkan jihad biasa pula diterjemahkan dengan the holy war, perang suci. Shahid atau syuhada, mati sebagai martir adalah merupakan dambaan umat Islam awal. Bahkan sekarang pun, mati syahid merupakan dambaan sebagian orang yang menyatakan diri sebagai pejuang Islam. ' isy kariman atau mut syahidan. Hiduplah mulia atau matilah secara syahid. Padahal, al Quran ,enganjurkan agar kita selalu meninggal dalam keadaan muslim. Khatib jumat selalu membaca QS Ali Imran ayat 102, .....ya ayyuha al alzina amanu ittaqu Allah haqqa tuqatih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun... Padahal, setiap harinya kita selalu mewiridkan:...Allahumma anta al salam, wi minka al salam, wa ilaika ya'udu al salam. Fa hayyina rabbana bi al salam. Wa adkhilna al jannata daral salam. Ya zal jalal wal ikram. Ada lagi do'a yang selalu dialntunkan oleh Nabi shalla Allah alaih wa sallama: ...Allahumma ashlih lana dinana al lazi wuwa 'ishmatu amrina. Wa ashlih lana dunyana al lazi fihi ma'asyuna. Allahumma ashlih lana akhitana al lati ilaiha ma'aduna. Allahumma aj'al al hayata ziyadatan lana fi kulli khair in. Wa aj'al al maut rahatan lana min kulli syarrin....visi kita adalah hidup damai. Hidup memberi mashlahat. Hidup harus membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Hidup sejahtera. Hidup yang bahagia. Dan kalau mati masuk surga. Ketika kita shalat dimulai dengan takbir al ihram. Sebuah penegasan bahwa yang Maha Agung hanyalah Allah Swt. Selain-Nya hanyalah kecil. Shalat diakhiri ucapan salam. Allah akbar harus meneri dampak keselamatan, kebahagiaan, dan kemaslahatan. Berbeda dengan video ISIS yang menggunanakan lafaz Allah akbar untuk memukul dan menyiksa kaum perempuan. Allah akbar bukanlah simbol kekerasan. Lafaz Akbar jalla Jalaluh harus diteruskan Allah al jamal, Allah Maha Indah. Jalaliyah Allah harus diimbangi dengan jamaliyah- Nya. Inna Allah jamilun yuhibbu al jamal. Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah, dan sangat menyukai keindahan. Ini salah satu hadis yang dikutip oleh Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al Istiqamah. Ibu Taimiyah memberi contoh salah satu hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama yang maknanya kira- kira seperti ini bahwa kalau seseorang memakai pakaian yang indah dan elok dipandang, itu sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah yang Maha Indah. Karen Atmstrong dalam karya teranyarnya, Fields of Blood Religion and the History of Violence, (2014) menolak tesis para ateis yang menyatakan bahwa agama dan para pengikutnya sangat dekat dengan kekerasan. Armstrong menegaskan bahwa pandangan yang benar adalah sangat sedikit perang dan kekerasan yang terjadi atas nama agama.....that the true reasons for war and violence in our history often had very little to do with religion. Islam Indonesia sebagai Referensi Dr Carool Kersten dalam bukunya: Islam in Indonesia, the Contest for Society, Ideas and Values (2015) menegaskan bahwa Pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi dapat menjadi "alternatif ketiga" (third way) dan menjadi pilihan yang tepat di tengah ambigu negara- negara mayoritas muslim dalam menentukan sikap antara memilih negara sekuler dan atau negara Islam. Posisi strategis Indonesia dari segi geografis, demografis dan ekonomi menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia berada di tengah poros perdagangan Asia- Pasifik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke- empat dunia. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar nomor wahid dunia. Pasca Arab Spring, dunia semakin tertarik melirik Islam Indonesia. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan Boko Haram semakin memperteguh pentingnya dunia Islam terutama Timur Tengah untuk datang belajar ke Indonesia. Gerakan dan aksi ISIS telah memporak- poranda legacy, warisan, dan khazanah peradaban dunia. ISIS dan Boko Haram juga membakar buku dan manuskrip- manuskrip yang tak ternilai harganya. Membakar manuskrip berarti telah memotong generasi. Mereka telah menghilangkan nyawa orang- orang yang tak berdosa. Dan yang paling menyedihkan, mereka juga telah dan sedang menghancurkan peradaban manusia. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa Islam Indonesia saat ini, tidak lagi dipandang sebagai Islam peripheral. Islam pinggiran yang tidak menentukan. Tetapi Islam Indonesia adalah Islam mainstreaming. Islam Indonesia sejatinya menjadi referensi dunia dalam demokrasi dan moderasi Islam, Islam wasathiyah. Islam Indonesia adalah genuine dan otentik. Tokoh-tokoh pemikir muslim kontemporer Indonesia, seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Amin Rais, Buya Ahmad Syafi'i Ma'arif memiliki corak pemikiran yang khas dan otentik. Artikulasi dan pergumulan pemikiran antara sekularisme, liberalisme, pluralisme dan Islam dapat diselesaikan dengan baik. Pemikiran beliau- beliau ini semuanya bermuara dan berujung pada "Islam Moderat", Islam wasathiyah. Meskipun tidak dapat dibantah bahwa 15 tahun terakhir, di Indonesia juga terdapat fenomena Conservative Turn, pembalikan wajah Islam yang ramah, damai dan santun ke arah konservatif dan radikal. Menurut penelitian Prof Martin van Bruinessen, dkk, bahwa Conservative Turn tersebut juga sudah masuk pada lembaga- lembaga formal di Indonesia, seperti Ormas-ormas dan lembaga pendidikan. Halmana, ormas-ormas Islam selama ini tampil sebagai penyangga civil society. Ini adalah warning dan tantangan bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam Indonesia. Ini adalah tantangan buat kita semua. Bahwa Islam wasathiyah harus menjadi common platform kita dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus terus berdiskusi dan membuka "ruang dialog" untuk saling memperkaya dan mencari titik temu. Barangkali menarik untuk kita diskusikan lebih jauh temuan Michael Laffan, dalam bukunya: The Making of Indonesian Islam, bahwa Islam Indonesia yang sering digambarkan sebagai Islam moderat, sesungguhnya terjadi karena jasa para ulama sufi yang memainkan peran aktif dalam membentuk tradisi- tradisi Islam Indonesia. Kalaupun ada praktek intoleransi dalam penyebaran Islam, hal itu adalah pengaruh dari penaklukkan tentara Arab. Peran ulama- sufi seperti Nuruddin ar Raniny, Abdul Rauf Singkel, Abd Shamad al- Palimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al- Banjari, Syeikh Yusuf al- Makassari, Syeikh Nanawi al- Bantani, penyair Hamzah Fansuri, pujangga Ronggowarsito sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk watak dan karakter Islam Indonesia. Karakter Islam Indonesia lebih mengedepankan akhlak dan etika dalam pergaulan. Islam Indonesia juga lebih akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal. Tegasnya, nilai-nilai universal Islam datang untuk “memahkotai” budaya lokal. Islam Indonesia yang moderat, damai dan santun harus terus dirawat dan diperkuat agar dunia semakin damai, aman dan toleran. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana tatanan dunia Islam tanpa Islam Indonesia. Kita ini mewarisi pelajaran Sejarah Islam politik yang berdarah-darah. Sejarah perang. Al Maghazi, kitab al Maghazy, Prof Ahmad Amin menolak riwayat riwayatnya. Banyak mitos daripada fakta. Prof Marshal Hudgson, the Venture of Islam. Saya ingat cak Nur ( Prof Nurcholish Madjid) peradaban Indonesia kok candi Borobudur, prambanan. Ketika ke Masjid Istiqlal, yang kotor, bau pesing, dan tidak tertata. Dennys Lombard, 30 tahun meneliti, NusaJawa, Silang Budaya, tiga jilid. Lapisan Islam Indonesia sangat kuat. Penetrasi Islam Jawa sangat dalam. Lapisan lapisan terdalamnya sangat kuat. Sehingga Islam Indonesia tidak mudah tergerus. Sejak kolonialisme Belanda, dan Dai Nippon, Jepang. Islam masih tegak. Di Jawa ini terjadi akulturasi Islam. Akulturasi budaya, peradaban besar dunia. Dari Arab, China, India. Semuanya Menyatu di Indonesia. Tidak saja Arab. Michael Feaner, Islamic Connections, hubungan ulama Nusantara dengan Yaman, Ma'bar. Ada enam puluh orang anak Indonesia di sana, tetapi belajar Wahabi. Wahabi ini sudah gagal mengurus Kakbah. Mengurus Haji. Menghilangkan sirah nabi. Jejak langkah. Prof Hossien Nasr, musuh sufisme adalah wahabi. Awas, Atheisme Baru? Suatu pagi di London, kami berkunjung pada sebuah Sekolah Menengah Pertama. Kami melakukan studi banding pengajaran agama di sekolah umum. Kami bertemu dengan Bu Emily. Seorang guru agama yang energik dan antusias dalam mengajar. Ia tampak disenangi oleh murid-murid dan kawan sejawatnya. Penampilannya kasual. Familiar. Dan juga cantik. Di penghujung acara saya sempat bertanya mengenai beberapa buku pajangan di belakang mejanya. The God Delusion, karya Richard Dawkins, salah satu buku yang berjejer di perpustakaan mini miliknya. The God Delusion adalah buku yang kontroversial yabg mempropagandakan atheisme lewat pendekatan sains (biologi). Dalam karyanya ini, Dawkin berulang kali memproklamirkan dirinya sebagai seorang atheis. Dan dalam batas-batas tertentu kuga ia seorang agnostik. Ia berkeyakinan bahwa Tuhan personal dan maha pencipta secara sains sudah tidak ada. Tuhan pencipta supranatural bisa dipastikan tidak ada. Bahwa kepercayaan tentang ada Tuhan personal atai dewa hanyalah hayalan. Delusi. Pada bagian introduction bukunya itu, ia berkisah tentang pengalaman isterinya yang gelisah belajar agama. Untuk apa pelajaran agama ini. Bukankah agama tidak mengantar para penganutnya hidup damai dan bahagia. Ada banyak orang yang sudah gamang dan segera hendak meninggalkan agama yang dipeluk orang tua mereka. Anda bisa menjadi seorang atheis yang bahagia, waras, bermoral dan puas secara intelektual, imbuhnya. Sebab, ada banyak orang yang secara intelektual menonjol tidak percaya kepada agama Kristen, tetapi mereka menyembunyikannya dari publik, karena mereka khawatir akan kehilangan penghasilan, Bertrand Russel, filosof. ( h.127). Kritik terhadap eksistensi dan kehadiran agama bermunculan. John Lennon, artis merindukan dunia tanpa agama. Mungkinkah kehidupan lebih baik dan lebih damai tanpa agama. Peristiwa 9/11 karena fanatisme agama. Perang Salib yang menelan korban sangat besar dan terjadi dalam kurung waktu 200 tahun. Agama Islam disebarkan juga dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Agama Kristen juga demikian. Yahudi apalagi. Gerakan jihadis dan kekerasan atas nama Tuhan karena agama juga. Bahkan Graham Fuller menulis buku: The World without Islam. Apa jadinya dunia tanpa Islam. Tentu kita tidak pernah mengenal madrasah. Kita tidak akan tahu Taliban. Kita tidak akan berkenalan dengan kaum jihadis. Selanjutnya, gerakan God without religion juga menguat. Di samping gerakan liberal thinker. Para pemikir bebas tumbuh subur. Pertanyaannya kemudian, akankah agama formal akan ditinggalkan sebagaimana telah diramalkan John Naisbit 20 tahun yang lalu. Bahwa ada kecenderungan agama formal akan ditinggalkan. Spirituality yes, and organized religion no. Inilah tantangan kita. Inilah tantangan agama-agama besar dunia. Agama harus tampil mencerahkan. Bahwa agama harus mendamaikan dan mensejahterakan umatnya. Agama jangan dikacaukan oleh kepentingan politik umat dan para aktivis agama. Bahwa agama sejatinya mengajarkan dan menganjurkan kebaikan. Tetapi ketika agama diseret- seret ke ranah politik tentulah akan menimbulkan permusuhan dan ceceran darah. Bahwa penelitian Karen Armstrong, politik dan penguasaan atas lahan serta ladang minyaklah yang memicu pertumpahan darah atas nama Tuhan (agama). Wa Allah a'lam bi al shawab.

Rabu, 28 Desember 2016

Ali Syari'ati

Ali Syari'ati masyhur sebagai seorang intelektual revolusioner Iran. Syari'ati dikenal juga sebagai seorang eklektik kelas utama. Pada dirinya terpatri doktrin Islam tradisional. Ia seorang muslim kuat, ia juga sebagian Kristen, sebagian Budhis, sebagian, Mazdaki, sebagian Sufi, sebagian heretik, sebagian Marxis, sebagian eksistensialis, sebagian humanis, dan sebagian skeptis. Ia sangat terpengaruh oleh teori- teori kelas Marx. Ia juga terhipnotis oleh gagasan spiritualitas Louis Massignon, guru dan sahabatnya. Ia menulis buku bersama Fatima is Fatima. Massignon adalah seorang islamog beragama Katolik, tetapi sangat menguasai spiritualitas Islam terutama gagasan al- hulul Husain al- Hallaj. Syari'ati juga sangat konsern dan berguru kepasa Sartre, tokoh eksistensialis tulen. Gagasan manusia merdeka, saya kira diambil dari tokoh dan filosof eksistensialis ini. Gagasan revolusioner Ali Syari'ati cukup berliku. Ia harus berhadap- hadapan dengan rezim Pahlevi yang otoriter dan berupaya membungkam kekuatan revolusi. Syari'ati lahir di Khurasan, tanah bertuah dan kaya akan tradisi spiritualitas Islam. Imam al- Ghazali, hujjatul Islam lahir dan wafat di Khurasan. Hidup Syari'ati penuh pergolakan. Wafatnya di London juga penuh teka- teki dan misteri. Ia ditemukan tertelungkup di kamarnya. Sebagian laporan menyebutkan bahwa ia bunuh diri. Adalagi yang menyebut terkena serangan jantung. Memang pada akhir hidupnya, Syari'ati mengalami masa-masa sulit di London. isterinya tertahan di imigrasi Iran. Sementara Susan dan adiknya Sara lolos untuk terbang ke London. Syari'ati dua tahun terakhir dilanda depresi. Syari'ati merasakan kematian sebelum ajal, ketika ia harus menjalani tahanan rumah setelah lepas dari penjara. Keluarganya menghiburnya dengan berlibur ke laut Kaspia, Azerbaijan. Tetapi Syari'ati tampaknya tidak dapat menikmati liburan tersebut. Ia hanya tampak mondar- mandir di pinggir pantai tanpa menyentuh airnya. Sesekali ia merokok untuk menghilangkan kepenatan pikirannya. Suasana gundah di London, barangkali juga menjadi penyebab kematiannya. Atau barangkali konspirasi penguasa Iran kala itu juga ikut dalam misteri kematiannya. Hubungan Syari'ati dengan Mustadha Muthahhari adalah kurang baik. Entah personal maupun profesional. Kita tidak tahu apa penyebabnya, Muthahhari demikian tidak menyukai Syari'ati. Ada yang menyebut karena Syari'ati dianggap Marxian yang bertentangan dengan tradisi keilmuan muslim Iran. Syari'ati adalah tokoh dan pemikir revolusioner Iran. Syari'ati disebut sebagai aktivis penggerak revolusi Iran. Pikiran- pikiran dan pandangan revolusioner Syari'atilah yang menyulut revolusi Islam Iran. Di samping tokoh penggerak Imam Khomeini dan Murthada Muthahhari. Gnostisisme Ali Syari'ati. Tujuan kehidupan adalah untuk melihat sinar kebenaran. Agama dan ritualnya hanyalah sebuah instrumen untuk mencspai tujuan. Hanya sufiemelah yang dapat memuaskan pengembarsan intrlektual Syari' ati. Sebab dalam sufisme terdapat semua perwujudan esensi agama. Syari'ati, hati tidak memiliki hubungan apa- apa dengan organ pemompa darah. Hati adalah organ spiritual. Syari'ati adalah tokoh pergerakan yang menginspirasi generasi muda Iran khususnya. Syari'ati mengalami pergolakan pemikiran yang tidak biasa. Syari'ati pada masa mudanya mengalami "bisikan dari langit". Ketika Syari'ati kecil berangkat sekolah dasar, di tengah jalan ia mengalami bisikan langit tersebut. Setidaknya Syari'ati dua kali mengalami peristiwa tersebut. Syari'ati kemudian menisbahkan pengalaman dirinya sama atau mirip- mirip dengan peristiwa spiritual nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama dan tokoh- tokoh suci lainnya. Seperti Abu Yazid al- Bustami, Husain al- Hallaj, Ainul Qudhat al- Hamadzani, dst. Demikianlah, pergolakan pemikiran dan kegelisahan Syari'ati hampir sempurna. Pergumulannya dengan filsafat barat yang sekuler, dan pertemuannya dengan tokoh- tokoh besar dunia membuat Syari'ati memiliki perbendaharaan keilmuan yang otentik. Latar belakang pendidikannya di Sorbonne University, Prancis membuat Syari'ati memiliki pijakan akademik yang cukup kokoh dalam melancarkan pikiran dan cita-cita revolusinya.

Sabtu, 24 Desember 2016

Nasruddin Khoja

Nasruddin adalah tokoh legendaris. Jenaka. Cerdas. Nasruddin sama dengan Abu Nawas dengan latar kota Baghdad. Nasruddin, dari kata Nasr-ud-din bermakna Menang karena yakin. Ada tulisan Mohamamd Yasin Owadally dengan judul Great Tales from Mullah Nasruddin Effendi, The Witty Saint, 2001. Tulisan ini menarik karena memuat cerita- cerita jenaka. Singkat, dan memnginspirasi. Seperti pertanyaan seseorang ke mullah, mengapa ikan tidak bisa bicara seperi manusia. Karena ia hidup di dalam air, jawab mullah.

Korea Selatan

Korea Selatan pada tahun 1945 hanyalah sebuah kota miskin. Korea Selatan masa itu senasib dengan Indonesia. Negara yang menderita karena rezim militer dan dampak perang dunia. Wilayah kotanya hanyalah daerah kumuh. Dengan kerja keras, dan pendidikan, Korea Selatan kini sudah menjadi kota metropolis. Kota yang melahirkan produk- produk elektronik yang merajai dunia. Nokia duku jaya. Sekarang Nokia seakan ditelan bumi. Samsunglah yang menjadi pemenang. Hand phone atau gadget cerdas hanyalah merek Samsung atau Oppo. Nokia sudah tidak bisa lagi berkutik. Nokia bahkan sudah bangkrut dan sudah dibeli oleh Microsoft. Mengapa demikian? Orang Korea Selatan 20'tahun lebih belajar ke Eropa dan Amerika. Mereka dikenal sebagai bangsa pekerja keras. Belajar yang sungguh- sungguh. Dari sisi agama, memang Korea Selatan bernasib sama dengan China. Mereka mengalami spiritual void. Kekosongan spiritual. Mereka mayoritas beragama Budhdha dengan memegang teguh prinsip- prinsip Konfusianis. Sekitar 30% mengaku menganut Kristen Katolik. Dan 23% menganut Protestan. Pertanyaanya kemudian, apakah Islam menjadi pilihan juga? Ternyata, Orang Korea Selatan tidak banyak yang beragama Islam. Apakah karena agama Islam tidak ada seorang da'i yang mumpuni yang bisa meyakinkan bangsa Korea bahwa Islam sebagai agama pilihan? Padahal,dari segi konsep, Islam ada banyak kemiripan dengan Konfusianisme. Sachiko Murata dan Tu Wei Ming telah menulis buku dengan judul The Tao Of Islam untuk Prof Sachiko Murata. Dan yang satunya lagi karya bersama. Kerja keras bangsa Korea terlihat pada kesungguhan mereka dalam studi. Mereka rata- rata meninggalkan kampus pada jam 10 malam. Sedang bangsa Jepang rata- rata keluar kampus jam 9 malam. Memang standar Korea Selatan, selalu melampaui bangsa Jepang. Produk- produk Korea Selatan selalu di atas produk- produk Jepang. Sesungguhnya, ini memiliki dasar historis. Halmana, bangsa Korea Selatan sakit kepada bangsa Jepang. Tetapi dalam arti positif. Mereka menjawab dengan kerja keras. Mereka belajar dengan sangat keras melampaui rata- rata orang Jepang. Enam puluh tahun yang lalu, Korea Selatan hanyalah sebuah negara yang membangun ekonominya di atas tanah gurun. Sekarang bukan hanya sebagai negara yang termasuk 11 negara terkuat dari sisi ekonomi, tetapi juga sebagai negara demokrasi yang menggetarkan ( a vibrant democracy) dan negara yang memiliki kekuatan budaya baru ( an emerging cultural force). Proses transformasi Korea Selatan dibahas secara komprehensif dalam buku Daniel Tudor, Korea: The Impossible Country, 2012. Shout Kore'as amazing rise from the ashes: the inside story of an economic, political, and cultural phenomenon.

Master Cheng Yen-- lanjutan

22. Count your blessings, cherish them and sow more blessing. Hitunglah berkah yang dimiliki. Hargailah, dan ciptakanlah beerkah yang baru. 23. When we treat others with love and compassion, we wilk not stir up ill feelings, and we will be able to form good relationships with others. Ketika kita melayani orang lain dengan cinta dan kasih, kita tidak akan dimusuhi orang lain. Dan kita bisa bekerjasama dengan setiap orang. 24. Every singke day is like a blank page of our life. Every person we meet and every event epwe encounter is a vivid essay. Setiap hari adalah lembaran baru dalam kehidupan. Setiap orang yang kita temui dan setiap peristiwa merupakan hal dan kisah menarik. 25. Be careful and mindful when dealing with others, but do not be narrow- minded. Berhati- hatilah dan cermatlah dalam berperilaku dan menangani sesuatu, tetapi jangan picik dan mencari- cari kesalahan. 26. To have two good hands and refuse to work is no different than having no hands at all. Seseorang yang memiliki dua tangan tetapi tidak berbuat, sama saja dengan orang yang tidak memiliki tangan. 27. Do nit think too highly of yourself, and yet, never underestimate your ability, either. Janganlah terlalu menganggap diri terlalu penting. Juga jangan terlalu merendahkan kemampuan diri sendiri. 28. To live in peace, we must have inner peace. To have inner peace, we must have a clear conscience. When our conscience is clear and our mind at peace, we bring peace and bliss to those around us. 29. Speak kind words,think good thoughts, do good deeds, and walk the right path. 30. When we view the world from a different perspective, the world becomes vast and wide. Dunia tampak luas dan tanpa batas. If we shift our perspective in everything we do, we will feel at ease with everything and everyone. Segala akan nyaman dan tanpa tekanan. 31. Be honest and true, in everything we do. Be kind and forgiving in our interactions with others. 32. Life becomes meaningful when we assume responsibilities. Avoiding responsibilities makes our life empty. Hiduo terasa bermakna karena kewajiban. Menghindari kewajiban menjadikan hidup tanpa makna. 33. Do not wish for less responsibility in order to enjoy a life of leisure. Ask for more strength to take on more responsibilities. Jangan eminta kwajiban kita diringankan agar kita memiliki waktu senggang. Perkuatlah kemampuan diri agar dapat memikul tanggung jawab yang lebih besar. 34. Even the tiniest bolt must be screwed on tightly in order to perform its best. Andaikan kita hanyalah sebuah mur dan baut, dan yang sangat kecil sekalipun, pastikan sudah terpasang dengan kencang agar dapat berfungsi secara optimal. 35. In the face of adversity, be grateful, for such opportunities. Do not come by often, ketika menghadapi situasi buruk sekalipun, kita harus bersyukur. Karena situasi seperti itu tidak ditemui setiap saat. 36. When conflict and adversity arisem always keep a spacious and tolerant heart. 37. Forgive those unintentionally hurt us. Do nit be simeone who is easy hurt by others. Kita hendaknya dapat memaafkan orang yang melukai kita tanpa sengaja. Tetapi jangan pula menjadi orang yang terlalu mudah dilukai. Sesungguhnya masih banyak falsafah hidup beliau, tetapi saya harus meninggalkan kamar hotel Borobudur, tempat saya menginap. Saya mencatatnya dari buku panduan hidup Master Cheng. Sayang sekali saya lupa judul bukunya. Semoga suatu waktu, saya berkesempatan menginap di Borobudur hotel, dan saya bisa melanjutkan tulisan ini.

Lee ka Shing

Lee ka Shing adalah orang terkaya Asia. Beliau lahir di Chaozhou, Guangdong, 29 juli 1928. Beliau pemilik perusahaan Cheung Kong Holdings, LinKa Shing Foundation. Kekayaan bersih berkisar USS 26,5 billion pada tahun 2008. Menurut catatan majalah Forber, ia adalah orang Cina terkaya di dunia. Adalah sangat kenarik menyimak falsafah hidup beliau, sebagai berikut: Jika Anda ingin kehidupan sederhana Maka Anda akan menghadapi masalah sederhana Jika Anda ingin kehidupan terbaik Maka Anda akan menghadapi yang paling sulit Dunia ini begitu adil, Jika Anda ingin yang terbaik, Maka Dunia akan memberikan masalah yang menyakitkan! Anda akan menang jika Anda berhasil menerobosnya Namun jika Anda tidak berhasil melaluinya, Maka hiduplah sederhana! Segala bentuk kesuksesan bukanlah tentang seberapa Geniuskah Anda menjadi diri Anda! Kesuksesan mengenai kemampuan Anda untuk Menghadapi dan melewati berbagai kesulitan dengan senang hati.

Islam Indonesia

Seminar Islam Nusantara 1. Budaya lokal di Turki, Afrika, kita ini mayoritas. 2. Orang Makassar Polaperadaban di kampus. islam nusantraa, ada akulturasi budaya, Jawa, Melayu. Ini memiliki ciri tersendiri. Ketika, abbasiyah, amawiyah, pada zaman, saintis ditolak dalam dunia akademika.perkembangan di Iain, magister juga demo. Jawab Zain Kita ini mewarisi pelajaran Sejarah Islam politik yang berdarah darah. Sejarah perang. Al Maghazi, kitab al Maghazy, Prof Ahmad Amin menolak riwayat riwayatnya. Banyak mitos daripada fakta. Prof Marshal Hudgson, the Venture of Islam. Saya ingat cak Nur, peradaban Indoensia, kok candi Borobudur, prambanan. Ketika ke Masjid Istiqlal, yang kotor, bau pesing, dan tidak tertata. Dennys Lombard, 30 tahun meneliti, NusaJawa, Silang Budaya, tiga jilid. Lapisan Islam Indonesia sangat kuat. Penetrasi Islam Jawa sangat dalam. Lapisan lapisan terdalamnya sangat kuat. Sehingga Islam Indonesia tidak mudah tergerus. Sejak kolonialisme Belanda, dan Dai Nippon, Jepang. Islam masih tegak. Di Jawa ini terjadi akulturasi Islam. Akulturasi budaya, peradaban besar dunia. Dari Arab, China, India. Menyatu di Indonesia. Tidak saja Arab. Michail Feaner, Islamic Connections, hubungan ulama Nusantara dengan Yaman, Ma'bar. Ada enam puluh orang anak Indonesia di sana, tetapi belajar Wahabi. Wahabi ini sudah gagal mengurus Kakbah. Mengurus Haji. Menghilangkan sirah nabi. Jejak langkah. Prof Hossien Nasr, musuh sufisme adalah wahabi. 3. Abd mutalib, Kemenag Kediri. Bahwa peradaban Islam itu diutamakan produknya. Produk halal, kosmetik. Adakah pendidikan Islam yang bicara halal food. 4. Politik pemberdayaan. Perbanyak center center. Pusat pusat kajian. Bukan kajian pusat. UIn Jogja sudah 41 center. Pusat pusat kajian. Keimanan yang kita tanpa pengetahuan, akan menjadikan kita fanatik Dr Maftukhin Tulung Agung tidak memiliki sejarah Politik. 1. Mpu Prapanca, pnulis kitab Nagara kertagama. Mpu Tantular, penulis buku Sutasoma, orang Jawa Tengah. Bhinneka Tunggal Ika. Ini semua orang Tulung Agung. Gou Pasir. Tempat penempaan penulis Nusantara. Hayam Wuruk Kanjeng Ratu. 2. Perkembangan IAIN sgt pesat. Sdh 23 prodi. Ut s. Dua, delapan prodi. Dan s.tiga satu prodi. Kami memiliki delapan ribu mahasiswa sarjana satu. Gadjah Mada.

Selasa, 13 Desember 2016

Master Cheng Yen

Dharma Master Cheng Yen lahir di kota kecil Chingshui, Taiwan pada tahun 1937. Pada umur 23 tahun beliau meninggalkan rumah dan memilih menjadi biksuni. Semula beliau mendapat tantangan hebat dari keluarganya. Ia menggunduli rambutnya. Ia memilih hidup sangat sederhana. Ia memndirikan yayasan Budhdha Tzu Chi yang melayani orang- orang miskin, kesehatan, pendidikan. Ia melayani tanpa melihat perbedaan ras, agama, suiu, dan negara. Berikut, saya kutipkan beberapa filosofi hidup beliau: 1. While working, learn; while learning, awaken to the many truths of life. 2. Over time, we can build great character, achieve great success, and cultivate great virtue. 3. When walking, as we step one foot forward, we lift the other foot up. In the same way, we sholud let go of yesterday and focus on today. Life is impermanent, but wisdom-life lasts forever. Love is boundless, its spirit will live on. Kehidupan tidak kekal. Kearifanlah yang abadi. Dengan cinta kasih yang tak terbatas, semangat hidup tetap menggelora. 5. A person with a generous heart and compassion for all beings. Leads the most blessed life. Orang yang paling bahagia adalah yang hidupnya memaafkan dan mengasihi sesama. 6.only those who respect themselves have the courage to the humble. Hanya orang yang menghargai dirinya, yang berani untuk bersikap rendah hati. 7. To regard ourselves lighty is wisdom. To regard ourselves highly is attachment. Randah hati adalah sidap bijaksana. Tinggi hati adalah sikap yang menunjukkan kemelekatan. 8.the reason that people cannot be humble is because they cling to their past achievements. Seseorang yang tidak mau mengalah, karena ia selalu mengingat sukses masa lalu. 9. We start to slacken the minute we try to find excuses for ourselves. Seseorang mulai lalai pada detik di mana ia memaafkan dirinya. 10. To be brave enough to undertake responsibilities is an inspring force. To be brave enough to admit a mistake is a noble virtue. Keberanian memikul tanggung jawab menginspirasi orang lain. Keberanian memikul tanggung jawab atas kesalahan merupakan sikap mulia. 11. It is easy to reflect on major mistakes, and hard to eradicate small bad habits. Kesalahan besar mudah membuat kita mengintrospeksi diri. Kesalahan kecil dan buruk sulit untuk dihilangkan. 12. The hardest thing for people to see is themselves. Yang paling sukit dilihat dengan jelas adalah diri sendiri. 13. Nothing is impossible with confedence, perseverance, and courage. Semua bisa diwujudkan dengan tigal hal, percaya diri, ulet dan berani. 14. Kita harus mengatasi persoalan sesuai dengan prinsip, dan bukannya menyesuaikan prinsip kita dalam mengatasi persoalan. We must carry out our tasks according to principles, and not let our principles be compromised by our tasks. 15. Dalam menyelesaikan masalah kitabharus berpegang pada prinsip. Dan tidak berkompromi. Karena kalau sering berkompromi, maka kita akan terbelit dalam permasalahan tersebut. We should abide by our principles and not socialize reluctantly. If we party too often, we may be influenced instead of influencing others. 16. Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing- masing individu. The beauty of a group lies in the refinement of its individuals. 17. Kepribadian seseorang dapat terlihat dari sikapnya pada saat berjalan, berdiam, duduk, dan berbaring. A person's refinement and disposition are naturally displayed in the way he walks, stands, sirs, and lies down. 18. Seeing virtue in others is itself a virtue. Mengagumi orang lain akan meningkatkan martabat diri. 19. Material things are meant to be used by people. Yet, lacking wisdom, we are perpetually discontent, and become enslaved by material things. Semua benda adalah untuk manusia. Namun orang orang yang kurang bijaksana akan menjadi budak benda- benda tersebut. 20. The ocean can be filled, yet the tiny mouth of human being can never be filled. Lautan dapat ditimbun sampai rata. Namun mukut kecil manusia selamanya tidak dapat diisi penuh. 21. How bitter life is when we have desires! Our demands on others eill bring us endless misery. Sikap selalu banyak menuntut akan menimbulkan banyak penderitaan dalam hidup. Banyak menuntut kepada orang lain, akan mendatangkan penderitaan tak terhingga bagi diri sendiri. 22. One who is content immensely broad- hearted. Abroad- hearted person will not be in dispute with others over any matter. Orang yang bersyukur akan berhati lapang. Orang yang lapang tidak akan berselisih dengan siapa pun dan dalam hal apa pun.