Gallery

Kamis, 30 Juni 2016

Gulistan, Sa'di Shirozi

Gulistan adalah karya legendaris Sa'di Shirozi. Karya Sa'di ini ditulis di tengah- tengah huru- hara politik dan serangan tentara Mongol ke Baghdad. Sa'di sendiri pernah ditangkap dan dipenjara oleh tentara Salib. Jadi, Gulistan ditulis pada saat berkecamuknya perang Salib dan serangan Jengis Khan. Dikisahkan bahwa pada saat penghancuran kota Baghdad oleh Jengis Khan, Sa'di bisa lolos dari maut. Kekejaman tentara Mongol demikian tak terperikan. Penduduk kota dipenggal. Gadis- gadis cantik dikumpulkan di lapangan dan diperkosa beramai- ramai. Kitab dan karya- karya monumental ulama dan para saintis muslim dibakar. Sebagian ditenggelamkan di sungai Tigris. Sampai sungai Tigris hitam dengan tinta kitab- kitab yang dibuang dari Perpustakaan Bait al Hikmah. Tigris juga merah karena darah para penduduk Baghdad mengalir. Kekejaman tentara Mongol tak terperikan. Mengerikan. Semenjak Sa'di lolos dari maut penyerangan kota Baghdad, ia berkelana ke berbagai wilayah di Timur dan di Barat. Ia mengembara ke India ( Somnath, Punjab, Gujarat, Ghazna), Balkh, Herat, Yaman, Hijaz ( Mekkah- Madinah), Yerussalem, Mesir, Maroko, Balkan, Mediteranian, Khasgar, China dan Anatolia ( Turki). Setelah pengembaraannya yang panjang ini, dan melewati darat dan laut, Sa'di menulis kitab Gulistan. Gulistan dipandang sebagai karya otentik karena memiliki banyak pesan- pesan moral. Gulistan berbeda juga dengan karya Jalaluddin Rumi yang terkenal itu, Fihi ma Fihi. Dalam Gulistan Kisah Yusuf dan Zulaikha mengambil porsi yang cukup panjang. Barangkali kisah cinta Yusuf- Zulaikha memiliki pesan moral dan cinta yang sangat mendalam bagi kemanusiaan. Sa'di juga berkisah tentang penderitaannya ditangkap dan dipenjara oleh tentara Prancis. Waktu itu beliau menelusuri gurun dari Damaskus menuju Yerussalem. Untuk menghindari manusia, Sa'di bergabung dengan binatang. Tapi aral melintang, beliau tetap ditangkap. Disuruh bekerja dan menggali parit bersama dengan orang- orang kafir. Pemimpin Aleppo menemukan Sa'di dalam keadaan menyedihkan itu, akhirnya ditebusnya 10 dinar. Sewaktu tiba di Aleppo, ia dinikahkan dengan puteri sang pemimpin Aleppo dengan mahar 100 dinar. Belakangan, Sa'di menceraikan isterinya ini karena cerewet dan banyak tuntutan.

Senin, 27 Juni 2016

Tobat Nasuha

Alkisah, taubatan nashuha Q.S al- Tahrim(66): 8 dikaitkan dengan nama orang. Yakni Nashuh. Nashuh adalah penjaga dan pelayan kamar mandi. Padahal ia sesungguhnya seorang laki-laki. Suatu waktu, mutiara sang putri hilang. Dan semua petugas digeledah tubuhnya. Keajaiban terjadi, Nashuh tidak diperiksa. Sejak itu, Nashuh tidak lagi memijat di kamar mandi wanita. Nashuh memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang zahid. Nashuh memilih menjalani kehidupan spiritual baru. Ia betul- betul memilih untuk menjadi manusia baru. Ia tidak lagi berbuat dosa sebagai penjaga kamar mandi wanita. ( Matsnawi, V, 2227ff sebagai dikutip Annemarie Schimmel dalam I am Wind...).

Buah Sabar

Dalam Matsnawi, Rumi mengelaborasi dengan sangat indah sabar dan rasa syukur. Shabr itu laksana gaharu, sabr. Dan syukur itu adalah syakkar, manis. Allahlah yang menyelamatkan orang yang sabar, sebagaimana terlihat pada kisah para nabi dan rasul. nabi Yusuf a.s diselamatkan- Nya dari dslam sumur, dan keluar penjara. Bunga- bunga pada musim semi adaalh penerjemah kesabaran. Pada musim dingin, dedaunan berguguran. Hanya dengan kesabaran, pertumbuhan bisa dicapai. Dibutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya untuk pertumbuhan sebuah pohon. Seperti halnya dengan manusia. Bayi adalah buah kesabaran. Bayi membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk tumbuh menjadi manusia cerdas dan beriman. Rumi mengisahkan tamsil orang bodoh yang tidak bersabar. Seperti seorang lelaki yang ingin membuat tatto singa di punggungnya. Karena tidak tahan tusukan jarum, si lelaki memutuskan supaya gambarnya singanya tanpa ekor. Kemudian ia meminta singa tidak berkaki. Singa yang tidak berkepala. Dan singa tidak berbadan. Akhirnya, tato singanya tidak jadi. Kerang yang sabar dan menahan sakit dengan butiran pasir, pada akhirnya melahirkan mutiara. Indah, berkilau dan harganya sangat mahal. Ramadhan melatih kita untuk hidup menjalani cobaan. Sabar terhadap kemalangan hidup. Kehidupan ini, kata Rumi seperti bunga mawar. Ada tangkai, duri dan bunga. Lupakan tangkai dan durinya. Ingat saja bunga yang indah, harum dan menawan. Sabar harus dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan pemberi rahmat dan kasih- sayang.

I Am Wind, You Are Fire

Hidup dan karya Jalaluddin Rumi diurai dengan sangat indah dalam karya Annemarie Schimmel yang berjudul I Am Wind, You Are Fire, 1992. Menelusuri jejak langkah Rumi setapak demi setapak sangatlah indah. Hampir semua sepak terjang Rumi diurai dengan sangat jelas dalam buku ini. Hampir semua pandangan dan syair sufi Rumi disyarah dengan sangat apik dalam buku ini. Sebuah karya yang menawan.....schimmel telah menyajikan kisah hidup dan karya- karya Rumi secara mendalam, puitis dan hidup, kata Seyyed Hissein Nasr. Ada kisah Rumi dalam Matsnawi, loncatnya kacang polong dari periuk. Kacang polong mengeluh karena kepanasan dimasak. Namun, ibu rumah tangga menjelaskan kepada sayur- mayur bahwa mereka harus menjalani ujian ini beberapa saat. Kini mereka harus merasakan api kemurkaan Tuhannya. Setelah itu,mereka tumbuh berbahagia bermandikan matahari kemurahhatian Tuhan. Setelah sayur- mayur itu betul- betul matang dan lembut, barulah manusia menyantapnya. Makanan dimakan dan disaring dalam tubuh manusia dan diubah menjadi sperma dan berkembang menjadi manusia baru, khalqan akhara. Dalam kitab Ma' arif karya Baha'i Walad dikisahkan, Bahwa ia melihat air dan roti dalam perutnya. Air ini, roti ini, dan buah- buahan ini memiliki lidah dan seraya memuji Tuhan dengan suara- suara permohonan....otu berarti sesungguhnya dalam Islam tidak ada makhluk mati. Semua memiliki lidah untuk bertasbih kepada Tuhan....setiap makanan memiliki lidah untuk mengingat Tuhan. Manusia seperti periuk besar. Baunya tergantung jenis makanan yang disantapnya. Pada perjamuan primordial manusia, alastu bi rabbikum...qalu bala....yang pada hari itu, sebelum adanya hari, minuman cinta dibagi- bagikan. Dan setiap manusia meneguk dan memperoleh anggur cinta seduai dengan kapasitas masing- masing. Rumi menengarai gurunya, Syamsuddin banyak meneguk anggur cinta pada perjamuan primordial itu. Kalau manusia memiliki periuk besar yang terbuat dari emas, maka tidak akan terhitamkan oleh asap dan kotoran. Ia akan tetap bernilai tinggi. Dalam kitab Fihi ma Fihi, Rumi memberi tamsil wortel untuk dunia. Dikisahkan seorang badui yang selama ini bersenang -senang dengan manisnya wortel. Ia sangat puas dengan manisnya wortel. Setelah ia ke Konya, ia mengenal manisnya halwa. Barulah ia menyesal, betapa jauhnya ia dari kenikmatan spiritual selama bertahun- tahun. Samal halnya kisah seorang Badui lagi yang membawa air payau dan mempersembahkannya buat Khalifah Baghdad. Air payau itu dikumpulkan lama dari titik- titik hujan di tengah gurun pasir. Si Badui tidak tahu bahwa sungai Tigris telah tersedia air manis yang melimpah ruah. Seseorang beribadah kepada Tuhan dengan harapan menyenangkan Tuhan. Dan berikutnya, ia akan diberi pahala yang melimpah- ruah. Padahal, Tuhan sendiri tidak butuh untuk disembah. Rumi juga sering menyebut mabuknya sang pencinta. 'Isyq, 'asyiq, dan ma'syuq. Cinta, pencinta, dan yang dicinta. Amsal anggur yang disering diucapkan Rumi. Anggur itu juga sebagai tamsil jiwa manusia. Anggur semula masam. Lalu dimasak sinar kasih sayang oleh matahari. Sampai anggur itu menjadi manis. Pada saat- saat tertentu anggur diperss, dimasak untuk waktu yang lama samapi mencapai perkmez. Anggur mencapai tahap komposisi kekentalannya seperti madu. Anggur menyerupai perkembangan dan nasib jiwa manusia yang harus menjalani cobaan dan penderitaan. Agar jiwa manusia itu menjadi lebih matang dan manis. Kondisi 'asyiq- ma'syuq dan keadaan khamriyah, mabuk dilukiskan oleh Rumi dalam Matsnawi. Seorang inspektur polisi memeriksa napas seorang laki-laki yang mabuk, tidak sanggup berdiri tegak. Sang inspektur memerintahkan agar lelaki itu mengucapkan Ah!. Tetapi lelaki itu yang sesungguhnya seorang sufi malah berteriak Hu, Hu!. Sang darwis pada akhir meditasi mistikalnya berterik He, He, He!. Sang inspektur akhirnya marah. Akan tetapi lelaki itu tetap saja keras kepala untuk terus menyebut Hu, Hu! Sebab, Hu, Hu! Adalah ungkapan puncak kegembiraan. Sedang Ah, Ah! Adalah representasi dari dukacita. Puisi Rumi lagi tentang orang yang naik haji. Sang haji mencium batu hitam Ka'bah Karena yang dipikir kannya bibir kekasih. Puisi ini didendangkannya ketika Rumi menyaksikan sekelompok Badui merampok jemaah haji. Peristiwa itu, disanksikannya ketika beliau dan keluarga sedang melakukan perjalanan dari Khurasan ke Konya. Tetapi mereka singgah dulu menunaikan haji.

Ceramah Prof Nasar Umar

Saya kira bukan ceramahnya yang penting, tetapi kebersamaan. Munculnya lima budaya kerja, ada asbab nuzulnya. Ketika H. lukman Hakim Saifuddin menjabat Menteri Agama RI, diperkenalkan dengan konsep lima budaya kerja yang berbeda dengan kementerian lain. Bagaimana kita memperkenalkan inner power kita. Banyak manusia yang tidak mengenal dirinya. Ada riwayat yang berbunyi, man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu. Arafa di sini adalah fiil madhi. Siapa yang sudah mengenal dirinya.... Jadi kita sudah mengenal dirinya..... Manusia sebelum keluar dari rahim ibunya.....ditest oleh expert yang luar biasa. Yakni Tuhan sendiri...alastu bi rabbikum....bala.....bukan na'am, yes. Bala itu bermakna pasti. Manusia diciptakan dengan kedua Tangan Tuhan. Ma manaaka khalaqta bi yadayya....khalaqtu, bukan khalaqna. Manusialah yang satu satunya makhluk yang bisa merepresentasikan khalifah di muka bumi. Manusia selain bisa menjadi hamba juga bisa memiliki khalifah. Malaikat hanya bisa sampai pada hamba. Potensi manusia bisa sampai pada derajat insan kamil. Manusia sempurna. Malaikat dengan seluruh makhluk yang tercipta dengan jamaliyah. Prof Sayyed Hossein nasr, bahwa manusia adalah makhluk fluktuatif. Sebagaimana disebutkannya dalam karyanya Idealiaty and ...... Hebatnya manusia bisa mencapai derajat tertinggi, juga dapat menjadi asfala safilin, derajat terendah. Seandainya manusia semuanya berbuat baik, maka barangkali Allah Swt bisa menciptkan makhluk lainnya yang bisa berbuat dosa. Itulah menggambarkan kesempurnaan Tuhan ada makhluk pendosa. Ada jamaliyah, ada juga jalaliyah. Tuhan itu al hady, pemberi petunjuk. Ada juga sigat lain Tuhan yang disebut al mudhillu, pensesat. Lima budaya kerja sebagai representasi al hadynya Allah swt. Bukan merepresentasi al mudhillu. Kalau masih ada al mudhillu, kita harus berhijrah. Kita berpindah dari al mudhillu menjadi al hady. Secara horizontal dan vertikal juga ada perbedaan. Segala makhluk Allah itu memiliki tingkatan- tingkatan. Beberapa ayat merepresentasi maratib manusia. Ada maratib al awwal, dan al thani. Maratib manusia memiliki jarak yang sangat jauh. Melebihi malaikat. Bisa juga melampaui maratib ke bawah, di bawah hewan. Bal huwa al adhallu... Kita harus mencapai maratib al awwal. Maratib tertinggi. Manusia bisa berada pada karakter malaikat, dan binatang. Bahkan manusia bisa mencapai derajat divine, mencapai Tuhan. Kita percuma membaca al Quran, tetapi kita tidak bisa melakukan hijrah dari maratib al ibtidaiyah dan naik ke atas maratib khalifah. Dan kita konsosten di atas. Semua unsur paling bawah dan yang paling atas, ada pada manusia. Sesungguhnya, kita juga tidak mengenal makhluk mati. Tumbuh- tumbuhan, makan, bertumbuh, sama dengan kita. Kita juga sama dengan binatang. Kita berbeda dengan makhluk lain adalah kita memiliki ruh. Khalqan akhara, ini adalah ruh. Wa nafakhtu fihi min ruhi... Dan aku menginstall ruhku. Mengapa malaikat disuruh sujud kepada Adam? Karena Adam memiliki potensi lahut. Dalam buku kimianya Nashruddin......hati manusia ibarat batu mulia. Kita perlu proses kimia batin. Ada juga kimia fisik. Jabir ibn Hayyan bisa memiliki ilmu yang demikian dahsyat ini. Karena itu, mari kita memilah- milah, kapan manusia menjadi biantang, dan kapan menjadi Tuhan. Ini jangan diceramahkan di majelis taklim. Manakala satu perbuatan yang dilakukan oleh manusia tanpa niat, seperti perintah Nabi saw, innama al amal bi al niyyat. Kalau al amal tidak perlu al shalihat. Al amal pasti positif. Di Kemenag, seharusnya divine creation. Tidak ada sifat kebinatangan. Animal creation. Manusia mampu mengimpor pada dirinya, dengan connectingnya dengan Tuhan yang akan melahirkan super power. Laki- laki dan perempuan, kalau mengerjakan pekerjaan tetapi tidak melibatkan niat. Kalau melibatkan Tuhan, mulai masyiahnya sampai pada istitha' ahnya, maka ini yang disebut sebagai divine creation. Coba lihat tujuh keajaiban dunia, itu karena melibatkan divine creation. Ini adalah karya spiritual. Kalau mau mengerjakan sesuatu yang monumental harus melibatkan spiritual. Bulan suci ramadhan, ada banyak peristiwa besar, karena batin manusia sedang suci. Divine creation. Kalau ada anak buah berbuat yang mengecewakan, itu berarti animal creation. Kalau ada anak yang kurang ajar, padahal nilainya rangking satu? Lalu kita harus bertanya, ketika terjadi di atas ranjang, apakah animal creation, atau human creation? Kalau kita sebagai animal creation juga akan melahirkan animal creation. Padahal, kita dianjurkan untuk berdoa dulu. Kita harus melibatkan Tuhan sebelum menciptakan anak. Itulah sebabnya kita mengenal teologi spiritual. Saya dua kali diundang ke China. Saya baru tahu bahwa orang China memperalat saya. Ada 8,5 hektar luas perusahaan itu. Tanpa menggunakan cleaning service. Sangat bersih. Tidak tukang parkir. Mengkilat semuanya. Tamunya dua ratus orang per hari. Tidak ada selembar daun pun yang bertebaran di situ. Tidak ada satu tetes pun air yang terbuang. Airnya tidak ada yang menetes. Tidak ada tissu yang bertebaran di meja. Padahal ada danau di sampingnya. Ada mini market. Tidak ada penjaganya. Tidak ada CCTVnya. Komponen lap top juga dibuat juga di situ. Satu komputer untuk tiga orang. Kalau satu meja untuk satu orang, maka akan mubazir. Hasilnya terpuji betul. Yang paling menarik adalah sebelum masuk kerja, mereka melakukan meditasi. Mereka memperdengarkan kata- kata hikmah, dan musik. Rulanya di sana, saya juga ada di sana. Tulisan saya di Republika. Digunting- gunting, dan diterjemahkan ke dakam bahasa China. Mereka sangat produktif. Mereka mencintai pekerjaan sama dengan mencintai bayi. Di kantor tersebut, tidak ada debu. Tokyo sudah mengganti beberapa kali. So Zou belum pernah mengganti barang- barangnya. Setiap minggu mereka mencuci kaki orang tuanya. Di sana juga tidak ada pemecatan. Pada absesnsinya, errornya karyawan hanya bileh empat item. Kalau di Kemenag, kalau ada seratus item, barangkali hanya bisa mengerjakan 40 persen. Semestinya kitalah yang memiliki budaya kerja yang seperti ini. Mohon maaf, shalat jamaah kita tidak tepat waktu. Sangat berbeda dengan Komisi Yudicial, yang rela mengskor sidang untuk melaksanakan shakat jamaah. Pimpinan Suzuki di India menyekolahkan manajernya di luar negeri. Sebagian ke Jepang dan sebagian lainnya ke pusat meditasi. Ternyata tingkat kedisiplinan alumni meditasi jauh lebih tinggi daripada yang dikirim ke Jepang. Ada dua cara untuk mencapai Tuhan, atau mencapai prestasi. Fa siru fi al ardhl. Ada juga jalur atma. Dia cukup di atas sajadahnya. Dia bisa berkeliling dalam ruang mikrokosmos. Mengelilingi batin ini sudah cukup luas. Tafakkur, masih berfikir untuk berjalan. Kalau kita tazakkur, Tuhanlah yang akan bekerja. Lalu, kita tawakkal. Tawakkal adalah tambatlah ontamu, baru bertawakkal. Kalau taslim, di atasnya tawakkal, seperti bayi. Tuhanlah yang pro aktif. Bayi menangis sedikit, orang tuanya berebutan. Bayi dua hari tidak mandi, masih berbau harum. Taslim, tawakkalnya janin, tidak perlu menangis. Cukup berkeinginan, ari- arinya bekerja. Tafwidhnya jenazaj, cukup melipat tangan, orang sudah menggali kubur, mengkafani, dan seterusnya. Sudah banyak yang mengurusnya. Orang- orang bijak pastilah telah mengalami penyucian batin. Mudik sesungguhnya bisa melahirkan spirit. Ini tetangga saya. Ini rumah yang pernah melahirkan kita. Berdoa di atas kuburan orang tua, membayangkan wajahnya yang keriput. Kasihan kuburan orang tua ini, tidak terurus. Rumah tempat kelahirannya tidak terurus. Masjid tempat ia belajar shalat berjamaah, tidak terurus. Jangan hanya badannya yang mudik, tetapi juga mudik spiritual. Terakhir, mari kita berdoa. Sekaligus kita berani berubah. Kitalah yang paling mengerti dosa langganan kita. Kita harus berani menggunting dosa langganan tersebut. Allah bisa mebaca dekipan mata kita. Maknailah perjuangan kita hadir di sini, ada keingina kita untuk hijrah sebuah lorong kecil. Shirat al mustaqim, yang akan mengantarkan kita kepada tujuan yang kita harapkan. Inilah beberapa pandangan Prof Nasaruddin Umar dalam Bimbingan Mental Pegawai Diktis, di Hotel Salak, Bogor. Wa Allah a'lam bi al Shawab.

Puasa: Ibadah Personal

Puasa itu adalah ibadah yang bersifat personal. Sehingga dampaknya juga dapat dirasakan secara sangat personal. Dengan puasa kita bisa lebih ikhlas, lebih tulus, dan menjadi lebih produktif. Puasa tergantung bagaimana kita memaknainya. Dalam kitab Ihya Ulum al-Din terdapat pembahasan tentang hati. Mengapa ketika kita shalat, kita sulit untuk berkonsentrasi. Padahal dengan shalat sebagai washilah, kita bisa terhubung dengan Tuhan. Inna al shalat tanha ' an al-fahsya wa al-munkar. Lalu, mengapa shalat tidak memberi manfaat dalam kehidupan. Para sufi memiliki pandangan tersendiri. Al-shalat mikraj al-mukmin. Shalat itu adalah mikrajnya orang beriman. Imam al-Ghazali mengupamakan hati seperti kotoran. Kalau ada kotoran, lalat tetap akan datang. Kita terus mengusir lalat tersebut. Lalat datang begitu saja sampai kotoran tersebut dihilangkan. Hanya hati yang bersihlah yang bisa menangkap signal-signal Tuhan. Hati yang bersihlah yang bisa merasakan dan sensitif terhadap penderitaan orang miskin. Dalam tradisi filsafat, manusia memiliki unsur lahut (sisi ilahiyah) dan nasut(jasmaniyah). Unsur nasut selama ini terlalu banyak mendapatkan perhatian. Padahal, kita juga memiliki potensi lahut. Ilahiyah. Man ' arafa nafsahu fa qad ' arafa rabbahu. Potensi lahut inilah yang bisa menangkap signal- signal ilahiyah. Puasa itu sesungguhnya untuk memenuhi unsur lahut, keilahian. Agar puasa kita dapat mencapai derajat taqwa (...la'allakum tattaqun). Kita berpuasa sesungguhnya untuk merasakan kehadiran Tuhan. Sebab Tuhan itu Omnipresent. Tuhan Maha Hadir. Itulah sebabnya, unsur lahut harus terus dilatih. Tuhan selalu bersama kita, di mana pun kita berada. Tuhan selalu berada di sisi kita. Puasa itu sifatnya sangat personal. Puasa sangat privat. Kita akan terbiasa dengan out put. Pasca puasalah kita bisa merasakan manfaat puasa itu. Bagaimana kita bisa merasakan kehadiran kita. Puasa ini sangat relevan dengan integritas. Hati kita itu terdiri dari tiga lapis menurut Prof Harun Nasution. Ada qalbun, ruhun, dan sirrun. Lapisan terluar adalah qalbun. Lapisan tengah adalah ruhun. Dan lapisan terdalam adalah sirrun. Sirrun tidak bisa berfungsi dengan baik kalau lapisan pertama dan tengah lagi kotor. Ibarat sebuah rumah: qalbun adalah pagar, ruhun adalah halaman rumah, dan sirrun adalah rumah itu sendiri. Lalu, bagaimana caranya membersihkan hati? Tentu dengan cara melaksanakan perintah Allah swt, dan menjauhi larangan. Kalau hati kotor, shalat dan ibadah kita hanyalah sebagai sebuah rutinitas. Inilah kelemahan umat Islam yang selama ini hanya melaksanakan ibadah sebagai rutinitas. Hanya mereka yang memiliki dedikasi yang tinggi yang bisa berkinerja tinggi. Inilah pokok- pokok pikiran yang disampaikan oleh Prof Kamaruddin Amin, M.A pada acara bimbingan mental Diktis, di hotel Salak, Bogor.

Minggu, 19 Juni 2016

Berpuasa itu Sehat

Dalam suasan ramadhan para ustaz sering mengutip hadis yang berbunyi: ....shumu tashihhu...berpuasalah kalian niscaya akan sehat. Dengan berpuasa jadwal makan kita teratur dan ditakar. Asupan dan menu makanan juga rata- rata bergizi dan pasti halal. Ada riwayat lagi yang sering disebut- sebut sebagai hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Riwayat dimaksud kira- kira berbunyi: ...,kami adalah umat yang tidak makan kecuali lapar. Dan berhenti makan, sebelum kenyan. Oleh pakar hadis K.H, Musthofa Ya'qub sudah dibantah bahwa riwayat tersebut bersumber dari seorang dokter berkebangsaan Sudan. Dalam kitab al- Rahmah final- Thibb wa al- Hikmah karya Jalaluddin al- Suyuthy, h. 22 disebutkan bahwa....berkuullah empat orang ahli hikmah di istana Raja Kisra (Persia), dari Iraq, Romawi, India dan Sudan. Rsja Kisra meminta agar mereka memberikan resep obat yang tidak memiliki efek samping. Li- yashifa ly kullu wahidin minkum al dawa'a al lazy la da'a ma'ahu. Dokter Iraq berkata...hendaknya Raja meminum air hangat tiga kali sehari. Dokter Romawi berkata, raja mengkomsumsi biji al- rasyad sedikit setiap harinya. Dokter India berkata, raja mengkonsumsi tiga biji ihlif setiap harinya. Raja menimpali, mengapa dokter Sudan tidak mengajukan resep. Anda diam saja, dan tidak bersuara. Fa qala lahu al maliku, fa ma al lazi taqulu anta? Fa qala, ya maulana al dawa'u al lazi la da'a ma'ahu an la ta'kula...dst. Dokter Sudan mengkritik kelemahan resep ketiga dokter dsri Iraw, India dan Romawi sambil mengajukan resepnya. Bahwa obat yang paking mujarab dan tidak memiliki efek samping adalah an la ta'kula illa ba'da al ju'i. Wa iza akalta far fa' yadaka qabla al- syub'i. Fa innaka la tasyku 'illatun illa 'illatal maut-i. Dan mereka pun membenarkan resep dokter Sudan ini. Masih menurut catatan al- Suyuthy, ada tiga sumber penyakit. Thalathun hunna muhlikatun al- anami... Wa da'iyatun al- shahih ila al- saqami... Dawamu mudamat- in...wa dawamu wath'in... Wa idkhalu al- tha'ami 'ala al- tha'ami... Ada tiga sumber penyakit yang dapat menghancurkan manusia. Dan dapat menyebabkan orang sehat menjadi sakit... Pecandu alkohol, minuman keras. Sangat sering berjima' ( berhubungan seks) Dan menimpuk makanan di atas makanan.... Mungkin kasudnya terlalu banyak menu makanan yang disantap pada satu kesempatan.... Masih menurut catatan al- Suyuhty bahwa terdapat 4.000 kalimat hikmah, kearifan para ahli hikmah. Dan dapat diringkaskan menjadi hanya empat kalimat. Yakni, a. La tathiq al- nisa', jangan percsya seratus persen kepada wanita. b. La tuhammil ma'idataka ma la tathiqu, jangan memenuhi perutmu sesuatu yang di luar kapasitasnya. c. La yaghurrannaka al- malu wa in kathura, janganlah engkau diperdaya oleh harta kekayaan, meskipun harta tersebut melimpah. D. Yakfika min al- 'ilmi ma tanfa'u bih...cukuplah engkau memiliki ilmu yang bermanfaat...h, 22. Kembali kepada soal makan. Hendaknya kita makan sesuai dengan kapasitas perut masing- masing. Sayyidina Ali karrama Allah wajhahu pernah berkata, bahwa orang yang selalu berpikir tentang perutnya, maka kualitasnya kurang- lebih sama dengan isi perutnya itu. Puasa mengajarkan kita makan sesuai dengan takaran dan kebutuhan. Tidak bileh melampuai kapasitas perut kita. Puasa jangan sampai hanya memindahkan jadwal makan dan tidur! Selamat menunaikan ibadah puasa.

Rabu, 15 Juni 2016

Kutu Buku

Aku rela dipenjara, asalkan saya bersama buku. Sebab dengan buku, saya bebas, kata Bung Hatta. Barangkali kalimat ini diucapkan sang proklamator kita ini ketika hendak bertolak ke penjara Digoel. Penjara Digoel terkenal seram. Tidak ada orang yang bisa melarikan diri. Sebab, kalau ke laut atau sungai, pasti akan bertemu dengan buaya yang ganas. Kalau melarikan diri ke gunung akan disantap oleh para kanibal. Dan kalau kelamaan di penjara, maka akan mati oleh nyamuk malaria. Mengapa Bung Hatta bisa bertahan? Berkat membaca buku. Itulah nikmatnya si kutu buku. Bahwa buku adalah sahabat di kala senang dan susah. Sewaktu saya ke Oxford, Inggeris, saya memndapat cerita dari sorang kawan dsri Kementerian Keuangan RI. Bahwa ternyata Andi Mallarangen ketika ditahan oleh KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ), beliau langsung membawa buku yang berjudul: Inferno karya Dan Brown. Novel ini berkisah tentang neraka dunia ynag paling gelap. Lalu, bagaimana seseorang penghuninya bisa bertahan? Barangkali dengan membaca buku, Dr Andi Mallarangen bisa mengusir kepenatan dan kegalauannya di dalam sel KPK. Sedikit pengalaman saya mengenai buku. Ke mana pun saya pergi, maka saya memperhatikan sudut- sudut dan belokan kota yang saya kunjungi. Adakah toko buku di sana. Toko buku penting, karena sebagai representasi minat baca masyarakat. Semakin tinggi literasi suatu masyarakat, maka semakin ramai kunjungan ke toko buku atau perpustakaan. Sayang sekali, di negeri kita ini tidak seperti negara- negara maju yang menyiapkan perpustakaan pusat yang menjadi kunjungan bagi masyarakat umum. Hong Kong umpamanya, memiliki perpustakaan besar di tengah kota. Masyarakat umum bebas mengakses informasi lewat perpustakaan kota tersebut. Ada juga ruangan besar khusus untuk anak- anak. Segalanya sudah disiapkan. Buku sangat penting. Sebab, buku sudah terbukti dapat melahirkan peradaban besar dunia yang kita rasakan sampai dewasa ini. Sehebat apa pun e- book atau digital library, kenikmatan membaca buku masih sangat penting. Disamping lebih mudah, juga kitabterhindar dari radiasi. Berbeda dengan membaca e- book, kita pasti membutuhkan tenaga listrik, dan pasti kita terkena radiasi. Kita mau mencoret- coret atau mencatat bagian tertentu pada buku yang sedang kita baca, tentu hanya bisa terjadi kalau kita membaca buku biasa. Toko buku bagi saya sangat penting. Toko buku ibarat oase dan dapat mengusir kepenatan kota metropolitan Jakarta. Setiap saya berkunjung ke kota- kota besar, pasti saya mencari buku. Bahkan setiap bandara yang saya lewati, pasti saya melirik sudut- sudut bandara, barangkali ada toko buku kecil. Kalau Cengkareng, pasti ada periplus. Bandara Juanda Surabaya, Adisucipto Yogyakarta, dst. Dan hal yang menarik adalah pada setiap kota seperti Malang, Surabaya, Ciputat, Banda Aceh, Makassar, saya memiliki kawan dekat yang menjual buku dan sekaligus mengerti isi bukunya. Di Malang di jalan Wilis, saya mengenal saudara Aan. Ia sudah lama menjual buku. Aan ini spesial bagi saya karena hampir semua buku yang dijualnya, juga dipahami isinya. Siapa penulisnya. Perhulatan apa yang melatari sehingga sang penulis menerbitkan karyanya itu. Cetakannya laris atau tidak. Sejauhmana pasar antusias membeli buku- buku tertentu. Mas Aan kelihatan sederhana. Tidak tampak kemewahan pada dirinya. Ia hidup sederhana. Baru saja ia membeli toko buku sendiri, sehingga ia tidak lagi harus berpindah- pindah tempat. Ia juga busa menerangkan dengan fasih perbedaan cetakan buku- buku yang terbit dengan penerbit yang berbeda. Adalagi Saudara Nasution dari Medan di Ciputat. Kawan yang satu ini juga unik. Ia sering tampil pada seminar dinkampus. Ia sangatakrab dengan buku- buku langka. Ia juga sangat menguasai buku- buku yang dijualnya. Ia akrab jug dengan literatur kiri di Indoensia. Tetapu belakangan, ia sudah pindah tempat berdagang. Ia sudah jauh ari kampus UIN syarifhidayatullah Jakarta. Ia terkadang mengeluh perihal kurangnya minat membaca mahasiswa. Saya bilang, barangkali karena sudah ada akses buku digital. Ia menimpali, tidak juga. Memang fenomena belakangan ini mahasiswa cenderung kurang minat belajar. Khawatir kalau anak-anak kita hanyalah menjadi generasi penonton. Hanya senang menonton televisi.

Senin, 13 Juni 2016

Temuan Saintis Muslim

Prof Salim T.S al Hassani, 1001 Inventions: the Enduring Legacy of Muslim Civilization, 2012 menulis bahwa kemajuan sain dan teknologi di dunia muslim sungguh luar biasa. Bendungan, menara, kamar mandi, kompas, karpet, universitas, kertas, kincir angin, jam dsb adalah temuan-temuan keilmuan spektakuler saintis muslim yang selanjutnya dikembangkan oleh Barat. Kamar mandi bukanlah temuan Thomas Crapper. Tetapi dimulai dari Romawi dan Bizantium, lalu dikembangkan di Baghdad. Berikutnya di Turki. Awalnya umat Islam belum mengenal kamar mandi. Mungkin itulah sebabnya ada sebuah riwayat yang berbunyi: bi’sa al-bait lahu al-hammam. Rumah yang paling jelek adalah yang memiliki kamar mandi. Belakangan merevisi sabdanya tersebut dengan sabda yang baru, ....nikmat al bait lahu al hammam. Rumah ideal adalah yang memiliki toilet. Iran bisa berbangga karena bisa membangun Museum Karpet”” yang masih menyimpan ratusan model karpet dari zaman ke zaman. Ada juga Si-o-se bridge di Isfahan masih merupakan cagar budaya dunia yang mencengangkan. Sebuah jembatan yang memiliki tiang pancang sebanyak 33 buah. Konon, itu melambangkan hitungan tasbih sebanyak 33 kali setiap selesai shalat lima waktu. Bahwa setiap orang yang melewati jembatan tersebut akan selalu mengingat ke-maha-kuasaan Tuhan. Imam Abu Hanifah, salah seorang fuqaha yang dinisbahkan kepada beliau mazhab Hanafi, dicatat oleh al-Khathib al Baghdady dalam Tarikh al-Baghdad, sejarah panjang kota Baghdad, bukan hanya seorang fuqaha, ahli hukum Islam, tetapi sebagai pemenang tender pembangunan waduk di Baghdad. Beliau juga terkenal sebagai pemilik toko Fashion terkemuka di Baghdad. Ia seorang fuqaha di pagi hari, seorang insinyur waduk pada siang hari. Seorang ahli fashion pada sore hari. Dan seorang ulama sufi pada malam harinya. Imam Abu Hanifah memiliki kombinasi dan penguasaan keilmuan yang hamper sempurna. Ibnu Rusyd juga demikian. Kana faqihan, wa thabiban, wa failasuf. Seorang fuqaha di pagi hari. Membuka praktek pada siang hari. Mengajar filsafat di sore hari. Dan seorang sufi pada malam harinya. Edward G. browne dan Muhammad Iqbal menulis buku Islamic Medicine untuk menunjukkan tradisi ilmu kedokteran dalam Islam. Dunia Islam sangat maju pada bidang sains, teknologi, dan kedokteran. Sampai ada teori yang menyebutkan bahwa al-ilmu ilmani. Ilmu al-adyan wa ilmu al-abdani. Dalam Islam, ilmu itu ada dua macam. Ilmu agama, theologi, dan ilmu kedokteran. Sedari dulu, ilmu kedokteran adalah bagian yang terintegral dengan ilmu- ilmu ke-Islaman lainnya. Ibnu Sina, Ibnu al-Haitham, al-Biruni, Nashiruddin al-Thusy dan al-Razy adalah seretan nama saintis muslim kenamaan. Ibnu Sina (Avicena) adalah penulis kitab al-Qanun fi al-Thubb yang memuat teori-teori kedokteran termasuk anatomi manusia. Dengan karyanya ini, Ibnu Sina diberi gelar sebagai Bapak anatomi dunia. Dalam kitab ini pula sudah dibahas secara rinci mengenai al-maniyyu al-muwallidah. Wa al-maniyyu ghair al-muwallidah. Sperma yang produktif dan yang mandul. Beliau juga sudah mencatat lebih dari 20 ribu tanaman yang mengandung obat-obatan. Catatan beliau luar biasa karena mencakup fauna yang belum didapatkan di negeri di mana beliau lahir dan dibesarkan, Persia. Itu berarti, Ibnu Sina membaca banyak sekali literatur sehingga menemukan sejumlah informasi yang demikian lengkapnya. Hal yang sama juga ditulis oleh Prof Raghib al Sirjani, ma dza qaddama al muslimun li al ' alami ishamatu al muslimin fi hadharat al Insaniyah, 2009. Betapa besar jasa saintis muslim bagi ilmu pengetahuan dan sains. Dan semua ilmu itu bermuara kepada pengagungan kepada Tuhan. Ia mencontohkan M. Abdus Salam. Ia adalah saintis muslim penerima hadiah nobel sains, fisika dan nuklir. Dan dalam pidato pengukuhannya, beliau mengutip Q.S al Mulk(67) ayat 3-4. ..... al lazi khalaqa sab'a samawat in thibaqan....ma tara fi khalqi ar rahmani min tafawut....far ji' l bashara hal tara min futhur....thumma irjiil bashara karratain yanqalib ilaika la basharu khasian wa huwa hasir....Dialah Tuhan yang menciptakan tujuh petala langit berlapis- lapis. Apakah engkau melihat ketidakseimbangan pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah itu. Kemudian, lihat sekali lagi. Penglihatanmu akan kembali, dan tidak menemukan cacat pada penciptaan Tuhan tersebut. Kesimpulan beliau, tidak ada kontradiksi antara iman seseorang dengan penemuan- penemuan modern. Tentu kita akan menemukan kesimpulan yang berbeda ketika membaca pandangan Stephen Hawking, yang masih " malu- malu" menyebut keterlibatan mutlak Tuhan dalam Big bang theorynya. Bisa kita simak dalam buku terbarunya The Grand Design. God did not create the universe. Karena adanya hukum gravitasi, tata surya dapat membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasan mengapa " sesuatu" dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan mengendalikan alam semesta. (2010). Jane, isterinya menyebut bahwa Hawking telah ateis pada saat perceraiannya. Hawking berpendapat bahwa alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Mungkin saja diciptakan oleh Tuhan. Tetapi Tuhan sendiri tidak mungkin mengintervensi hukum ilmu pengetahuan. Agama itu berlandaskan pada otoritas, sedang ilmu pengetahuan berdasarkan observasi dan argumentasi rasional. Ilmu pengetahuan akan menang terhadap agama karena memang terbukti benar. Di sinilah pentingnya kehadiran saintis muslim seperti Prof Nidhal Guessoum, fisikawan yang juga sangat shaleh. Beliau menulis buku Islam's Quantum Question: Reconciling Muslim tradition & modern science, 2010. Bahwa Islam telah mengalami tradisi akademik dan sains yang sangat panjang. Bahwa ajaran al-QurĂ¡n seperti mukjizat harus didialogkan dengan temuan-temuan sains terbaru. Bahwa kurikulum pendidikan Islam—baca Arab-harus dirombak total. Bahwa umat Islam harus bangkit dan mengembalikan kejayaan pada abad tengah. Di mana para filosof, dan saintis muslim merupakan jembatan emas”” bagi kebangkitan imu pengetahuan dan sains modern di barat. Bahwa integrasi agama, wahyu dan sains sudah sangat apik dijelaskan oleh Ibnu Rusyd dalam kitabnya: Fashl al-Maqal bain al-Hikmah wa al-SyariĂ¡h min Ittishal. Upaya mempertentangkan antara wahyu dan sains adalah sesuatu yang absurd. Wa Allah a’lam.

Minggu, 12 Juni 2016

Mencetak Dokter Muslim

Pada tanggal 3 juni 2016, saya mengikuti Launching Program Studi Ilmu Kedokteran UIN Maliki Malang. Hadir pada acara bergengsi tersebut, Prof Ali Ghufron, Ph.D, Direktur Jenderal Sumbe Daya IlmuPengetahuan Kemenristek Dikti, Prof. Dr. Imam Suprayogo, mantan Rektor UIN Maliki Malang, dan banyak lagi pimpinan perguruan tinggi se-Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut, saya –mewakili Direktorat Jenderal Pendidikan Islam--menyampaikan point-point berikut: Bahwa Islam Indonesia sedang mengalami “kontestasi”. Berebut pengaruh. Saya teringat buku Dr Carool Kersten, Islam in Indoneia: The Contest for Society, Ideas, and Values, 2015. Indonesia dan Islam Indonesia dalam kontestasi. Kita sedang berebut pengaruh. PTKI harus mengambil peran- peran sosial dalam memajukan pembangunan. Insan akademis juga harus tampil sebagai intelektual publik yang tampil memberikan pencerahan kepada bangsa ini. Islam Indonesia yang moderat, rahmatan li al alamin, damai dan santun adalah karakter keberislaman yang kita ajarkan dan perjuangkan di seluruh PTKI. Islam khas Indonesia yang harus mewarnai Islam Indonesia. islam Indonesia harus memberikan kontribusi riil bagi tatanan dunia global. Sebab, nyatanya setelah Arab Spring, hanya Islam Indonesia yang terbukti kompatibel dengan demokrasi. Kita dan dunia sangat merindukan Islam moderat, damai, dan santun. Nilai- nilai toleransi, kedamaian, keadilan adalah nilai- nilai univarsal yang harus disemaikan. 1.Alhamdulillah, lima tahun terakhir, PTKI mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, baik transformasi kelembagaan dari Sekolah menjadi institut dan dari Institut menjadi universitas maupun tingginya peminat yang mendaftar ke PTKI. Kepercayaan pemerintah dan masyarakat terhadap PTKI menjadi modal sosial untuk berkembang dan menjadi perguruan tinggi yang sejajar dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Jumlah mahasiswa kita sekarang sudah menyentuh angka 800 ribu, dan semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama kita berharap tahun 2019 sudah bisa mencapai angka satu juta . 2. Era sekarang adalah Masyarakat ekonomi Asean. Tantangan kita semakin besar. Kualitas akademik dan mutu pendidikan kita harus bertambah baik. MEA mengharuskan kita untuk mencetak tenaga profesional pada bidnag masing- masing. Sekarang ini kita sudah memasuki era meritokrasi. Seseorang diangkat pada satu jabatan dengan mempertimbangkan kemampuan, kualitas, dan kompetensi yang dimilikinya. Bukan karena yang bersangkutan memiliki kedekatan primordial dengan seseorang. Era sekarang adalah era kompetensi. Seseorang dilirik karena kemampuan dan penguasaan bidang yang ditekuninya. MEA menciptakan tantangan dan peluang bagi orang- orang yang berkompeten. Sebaliknya, tidak ada tempat bagi orang yang berketerampilan rendah. 3. PTKI harus membuka ragam keilmuan dengan distingsinya. Islam Indonesia harus memberi kontribusi kepada dunia. Kampus ini harus tetap teguh atas kekhasan lokalitasnya. PTKI harus mampu membentengi gerakan ektrimisme. Kita harus menunjukkan Islam Indonesia yang lebih damai. Kita terus menyampaikan dakwah Islamiyah yang menentramkan umat. Bukan Dakwah yang mencaci maki. Dakwah, sejatinya bermakna " mengajak", bukan mengejek. Apalagi mencaci- maki. Era MEA, era meritokrasi. Kalau sedikit saja lengah, Pasti kita akan dilindas oleh zaman. Era sekarang adalah era digital. Dulu, orang yang membaca Koran adalah simbol dari status sosial. Sekarang orang banyak membaca berita lewat HP. Zaman betul- betul sudah berubah. Dan musimpun sudah berganti. Kita harus " berselancar" dengan gelombang perubahan zaman. Membangun Tradisi Akademik Baru Seperti jamak diketahui bahwa sejarah tradisi akademik Islam dimulai oleh penerjemahan karya- karya akademik Yunani Kuna. Karya- karya penerjemahan tersebut meliputi filsafat, kedokteran, dan sains. Lahirlah filosof muslim, dokter, dan saintis seperti al- Kindi (w. 873), al- Farabi (w. 950), Ibnu Sina ( Avicenna, w. 1037), Ibnu al Haytham (w. 1039), al- Biruni (1.000-1050), dan Ibnu Rusyd ( Averroes, w. 1198). Proses penerjemahan karya- karya Yunani kuna ke dalam bahasa Arab dimulai di Baghdad pada akhir abad ke 8 sampai permulaan abad ke 11 M. Patut dicatat bahwa dalam proses penerjemahan ini, filosif Muslim telah berjasa membangkitkan tradisi akademik Yunani Kuna setelah berabad- abad lamanya tenggelam dalam "rawa-rawa" sejarah. Selanjutnya, perdebatan teologis dan pengayaan pengembangan doktrin- doktrin dalam Islam juga berkait kelindan dengan Helenisme ini. Dalam kaitan ini, tradisi akademik dan filsafat di kalangan Iran perlu diapresiasi. Sebab, tradisi filsafat di Persia ( Iran) tidak pernah berhenti sampai sekarang. Berbeda dengan Arab dan terutama tradisi sunni, pasca Imam al- Ghazali, kajian- kajian filsafat cenderung " meredub". ( Kevin van Bladel, " Graeco- Arabic studies in classical near eastern studies: an emerging field of training in its broader institutional context" dalam Intellectual History of the Islamicate World, vol 3, nomor 1-2 tahun 2015, h. 316-323). Para filosof muslim, dokter, dan ilmuannya melakukan "quantum leap" yang melampai tradisi akademik sebelumnya. Mereka membangun " the Bridge" keilmuan yang melahirkan renaisan Islam. Selanjutnya, temuan- temuan spektakuler saintis muslim dikembangkan di Barat sampai dewasa ini. Prof Salim T.S al Hassani, 1001 Inventions: the Enduring Legacy of Muslim Civilization, 2012 menulis bahwa kemajuan sain dan teknologi di dunia muslim sungguh luar biasa. Bendungan, menara, kamar mandi, kompas, karpet, universitas, kertas, kincir angin, jam dsb adalah temuan temuan keilmuan spektakuler yang dikembangkan bahkan " diakui" Barat. Kamar mandi bukanlah temuan Thomas Crapper. Tetapi dimulai dari Romawi dan Bizantium, lalu dikembangkan di Baghdad. Berikutnya di Turki. Nabi bersabda: nikmat al bait lahu al hammam. Rumah ideal adalah yang memiliki toilet. Iran bisa berbangga karena bisa membangun Museum Karpet yang masih menyimpan ratusa model karpet dari zaman ke zaman. Ada juga Bendungan See syeh pool di Isfahan masih merupakan cagar budaya dunia yang mencengangkan. UNICEF. Imam Abu Hanifah, salah seorang fuqaha yang dinisbahkan kepada beliau mazhab Hanafi, dicatat oleh Al. Khathib al Baghdady dalam Tarikh al-Baghdad, sejarah panjang kota Baghdad, bukan hanya seorang fuqaha, ahli hukum Islam, tetapi sebagai pemenang tender pembangunan waduk di Baghdad. Beliau juga terkenal sebagai pemilik toko Fashion terkemuka di Baghdad. Ia seorang fuqaha di pagi hari, seorang insinyur waduk pada siang hari. Seorang ahli fashion pada sore hari. Dan seorang ulama sufi pada malam harinya. Sempurna!,,, Ibnu Rusyd juga demikian. Kana faqihan, wa thabiban, wa failasuf. Seorang fuqaha di pagi hari. Membuka praktek pada siang hari. Mengajar filsafat di sore hari. Dan seorang sufi pada malam harinya. Edward G. browne dan Muhammad Iqbal menulis buku Islamic Medicine untuk menunjukkan tradisi ilmu kedokteran Islam. Dunia islam sangat maju pada bidang sains, teknologi, dan kedokteran. Sampai ada teori yang menyebutkan bahwa al ilmu ilmani. Ilmu al adyan wa ilmu abdani. Dalam Islam, ilmu itu ada dua. Ilmu agama, theologi, dan ilmu kedokteran. Sedari dulu, ipmu kedokteran adalah bagian yang terintegral dengan ilmu- ilmu Islam. Hal yang sama juga ditulis oleh Prof Raghib al Sirjani, ma dza qaddama al muslimun li al ' alami ishamatu al muslimin fi hadharat al Insaniyah, 2009. M. Abdus Salam, penerima hadiah nobel sains, fisika dan nuklir dalam pidato pengukuhannya, beliau mengutip Q.S al Mulk(67) ayat 3-4. ..... al lazi khalaqa sab'a samawat in thibaqan....ma tara fi khalqi ar rahmani min tafawut....far ji' l bashara hal tara min futhur....thumma irjiil bashara karratain yanqalib ilaika la basharu khasian wa huwa hasir....Dialah Tuhan yang menciptakan tujuh petala langit berlapis- lapis. Apakah engkau melihat ketidakseimbangan pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah itu. Kemudian, lihat sekali lagi. Penglihatanmu akan kembali, dan tidak menemukan cacat pada penciptaan Tuhan tersebut. Kesimpulan beliau, tidak ada kontradiksi antara iman seseorang dengan penemuan- penemuan modern. Tentu kita akan menemukan kesimpulan yang berbeda ketika membaca pandangan Stephen hawking, yang masih " malu- malu" menyebut keterlibatan mutlak Tuhan dalam Big bang theorynya. Bisa kita simak dalam buku terbarunya The Grand design. God did not create the universe. Karena adanya hukum gravitasi, tata surya dapat membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasan mengapa " sesuatu" dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan mengendalikan alam semesta. (2010). Jane, isterinya menyebut bahwa Hawking telah ateis pada saat perceraiannya. Hawking berpendapat bahwa alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Mungkin saja diciptakan oleh Tuhan. Tetapi Tuhan sendiri tidak mungkin mengintervensi hukum ilmu pengetahuan. Agama itu berlandaskan pada otoritas, sedang ilmu pengetahuan berdasarkan observasi dan argumentasi rasional. Ilmu pengetahuan akan menang terhadap agama karena memang terbukti benar. Di sinilah pentingnya kehadiran saintis muslim seperti Prof Nidhal Guesseum, fisikawan yang juga sangat shaleh. Beliau menulis buku Islam's Quantum Question: Reconciling Muslim tradition & modern science, 2010. Bahwa Islam telah mengalami tradisi akademik dan sains yang sangat panjang. Bahwa ajaran al-QurĂ¡n seperti mukjizat harus didialogkan dengan temuan-temuan sains terbaru. Bahwa kurikulum pendidikan Islam—baca Arab-harus dirombak total. Bahwa umat Islam harus bangkit dan mengembalikan kejayaan pada abad tengah. Di mana para filosof, dan saintis muslim merupakan jembatan emas”” bagi kebangkitan imu pengetahuan dan sains modern di barat. UIN Maliki Malang diharapkan mengambil peranan penting menuju kea rah sana. Semoga Wa Allah a’lam.

Imam al-Ghazali

Imam al- Ghazali yang biasa digelar sebagai hujjat al- Islam, argumentasi Islam. Beliau terkenal sebagai penyelamat ilmu- ilmu Islam. Beliau memilih jalan sufi setelah melewati pergulatan bathin yang panjang dan melelahkan. Sebelumnya, Ghazali dikenal sebagai ulama "istana". Pada umur yang masih sangat muda, Imam al- ghazali sudah bergelar profesor di Univeristas al- Nidzamiyah. Begitu tersohornya Imam al- Ghazali, sehingga ada yang berpendapat bahwa orang yang paling sering dikutip setelah Rasulullah shalla allah alaih wa sallama adalah Imam al- Ghazali. Hanya saja, saya sangat terkejut ketika membaca buku Mystical Islam, an Introduction to Sufism karya Julian Baldick ( 1989). Baldick menegaskan bahwa....sumber ketenaran al- Ghazali tampaknya bisa dilacak ketika beredarnya kampus- kampus dan pondok- pondok sufi yang didirikan oleh dinasti Saljuk pada masa kejayaannya. Penguasa kerajaan bermaksud untuk memberikan ajaran moral kepada masyarakat sebagai alternatif terhadap propaganda kaum Syiah ektremis Mesir. Al- Ghazali sesengguhnya bukanlah seorang sufi. Para sufi pun sesungguhnya tidak memedulikannya, bahkan mereka mencoretnya dari daftar kelompok sufi. The source of his fame is presumably to be found in the massive spread of new colleges and sufi lodges, founded by the Saljuq empire at the height of its power. The empire's rulers were anxious to purvey conventional banalities about morality as an alternative to the extremist Shiites of Egypt and their propagandists in the eastern Islamic world. Ghazali does not really belong to sufism, and the sufis themselves do not usually give him much respect: they omit him from thier lists of masters ( h. 66).