Gallery

Senin, 29 Februari 2016

Doá Pelacur

Beberapa hari terakhir ini, koran dan media elektronik heboh dengan pembongkaran Kalijodo. Ahok, Gubernur DKI tanpa tedeng aling-aling meratakan Kalijodo. Daeng Aziz, sang penguasa Kalijodo juga bertekuk lutut. jagoan yang satu ini, tidak melakukan perlawanan ketika diciduk pada salah satu hotel di Jakarta.
Ada banyak kisah memilukan dari pelacur Kalijodo. Maaf, saya tidak menggunakan PSK ( pekerja seks komersial). Sebab, cita rasa bahasa pelacur dengan PSK berbeda. PSK itu seakan-akan "dibenarkan sebagai sebuah profesi legal. Padahal, pekerja seks itu terlarang.
Ada banyak kisah pilu para pelacur itu. hal yang menarik adalah catatan harian sang pelacur yang memuat doá dan pengakuan pertobatan.
"Tuhan, jangan beri aku cobaan yang melebihi in.
Awalnya aku tak percaya dinyatakan sakit.
Kukira ini mimpi,
tetapi ini nyata.

Ada lagi yang lebih menohok lagi.

"tuhan, aku sadar penyakitku tak akan pernah sembuh,
aku tahu hidupku tidak lama lagi.
Aku ingin melewati hari-hari terakhirku bersamanya"...(Ayu)
(Kompas, 29 pebruari 2016, 25)

lalu, Tuhan salah apa?....

Tangkas

Tangkas sudah jarang kita dengar di dunia pendidikan. Padahal, ketangkasan merupakan syarat utama dalam persaingan global. Ketangkasan atau kecakapan dalam berkomunikasi dengan komunitas dunia sangat penting. Cross cultural studies sangat penting diajarkan pada pendidikan tinggi kita. Sebab, persoalan budaya sangat menentukan dalam memuluskan komunikasi. Tanpa pengetahuan budaya yang memadai, seseorang sulit melakukan komunikasi antar budaya. Berbisnis dengan orang Jepang, harus mengerti budayanya. Bernegosiasi dengan orang China, India dan Arab, atau siapa pun juga harus paham budaya dan tradisi mereka.
Orang Jepang, kalau kita melakukan transaksi bisnis, biasanya banyak diam. Mereka menyimak jalan pikiran dan target kita. Tetapi, begitu kesepakatan sudah diputuskan, maka kita harus menjalaninya. Sebab, mereka lebih cenderung untuk mempraktikkan kepemimpinan kolegial. Begitu kesepakatan sudah diambil, maka harus dijalankan. Apap pun resikonya.
Dalam kontek perguruan tinggi, semestinya para mahasiswa diajarkan " global dexterity", ketangkasan global. Sehingga. mereka kelak tidak canggung dengan orang luar. Dalam situasi apa pun mereka dapat berinteraksi produktif. Mereka bisa mendongakkan kepala sejajar dengan bangsa lain.
Itulah sebabnya, sehingga mereka harus dibekali dengan kemampuan bernegosiasi. Cross cultural studies juga diajarkan kepada para mahsiswa, apa pun program studi yang ditekuninya.
Sebagai "warga dunia", kita sesungguhnya sudah menjadi "pekerja pada tingkat dunia" ( a global worker) -- meminjam istilah Andy Molinsky dalam bukunya Global Dexterity, (2013).
Tidak ada lagi kualitas lokal. Tidak ada lagi toleransi untuk menawar standar akademik. Meskipun kita berada di daerah, kualitas harus tetap dijaga. Jangan sampai perguruan tinggi melahirkan sarjana ÿang tidak bisa bunyi". Ada gambar, tetapi tidak ada suara.

Jumat, 26 Februari 2016

Wisuda UNU Surakarta

Wisuda sarjana Universitas Nahdhatul Ulama Surakarta sedang digekar. Kampusnya bercat nuansa hijau. Menteri Agama RI memberikan orasi ilmiyah. Poin- poinnya sebagai berikut: 1. Sebagai wisudawan- wati harus mensyukuri halte sarjana ini. Saya lebih senang memakai istilah halte daripada terminal. 2. Jagalah nama baik almamater Nahdhatul Ulama. Kehadiran Nahdhatul Ulama memiliki nilai sejarah yang spesifik dalam kehadiran negara- bangsa. 3. Pendirian UNU di berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi masifikasi Aswajah. Ini menandakan bahwa moderasi Islam semakin berkembang di Indonesia. Menurut saya, inti ajaran Islam adalah moderasi. Khair al amal awsatuha. Inna Allah....bain al ghali wa al ..... Aswajah NU yang dianut oleh Nu, bukanlah aswajah yang menolak tradisi. NU menggunakan tradisi dan budaya untuk menginjeksikan ajaran Islam dalam dakwah. Sehingga, Islam cepat menyebar di seluruh nusantara. Yadkhuluna fi dinillah afwajan. Walisongo dan Kyai pesantren melibatkan al urf dalam proses perumusan hukum fiqih. Sehingga, fiqih tidak rigid. Sesuai dengan kaidah kaidah fiqih, al adat muhakkamah. Bahwa setiap sesuatu yang datang dari syariat, maka sesuatu tersebut dikembalikan kepada kebiasaa. Al ahkam mabniyyah, tataghayyaru bi taghayuri al azman. Hanya aqidah tak bisa dimontekstualisasikan. Tidak ada aqidah nusantara. Tidak ada Saudi Arabiyah. Di mana pun, universalisme aqidah sama. Hal ini berbeda dengan fiqih yang dapat dikontekstualisasikan. Munas NU di Situbondo tahun 1983 bahwa penerimaan. NU terhadap Pancasila adalah sudah final. Pancasila adalah jalan tengah, wasathiyah. Pancasilan bukan berarti negara baru. Pancasila adalah dasar negara kita. Bukan agama baru. Inilah elasititas NU. NU juga tidak mendukung negara sekuler. Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, fiqih Siyasah Nusantara sangat boleh jadi berbeda dengan Maroko yang Bermazhab Malikiyah. Brunei Darussalam bermazhab Syafiiyah tidak bisa dipaksakan persis sama dengan Islam Indonesia. 4. Materi ajar pada kurikulum di Indonesia harus mewajawantah Islam yang rahmatan li al alamin. Tetaplah berfikir kreatif. Bertindak inovatif. Saya terinspirasi ungkapan salah seorang jurnalis, Inggeris. Yakni bahwa ancaman nyata sebenarnya pada saat komputer mulai bisa berfikir seperti manusia. Ancaman yang sesungguhnya adalah manusia mulai berfikir seperti komputer. Menanggapi pak Rektor, untuk program doktor, kami sedang mendalami dua hal. Pertama, mengecek professor ahli di bidang PAI, dan kedua, kelengkapan infrastruktur bidang akademik seperti perpustakaa. Intinya, Kementerian Agama mendukung penuh untuk berdirinya program doktor.

Rabu, 24 Februari 2016

Respon Kuliah Umum Batu Sangkar

Dalam kuliah umum ada dosen yang bertanya mengenai rumitnya pertanggung jawaban dana penelitian. Dengan harus menu jukkan faktur, dan bukti bukti kwitansi meskipun dengan rekayasa. Ada lagi, prodi Ilmu Hadis yang hanya memiliki satu orang mahasiswa. Bagaimana ini?sementara pak Zain sewaktu di Jogja menghimbau agar terus saja membuka prodi tersebut meskipun mahasiwanya hanya satu. Frans Rizal bertanya mengenai kesulitan berprsktek karena pada prodi Fisika ada alat yang harus dibeli. Jawaban pak Dirjen Pendis, sebagai berikut: Masalah kaporan keuangan adalah regulasi dari Kementerian Keuangan. Menteri Prof Muhammad Nasir dan Menteri Agama RI sudah bersurat ke Kementerian Keuangan agar bisa memahami tradisi kepenelitian. Saya juga sering mangatakan bahwa prodi Agama adalah core business kita. Tantangan kita adalah bagaimana prodi agama ini dibuat menarik. Sebab, apa jadinya Indonesia tanpa studi agama yang seperti ini. Insya Allah, pada tahun depan kita akan memberikan affirmative action, dengan cara memberi beasiswa kepada mereka. Mengenai peralatan Fisika, barangkali memang harus dibeli. Memang secara umum, anggaran penelitian kita sudah cukup lumayan sekitar 500 M, tetapi dampaknya belum kelihatan dan maksimal. Belum memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan keilmuan di Indonesia.

IAIN Batu Sangkar

Sekolah Tinggi Agama Islam telah berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri Batu Sangkar. Transformasi ini tentu memberi makna strategis dan signifikan bagi perluasan  akses dan prningkatan mutu serta standar akademik. PTKI. Tantangan kita sekarang ini bukan lagi perluasan akses saja, tetapi lebih dari itu, mutu dan proses pembelajaran harus menjadi prioritas utama.
Kualitas akademik dan standarnya menjadi perhatian kita semua. Sebab, standar akademik inilah yang menjadi penentu bagi lulusan PTKI berkuprah di tengah-tengah masyarakat. Terlebih lagi bagi dunia kerja yang semakin menantang. Persaingan di dunia kerja juga semakin tinggi. Dengan Era Masyarakat EkonomiASEAN secara otomatis, tenaga- tenaga profesional secara bebas bisa melamar dan menjadi tenaga kerja di mana pun negara ASEAN termasuk Indonesia. Bahkan sepuluh negara ASEAN ditambah dengan Cina, Jepang, dan India. Sungguh mobilitas tenaga kerja profesional akan "berdesakan" di sektor- sektor riil di negara kita.
Oleh karena itu, transformasi kelembagaan PTKI seharusnyalah diikuti oleh transformasi akademik. Jangan sampai hanya ganti "chasing".  Isi dan contentnya harus berubah total. Kurikulum ontegrasi ilmu harus menjadi kekhasan kita.
Ceramah Direktur Jenderal Pendidikan Islam pada kuliah Umum di IAIN Batu Sangkar, sebagai berikut:
Intensitas percaturan global dan lokal mengalami benturan
Visi Ditjen Pendis adalah menjadikan Indonesia sebagai The center for Islamic Civilization.
Pendidikan Islam di Indonesia meliputi pendidikan tinggi yang berjumlah 689 PT. Ada juga Direktorat Madrasah yang berjumlah 76 ribu. Ada lagi direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren sebanyak 30 ribu pondok. Jadi, saya ini memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Dengan jumlah demikian, sehingga APK kita sekitar 25 persen. Meskipun World Bank mengklaim sekitar 22 persen.
Sumber daya manusia kita yang sangat fundamental. Jadi bukan hanya sumber daya alam yang menjadi andalan kita. Lihatlah Singapura yang memiliki kemajuan yang sangat dahsyat. Dubai, yang memiliki sumber daya alam yang sangat minim tetapi termasuk negara yang sedang menanjak mengejar ketertinggalannya, dan sudah mendekati negara maju.
Struktur demografi kita sangat menjanjikan kalau kita membandingkan dengan negara eropa dan Jepang yang sedang mengalami aging population. Sementara Indonesia mengalami bonus demografi, ada 42 persen anak mudanya. Master plan pemerintahan SBY- Budiono menempatkan perguruan tinggi untuk kemajuan bangsa. Tidak ada negara maju tanpa didukung oleh perguruan tinggi yang maju. Semua negara maju pastilah memiliki perguruan tinggi yang sangat bagus. Perguruan tinggi memiliki posisi strategis dan sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Amerika maju karena memiliki Harvard Umiversity. Inggeris maju karena Cambridge University dan Oxford University. Singapura adalah negara kecil tetapi memiliki National University of Singapore. Jangan sampai Perguruan tinggi kita justeru ikut menyumbang angka pengangguran sarjana terdidik. Indonesia sudah berhasil menyumbangkan APK. Untuk perguruan tinggi sepuluh tahun yang lalu, masih 25 persen, dan sekarang sudah mencapai angka 32 persen APK. Sekarang tantangan kita adalah mutu pendidikan. Bagaimana mutu dan kualitas pendidikan kita bisa ,encetak sarjana yang bermutu itu. Program studi yang ditawarkan harus terkoneksi dengan kebutuhan masyarakat. Tidak boleh ada prodi yang terisolasi dengan kebutuhan masyarakat. Apa yang dimaksud dengan sarjana yang bermutu? Apakah World Class University? Saya ingin menegaskan bahwa mimpi kita bukanlah WCU. Tetapi kurikulum, kajian dan referensi yang sama dengan referensi yang diajarkan oleh seluruh dunia. Kalau prodi agama, maka referensinya harus sama dengan Universitas Al Azhar, Oxford unibersity, dst. Sehingga, alumni kita tidak pernah merasa minder dengan alumni lainnya. Sehingga anak- anak kita tidak pernah berhenti melakukan akumulasi akademik yang terjadi di dunia ini. Itu sesungguhnya yang realistis yang bisa kita kerjakan. Apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan ini? Pertama, dosen harus mengikuti dinamika perkembangan intelektualitas day to day. Dosen harus membaca jurnal internasional untuk selanjutnya disampaikan kepada mahasiswa. Dosen juga harus terus membaca.dosen harus terus membaca jurnal. Kalau kita ke Harvard University, di situ ada Islamic Law School. Komunitasnya hanya sedikit, tetapi semua prodi ada jurnal internasional. Kalau kita semua bersinergi, maka terjadi proses belajar dan mengajar yang lebih baik. Mahasiswa kita harus mahir belajar bahasa Inggeris dan bahasa Arab. Jangan pernah adek adek mahasiwa diwisuda, tetapi isinya dan mutunya, mereka tidak tahu apa yang ke Ak yang akan dikerjakan. Mereka kebingungan setelah wisuda. Jangan sampai Anda diwisuda, tetapi anda tidak mengerti bahasa asing. Kompetensi bahasa asing adalah kompetensi bahas asing yang harus dimiliki semua mahasiswa. Saya sering mau membuat aturan. Tetapi khawatir jangan sampai memberatkan. Standar bahasa asing ini, silakan para rektorlah yang akan membuatnya. Kalau Anda tidak bisa bahasa Inggeris, maka akanda tidak percaya diri. Karena anda tidak biasa bahasa asing. Juga kompetensi dasar tentang oengetahuan IT. Ditambah lagi dengan kompetensi moralitas. Akhlakul karimah. Kalau moralnya baik, tidak arogan, bahasa Inggerisnya bagus, tawadhu, pengetahuannya pada bidangnya bagus, saya sering mengatakan, di mana pun anda berada, dan dalam kondisi apapun Anda, anda bisa survive. Tidak boleh ada diskoneksi dengan ilmu dengan refleksi pengetahuan dengan masyarakat. Pengetahuan agama kita harus betul betul merefleksikan diri kita di masyarakat. Kita sudah sangat mendalaminya di kampus kita. Intensitas dan benturan global dan lokal semakin terasa. Kemajuan media sosial menjadi sarana semakin cepat dan mengintegrasikan kita dengan dunia global. LGBT, GAFaTar, radikalisme, semuanya ada isu global. Dan pendidikan tinggi harus berada pada garda terdepan untuk memberi kontribusi. Kita harus bicara untuk merespon isu isu global. Kampus harus menjadi kontributor utama dalam merespon semua ini. Di antara tugas utama Kementerian Agama RI adalah menyebarkan Islam damai dan moderat. Sebab, Indonesia adalah negara yang memiliki karakter keagamaan yang sangat demokratis, toleran, dan moderat. Dan telah mendapatkan pengakuan dunia. Tugas kita adalah bagiaman meningkatkan kualitas toleransi dan moderasi ini. Kontribusi perguruan tinggi, madrasah, dan pondom pesantren sangatlah besar. Saya sering mengklaim bahwa Indonesia yang punya infrastruktur sosial yang demikian tidak terlepas dari kontribusi kita. Indonesia memilki pulau adalah 17 ribu lebih, suku bangsa, dan budaya yang sangat plural. Ini semua bisa terjaga karena kontribusi lembaga pendidikan Islam. Sehingga, kita memiliki tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kajian dan peradaban Islam dunia. Tidak negara yang memiliki madrasah, dan pondok pesanren serta PTKI sebanyak ini. Transformasi ke institut, sesungguhnya harus diikuti dengan transformasi akademik. Ini semua bisa terwujud kalu kita bersinergi secara positif.

Jumat, 05 Februari 2016

Raker IAIN Bukittinggi

Prof Nur Syam memberi sambutan dan memberi arahan untuk peningkatan kinerja pegawai.

Mimpi itu adalah setengah cita-cita. Setengah cita-cita adalah setengah keberhasilan. Maka marilah kita bermimpi untuk mencapai cita-cita.
Saya kalu mau mengunjungi sebuah perfuruan tinggi, saya berpikir, apa permintaan mereka. Kita harus mampu mengelola komunikasi antara daerah dan pusat. Era sekarang ini sangat penting memiliki kemampuan koordinasi dan komunikasi. Komunikasi yang baik akan membuat sesuatu banyak yang bisa kita kerjakan.
Saya sangat senang bahwa semua peserta raker berseri- seri. Itu sebuah pertanda bahwa di IAIN Bukittinggi ada suatu harapan.
Ada tiga hal pokok yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:
1. Management performa. Di era sekarang perlu pengelolaan dan manajemen kinerja. Akhir- akhir ini kita mengenal kata kunci manajemen kinerja.
Yang pertama, pada awal tahun kita membuat perjanjian kinerja. Kalau Ibu Ridha, pada awal tahun dengan Dirjen Pendis. Pak Kakanwil harus membuat perjanjian kinerja dengan Sekretaris Jenderal Kemenag RI. Pak Dekan harus memiliki perjanjian kinerja dengan rektornya. Demikian pula dengan para Kabag harus membuat perjanjian kinerja dengan Kepala Biro. Perjanjian kinerja harus kita tepati. Inilah yang disebut sebagai performa management.
Kita harus terus mengevaluasi kinerja kita. Target kinerja. Indikator kinerja. Dan capaian kinerja. Tiga indikator tersebut harus dicapai.
Seluruh eselon satu harus memaparkan kerjanya di hadapan pak Menteri. Dalam evaluasi Sekretaris Jenderal dengan target 100% setiap tahun. Ternyata, setelah dievaluasi hanya mencapai 72%. Dan bahkan ada kinerja dengan nol, karena regulasi yang tidak mendukung. Seperti tidak boleh lagi membangun kantor. Maka seluruh budget yang dipersiapkan untuk pembangunan kantor tidak ada realisasi.
Saya berharap, mestinya dalam rapat kerja kali ini dapat menampilkan target, indikator dan capaian kinerja. Tentu hal ini penting, selain merancang program tahun 2016.
Kita mungkin masih akan konsisten dengan manajemen kinerja ini. Meskipun sudah ada beberapa kritik terhadap manajemen kinerja. Sepeti Maybank, bank dari Malaysia. Mulai bergerak sangat cepat di Indonesia. Sebab, model ini, pada awal tahun target. Pada pertengahan tahun evaluasi. Dan di akhir tahun ada capaian kinerja. Ini tidak fear. Mestinya adalah manajemen performa berkelanjutan. Bahwa setiap pimpinan harus melakukan choaching untuk terus melakukan pembimbingan, dan mendampingi terus. Pemimpin terus melakukan pembinaan dan pendampingan. Kalau ada problem- problem yang dihadapi, harus dilakukan percepatan. Jangan biarkan setiap staf bekerja dengan dirinya sendiri. Tetapi teruslah memberi bimbingan kepada mereka.
Di dalam forum penerimaan DIPA, Kemenag RI memperolehnya langsung dari presiden. Karena ada beberapa hal yang merupakan capaian Kemenag. Kemenag adalah sepuluh satker terbesar dan anggaran terbesar. Kemenag memiliki 4.510. Bahkan mungkin Kemenag satker terbesar dunia dan akhirat. Persyaratan kedua, Kemenag sudah empat kali mendapatkan opini BPK dengan capaian WTp. Persyaratan ketiga, ada konsistensi program kerja.
Di dalam pidatonya, pak Jokowi menjelaskan bahwa program kerja harus realistis. Pemberdayaan, penguatan, misalnya Bu Susi membuat program pemberdayaan nelayan. Yang paling jelas adalah membeli jaring, berapa? Membeli kapal berapa? Sesuatu yang bisa diukur. Measurable. Kalau mebeli kapal, berapa banyak.
Misalnya dalam penelitian, jangan lagi memakai pemberdayaan mutu penelitian.
Dan yang paling penting adalah program yang sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi di dunia perguruan tinggi, semakin abstrak semakin diminati.
Bob Sadino, para professor banyak ide, tidak dilaksanakan. Saya hanya memiliki satu ide, tetapi saya laksanakan. Maka bisa kaya.
Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian untuk mengevaluasi selurub program. Yakni dengan melihat priority dan measurable.
Kita ingin tahu target, indikator dan capaian kinerja. IAIN Bukittinggi saya rasa bisa melakukan ini. Saya rasa para rektor bisa berkumpul untuk mengevaluasi hal- hal seperti ini. Saya kira hal- hal ini yang perlu kita perhatikan.
Terusan ceramah saya nanti pak Zain. Jabatan beliau sangat luar biasa, Kasubdit Pengembangan Akademik. Beliau paling bertanggung jawab untuk pengembangan akademik.
Pak Menteri sangat menganjurkan budaya kerja. Dimulai dengan reformasi birokrasi.
Ada lima budaya kerja. Berintegritas.  Tanpa KKn. No corruption. No nepotism. Reformasi birokrasi sukses, kalau audit internal dan eksternal sudah berhasil. Semakin sedikit temuan penyimpangan keuangan negara.
Apa yang kita nyatakan, itu juga yang kita lakukan.
Profesionalitas. Profesional adalah orang yang disiplin. Orang yang mengerjakan pekerjaannya. Orang profesional pastilah orang disiplin. Kalau jam kantor jam 7.30, maka kita masuk tepat waktu. Di tempat lain ada waktu atau jam fleksibel. BPK, ada tenggang waktu. Tenggang waktu harus ditambahkan. Flexible times. Kita tidak boleh menoleh ke kanan dan ke kiri mengenal kedisiplinan ini. Kita harus berprinsip menjadi contoh bagi yang lain. Maka penerapan pinger print, salah satu cara  mendisiplinkan diri. Sekarang sedang kita pikirkan, bagaimana absensi dosen yang tugas tridharma perguruan tinggi. Jadi ada banyak hal yang ke depannya harus kita lakukan. Kita harus melakukan yang terbaik. Kita harus menjadi contoh bagi yang lain. Kalau tugasnya sebagai pegawai perpustakaan, maka dia harus melaksanakan tugas pelayanan maksimal untuk perpustakaan.
Kita belum memiliki standar pelayanan yang memuaskan pelanggan kita. Customer services faction. Pelanggan kita adalah mahasiswa dan mahasiswa.
Sekarang ini sudah muncul lagi customer loyalty. Orang tidak bangga kalau tidak menyekolahkan anak anaknya di perguruan tinggi kita. Kkta harus melakukan hal ini agar pelanggan kita puas dan sangat loyal kepada kita.
Nilai inovasi. Kita harus terus melakukan perubahan. Kita tidak boleh hanya business as usual. Di tengah kerumitan kerumitan dari berbagai pihak, kita harus melakukan inovasi. Meskipun inovasi itu sangat kecil, tetapi kita harus melakukannya.
Transparansi dan akuntabilitas. Tata kelola harus akuntabel.
Dan yang kelima, keteladanan. Kita harus menjadi teladan. Saya senang dengan motto Universitas Petra, Surabaya. Menjadi yang terdepan. Karena menjadi terdepan, kita akan menjadi contoh. Hari ini kita menyaksikan kehancuran teknologi Jepang hancur. Puluhan ribu karyawannya Sony harus diPHK. Karena mereka kalah melakukan inovasi. Samsung, Korea Selatan, lebih cepat melakukan inovasi dan melahirkan produk.
Kemudian yang terakhir, saya ingin sampaikan adalah kita harus membangun budaya akademik. Academy culture, bukan budaya politik. Itulah sebabnya, Menteri Agama mengeluarkan PMA nomor 68. Bahwa pimpinan Perguruan Tinggi yang selektif, dan bukan hanya elektik. Bukan hanya yang terpilih, tetapi pimpinan yang terseleksi. Model one men one put, ternyata masih juga menyisakan suatu persoalan. Kita sungguh bergembira dengan lahirnya PMA nomor 68 ini, supaya di perguruan tinggi tumbuh lingkungan akademik.
Apalagi kita sedang menghadapi masyarakat ekonomi Asean. Sekarang sudah terjadi arus bebas tenaga profesional. Arus bebas barang dan jasa. Arus bebas penguasaan tanah. Ada dua kata kunci untuk memenangkan pertarungan ini dengan menjadikan mahasiswa berkompeten dan mampu berkompetisi. Hampir semua perguruan tinggi di Thailand memilki prodi Bahasa Indonesia. Barangkali ke depan, kita akan melihat banyak sopir yang masuk ke sini.
Dari sekarang, kita harus merumuskan kemampuan soft skill untuk mahasiswa. Kurikulum perlu kita evaluasi. Perbaikan dan evaluasi proses pembelajaran mahasiswa. Menata ulang prodi- prodi yang ada.
Kata- kata kunci untuk sukses:
Kerja keras
Kerja cerdas
Kerja ikhlas, bukan seikhlasnya.
Kerja solid
Kerja sama

Rabu, 03 Februari 2016

The Corporate Mystic

The Corporate Mystic adalah buku yang ditulis oleh Gay Hendricks dan Kate Ludeman. buku ini dahsyat dan sangat menginspirasi jutaan pebisnis dan membawa mereka menjadi sukses. Buku ini menggambarkan bahwa ternyata para mistikus sekarang bukan hanya ditemukan di rumah ibadah seperti kuil, gereja dan masjid. Tetapi para mistikus itu justeru ditmukan di kantor-kantor dan perusahaan besar. karakter, kejujuran, integritas yang berkelimpahan justeru ditemukan pada diri CEO sebuah perusahaan besar. Rasa humor yang tinggi, semangat berbagi, dan keseimbangan hidup justeru kita temukan di belakang para direktur perusahaan tersebut. Ini mencengangkan.
Buku ini ditulis berdasarkan seribu jam wawancara dengan ratusan pengusaha sukses di Amerika Serikat.  Ada banyak kisah menarik pada setiap bab dan sub bab buku ini. Beberapa contohnya, sebagai berikut:
Bill Wiggenhorn, rektor Universitas Motorola, perusahaan yang sangat inovatif menghargai karyawannya yang sangat berprestasi dengan cara yang unik. Salah seorang karyawatinya yang berprestasi tinggi diberi kesempatan untuk mengambil program doktor dan memberinya beasiswa. Sebab, karyawatinya ini bekerja tidak terlalu memedulikan untuk mendapatkan uang. Ia lebih tertarik untuk bekerja secara profesional, tanpa terlalu peduli dengan besaran uang yang diterimanya dari perusahaan.
Lain lagi dengan Philip Knight, bos Nike Corporation. Beliau pada setiap kamis puasa bicara. kamis bisu untuk bermeditasi. ia banyak merenung. Pada suatu kesempatan, ia naik pesawat. Manajer di sampingnya sibuk dengan telpon yang terus berdering untuk menunjukkan dirinya sebagai manajer profesional yang patut diperhitungkan. Sementara Knight sendiri adalah top manajer tetap duduk tenang, diam, dan tidur-tidur ayam.
buku ini juga bercerita tentang perilaku karyawan yang pengeluh. Biasanya karyawan yang pengeluh menunjukkan bahwa dirinya memang bermasalah. Pengeluh biasanya menandakan bahwa dia itu kurang berintegritas. Terbukti, seorang karyawan yang terkenal terus mengeluh pada suatu kesempatan pulang lebih lambat dari kantor. Bahkan sampai malam hari. ternyata ia dan isterinya memakai telpon kantor untuk kepentingan diri dan keluarganya. Ada lagi karyawan pengeluh yang sering mengambil jepitan kertas milik kantor. Demikian seterusnya.  

Pekerjaan

Pekerjaan adalah perwujudan cinta ( Kahlil Gibran)

Takut


Sewaktu pertemuan dengan TIM BPK RI, Badan Pemeriksa Keuangan RI, saya menyatakan bahwa para birokrat dan apalagi bendahara sebuah Kementerian pada ciut nyalinya kalau berhadapan dengan Tim Auditor. Padahal, kata orang bijak: Saat kita merasa takut, semua hal menjadi rumit (Sopochles, The Corporate Mystic, h. 90).
Untuk menghangatkan suasana saya mengutip pandangan bahwa ada tiga syarat menjadi pejabata. Pertama head, memiliki otak, intelektualitas dan memahami regulasi yang terkait dengan pekerjaannya. Kedua, heart, seseorang memiliki hati agar keputusan-keputusannya dapat mencerminkan bahwa dia arif-bijaksana. dan Ketiga, gut, seorang pejabat harus memilki nyali dan keberanian. tanpa keberanian, mestinya seorang pejabat harus mengundurkan diri. kalau nyali semua pejabat ciut, bagaimana bangsa ini bisa maju. Bangsa ini bisa tumbuh dengan nyali dan percaya diri. Tidak ada kemajuan dengan ketakutan. Optimisme sangat penting dan sebagai modal utama kemajuan suatu bangsa.