Gallery

Rabu, 27 Agustus 2014

Tantangan PTAI

Sekarang ini sudah muncul corporate university, seperti Toyota University. Di AS ada perusahaan IBM juga membuat perguruan tinggi dengan biaya tinggi. Ada sekitar 25 universitas di AS yang didirikan oleh perusahaan besar. Lulusan yang kurang siap kerja akan menjadi beban masyarakat. Di Indonesia juga ada Ciputra University khusus entrepreneurship, Unversitas Bakri Group, Universitas Sahid, Jakarta, dll. Kita dikejutkan oleh virtual university. Tidak membutuhkan ruang kelas, gedung yang mewah, kaya akan content pembelajaran. Globalisasi akan menguntungkan pekerja profesional. Dan berdampak buruk kepada tenaga kerja yang kurang terampil. Menghadapi perkembangan tersebut di atas, kita harus mengembangkan core business studi Islam harus betul-betul harus menjadi perhatian. Integrasi ilmu, perlu penelitian lintas ilmu dan budaya. Peningkatan mutu akademik, peningkatan mutu dosen. Penguasaan komunikasi perlu menjadi konsern kita untuk pengembangan ilmu. PTAI harus berperan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pokok-pokok pikiran Menteri Agama, H. Lukman Hakim Saifuddin pada acara Workshop Peningkatan Kompetensi Manajerial Pimpinan PTAI. Hal lain yang menjadi perhatian pak Menteri adalah ruh dan spirit dalam mengelola PTAI. Kaidah al.muhafadzah 'ala al.qadim al.shalih wa al.akhdzu bi al.jadid al.ashlah. Memelihqrq tradisi yqng diwariskan para pendahulu kita. Dan sambil menciptakan hal-hal yang baru dan yang terbaik. Kita harus terus berupaya untuk mengawal kebangkitan peradaban Islam.

Senin, 25 Agustus 2014

Berpikir Kritis

Prof M. Nuh menjelaskan pentingnya membekali peserta didik dengan skill berpikir kritis, critical thinking. Prof Nuh untuk menguatkan pandangannya itu mengutip buku karya Morieux & Tollman yang berjudul: Six Simple Rules: how to manage complexity without getting complicated. Bahwa di masa depan, kompleksitas cenderung meningkat 35 kali lipat. Persoalan semakin rumit. Oleh karenanya, perlu critical thinking, berpikir kritis bagi siswa dan para mahasiswa. Dalam kaitan ini, kurikulum di PTA harus mengkaji ilmu mantiq, logika, adab al. Bahtsy wal munazarah, cara dan etika berdebat, dst. Sekarang sudah terbit buku Surfaces and essences yang di dalamnya diajarkan secara komprehensif metode berpikir kritis. Buku ini perlu menjadi panduan bagi para mahasiswa.

Prof Nidhal Guessoum

Prof Nidhal guru besar fisika dan astronomi adalah sedikit dari sarjana dan saintis muslim yang sedang naik daun. Beliau sangat fasih dengan khazanah intelektual muslim klasik. Pada saat yang sama juga sangat canggih dalam hal penguasaan sains modern. Pada pengantar bukunya: Quantum Question: Reconciling Muslim Tradition.....mengutip dengan sangat indah pandangan integrasi sains dan agama. Beliau mengutip karya monumental Ibnu Rusyd, Fashl al-Maqal bain al-Hikmah wa al-Syari'ah min Ittishal. Bahwa syariah, wahyu tidak boleh dipertentangkan dengan sains, dan ilmu pengetahuan. Agama dan sains ibarat saudara sesusuan (a'ni anna al-hikmah hiya shahibat al-syari'ah, wa al-ukhtu al-radhi'ah). fa al-adziyyatu mimman yunsabu ilaiha asyaddu al-adziyyah, ma'a ma yaqa'u bainahuma min al-'adawah wa al-baghdh'i wa al-musyajarah. wa huma al-muthahibatani bi al-thab'i. al-mutahabbatani bi al-jauhar wa al-gharizah (Fashl al-Maqal, h. 66-67). Prof Nidhal kecewa melihat perkembangan ilmu dan sains dalam Islam. Bahkan pengetahuan para mufassir al-Qur'an juga menjadi sorotannya. Sangat menyedihkan persoalan i'jaz al-'ilmy dalam studi al-Qur'an masih berkutat pada masalah abad tengah. Seperti mujarrabnya air yang telah dido'akan dengan ayat-ayat tertentu, mencari hikmah di balik air cuka berdasarkan hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama, dst. Demikian terbelakangnya pemahaman sains al-Qur'an yang sering mewarnai perdebatan para sarjana muslim sekarang. Pada bagian akhir buku ini, Prof Nidhal memberi solusi alternatif untuk perombakan kurikulum pendidikan di dunia Islam, dan negara-negara arab khususnya. Pertanyaan-pertanyaan krusial yang harus segera dijawab antara lain:
a. Apakah sains modern bertentangan dengan al Quran. Apakah sains modern justeru akan menjauhkan kita dari Tuhan?
b. Apakah teori evolusi Darwin berkesesuaian dengan al Quran dan Sunnah? Bagaimana dengan pembacaan kita terhadap ayat-ayat al Quran bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama. Proses penciptaannya sebagaimana tafsir-tafsir klasik menyebutkan bahwa Adam dan Hawa diciptakan bukan seperti proses evolusi Darwin. Keyakinan kita berdasarkan pembacaan yang demikian itu, apakah kebenarannya sudah pada tingkat qath'iy. Ataukah al syakk, kebenaran yang penuh dengan keragu-raguan. Atau temuan-temuan sains modern yang dipahami secara benar akan memperkuat keyakinan kita. Bahwa alam raya yang sangat rumit ini tentulah ada yang maha pencipta, yang maha Kuasa, yang maha Agung.
c. Mengapa sains modern dan agama terkadang tampak bentrok? Karena kebodohan kita terhadap sains itu. Di sinilah pentingnya mengubah kurikulum tadi agar sains modern dengan Islam bisa lebih akur. Ada lagi yang berpendapat lain. Bahwa al Quran bukanlah kitab sains dan kitab ilmiyah. Al Quran hanya memuat isyarat- isyarat sains dan ilmiyah. Al Quran sesungguhnya merupakan kitab etika yang memuat panduan moral manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Hati- hati terhadap program integrasi sains dan agama. Jangan- jangan hanya akan menghambat perkembangan ilmu. Sebab, "kebenaran ada di luar sana".
Bagi Nidhal, kurikulum dibuat untuk diberikan kepada mahasiswa. Kurikulum yang memuat seluruh teori-teori sains. Dengan demikian, mereka bisa memahaminya dan mengoreksinya. Dengan jalan ini Islam dan sains modern akan akur. Sejarah dan filsafat sains diajarkan kepada siswa SMA dan para mahasiswa. Antara saintis dan agamawan perlu berkolaborasi dan menerbitkan buku-buku sains. Singkatnya, kurikulum harus dirombak total. Untuk mencetak inovator dan saintis muslim sebagaimana yang telah dicapainya semasa renaisan Islam. Sebab, bagaimanapun, jika para saintis tidak lagi mengindahkan refleksi metafisika dan spiritual, berarti mereka telah sengaja memisahkan diri dari masyarakat.

Belajar Diam

Lao Tzu pernah berkata: He who knows does not speak. He who speaks does not know! Yang paham pasti tidak bicara. yang bicara tanda tidak mengerti.

Minggu, 24 Agustus 2014

Gus Ghofur

Gus Ghofur adalah pendiri dan pengasuh pondok Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Saya beruntung karena kunjungan ke pondok ini bisa bertemu langsung dengan beliau. Gus Ghofur menerima tamu setiap harinya sekitar dua ratusan. Santrinya sekitar 13 ribuan. Lokasi pondok pensantren diyakini sebagai tempat Sunan Drajat, salah seorang wwlisongo, dan putera Sunan Ampel. Menurut Gus Ghofur, pesantren yang diasuhnya itu adalah warisan walisongo yang masih "nyata" dilihat. Beliau bercerita bahwa suatu ketika ada peneliti dari Belanda yang mempertanyakan legacy walisongo. Pada waktu itu, kita sulit menunjuk sesuatu yang bisa merepresentasi walisongo, kecuali Pondok Pesantren Sunan Drajat ini. Selainnya hanya berupa benda peninggalan, makam-makam walisongo, mungkin juga tembang-tembangnya yang dinisbahkan kepada para orang suci tersebut. Kembali kepada Gus Ghofur. Menurut penuturan Gus Ghofur, beliau pada awalnya senang dan gemar menuntut ilmu sulap. Di samping mencari dan memperdalam ilmu agama. Beliau rela berkunjung dan mencari kyai di Jawa dan Madura. Untuk pertama kali, beliau belajar sulap kepada salah seorang Kyai Madura, di Sumenep. Kyai Masurat, kalau tidak salah dengar. Beliau sangat ahli ilmu sulap. Konon, Kyai Masurat ini memiliki isteri sampai sembilan orang. Di Pondok Sunan Drajat, ada dua kitab yang sering disebut beliau. Yakni. Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali dan Kitab Syamsul Ma'arif. Kitab yang kedua banyak mengupas perihal alam gaib dan ilmu pedukunan. Setiap santri yang saya tanya, memang mereka belajar dua kitab ini. Gus Ghofur dikenal oleh santrinya memiliki kesaktian. Yaitu dapat memindahkan dan menjinakkan jin dan hantu. Sepanjang perbincangan dengan beliau, memang sering diundang untuk mengusir jin dan makhluk halus lainnya. Suatu waktu, Gus Ghofur diundang ke Inggeris oleh keluarga kerajaan yang juga salah seorang terkaya nomor empat di dunia. Rupanya, si konglomerat ini, di rumahnya ada hantu. Sudah banyak orang yang diundang untuk mengusir hantu rumah si kaya ini. Tapi hantunya tetap bandel dan pintar bahasa Inggeris. Gus Ghofur berhasil dan sukses memindahkan hantu sang konglomerat. Ada hal yang menarik, hantu menurut beliau ada iblis yang dibekukan. Sama halnya dengan air. Air yang dibekukan, seperti itulah hantu. Gus Ghofur juga dikenal sangat kuat menjalankan ritual dan wirid tertentu untuk memperkuat ketahanan bathil dan spiritualnya. Bahkan beliau terkadang puasa dengan jangka waktu tertentu. Hal yang menarik perhatian saya adalah beliau bercita-cita untuk membangun sebuah universitas. Sebab, hanya dengan universitas itulah sehingga Islam ahlusssunah wal jamaah dapat diterapkan. Beliau berpesan, bahwa ada kyai yang membangun bangsa lewat wiridan. DAan biarlah saya membangun bangsa ini lewat pendidikan. Gus Ghofur juga memiliki jaringan pergaulan yang sangat luas. Di pondokya itu, sudah dikunjungi oleh pejabat tinggi negara dari berbagai kalangan, politisi dan birokrat. Tokoh-tokoh dunia seperti Dalai Lama juga sudah pernah berkunjung ke sana. Tokoh agama hindu pemegang otoritas Hindu sudah pernah berkunjung. Gus Ghofur juga demikian. Beliau biasa diundang ke Beijing China untuk menceritakan pertemuan antara Sam Po Kong dengan Suna Kalijaga. Sam Po Kong adalah anak muda yang sakti. Karena kekhawatiran dan ketakutan raja China, maka Sam Po Kong "diusir" dan disingkirkan dari pengaruh istana. Sam Po Kong diberi tugas untuk menjelajah dunia. Sam Po Kong sangat sakti karena do'a sang ibu. Karena ibu Sam Po Kong sangat menyayanginya, maka ia meninggalkan daratan China pada tengah malam, dan tanpa izin dari ibunya. Begitu sang ibu sadar bahwa anaknya sudah pergi, maka ibunya pun mencari anak kesayangannya itu. Singkat cerita, ibunya terjatuh ke laut dan meninggal. Ketika Sam Po Kong bertemu dengan Sunan Kalijaga di Jawa, maka terjadilah adi kesaktian di antara mereka. Pertama, Sam Po Kong yang memperlihatkan segala sepak terjang dan masa lalu Sunan Kalijaga. Ibarat video, masa lalu Sunan Kalijaga tersingkap semuanya. Sam Po Kong berucap, bagaimana mungkin seorang wali dan suci demikian kelakukan dan masa lalunya. Sekarang giliran Sunan Kalijaga yang memperlihatkan masa lalu Sam Po kong. Digambarkan bahwa Sam Po Kong meninggalkan Cina tanpa izin sama ibunya. Ibunya terlihat mencarinya, dan terperosok ke dalam laut. Dan meninggal. Sam Po Kong sangat sedih, dan tanpa sadar memeluk tembok. Demikian seterusnya. Gus Ghofur juga pernah berkunjung ke Himalaya. Ia bertemu dengan seorang sakti dan tidak makan selama 18 tahun. Pertapa itu kuku-kukunya sangat panjang. Melingkar-lingkar. Tetapi dia makan. bagaimana mungkin Anda bisa hidup, sergah Gus Ghofur. Pertapa menjawab: orang yang memikirkan jasmani pastilah lapar. Orang yang memikirkan rohani tidak merasakan lapar. Pertapa tersebut juga memakai baju es. Sungguh pemandangan yang misterius. Gus Ghofur memang aneh.

Selasa, 19 Agustus 2014

Nasar Umar Lagi

Prof Thib Raya mengomentari buku Deradikalisasi Tafsir Agama. Ayat-ayat jihad dimaknai sebagai sabar, ketika ayat-ayat makkiyah. Ayat-ayat madaniyah, jihad dimaknai sebagai menghilangkan yang lain. sebagian kalangan tidak memedulikan sabab nuzul dan sabab wurud untuk memahami hadis. kekurangan buku, ada banyak ayat tentang jihad yang dibiarkan begitu saja tidak makna yang lebih lengkap. kelebihannya, buku pak Nasar lebih inklusif. coraknya isyary, dan pasti menyenangkan banyak orang. Metodenya adalah tematik, maudhui. Ada kisah Umar Ibn Khattab, kaifa syaknuka? Ibnu Huzafah, saya membenci kebenaran, dan sangat menyenangi fitnah. shalat tanpa wudhu. saya memiliki bukan dari langit. Marah Umar. Ali berkata, ia benar. akrahu al.haqqah, adalh al.maut. al.maut haqqun. uhibbu al.fitnat. innama amwalukum wa awladukum fitnah. ushalli bi ghairi wudhuin. shalawat kpd nabi, tidak perlu wudhu, Dia punya isteri dan anak. sedang Allah tidak memilikinya. di sinilah penting.ya kehadiran buku ini. Prof Muhammad Nuh. bagaimana mengimplementasikan buku ini? Buku ini harus juga dibeli. Buku itu, paling tidak memiliki tiga makna. Yakni fungsi edukasi. Masuknya informasi akan memiliki dampak perubahan. Kedua, buku itu memberi pencerahan. Kehidupan itu biasa gelap dan tidak jelas. Seperti cahaya putih. Cahaya putih bisa kalau semua spektrum ada. Di Night Club, cahayanya warna warni supaya orang-orang yang hadir tidak kelihatan. Fungsi ketiga, emlowering, pemberdayaan. Melakukan pemberdayaan, individu dan masyarakat. Konsep dasar buku pak Nasar Umar adalah rahmatan li al.alamin. Universalitas dari sisi rahim. Semua kita pernah warga negara rahim. Misi yang melekat pada semua orang adalah kasih sayang. Universalitas sebagai substantif. Pembentukan karakter yang berbasis kasih sayang dalam kurikulum 2013. Sayyidina Ali, tidak mau menyalib orang tua yang berjalan sangat lambat. Nabi ruku, lama sekali. Karena Nabi menghormati orang tua tadi. Islam agama kasih sayang. Ada dialog kepada Abu Hanifah. Ada seorang intelektual Romawi. Iklim akademik sangat tAbu Hanifah muda yang menjawab. Kita ingin anak muda seperti Abu Hanifah, sangat kasih sayang dan tapi cerdas melampaui batas-batas kelaziman.

Nasar Umar

Peluncuran buku Prof Nasaruddin Umar sangat spesial. Pembahas Prof Muhammad Nuh, Menteri Kemendikbud, K. H. Said Aqil Siraj. Buku ini kecil, tapi bisa membawa kita ke alam yang berbeda dengan keseharian kita. Kalaku belum membaca buku ini kitalah yang akan membebani dunia ini. Kritik Kyai Aqil Siraj, langsung menukik kepada persoalan tasawuf. Dan tidak mencantumkan sumbernya. Mestinya dimulai, apakah tasawuf itu? Siapakah sufi itu? Banyak orang yang salah paham. Tasawuf sama sekali berbeda dengan ilmu hikmah, kesaktian. Ada buku tersendiri, syamsul maarif, mujarrabat. Tasawuf bukan akhlakul karimah. Cium tangan kepada orang tua. Tapi belum tentu tasawuf. Tasawuf, belum tentu orang yang sering tahajjud, puasa seinin kamis. Tasawuf adalah mencari kebenaran dan berpaling dari kepalsuan. Gamis, sorban, gamis, jilbab, kopiah. Ini semua menutupi kepalsuan. Ini Imam Makruf al.Karkhy, murid al.Sari al.Saqthy. Ada lagi sufi Zun Nun al.Mishri. Sebagai seseorang yang mendahulukan Allah dari selain.Nya. Maka Allah pun akan mendahulukannya selainnya. Rajin ibadaha, rajin ibadah. Yang pertama mendapatkan gelar al.sufi adalah Jabir ibn al.Jabar, bukan ahli tafsir, bukan hadis. Shalat tahajjud 100 rakaat. Yang kedua adalah Abu Hasyim al.Kufi. Shalat jumat sendiri, paling depan, syirik. Saya di belakang, riya. Besar atau kecil, adalah li Allah taala. Tasawuf pada dasarnya sangat dinamis. Tasawuf adalah ujung pada ikhbatul qulub. Kebersihan hati. Ada dongen, seorang pemuda kekar memukul batu. Saya sudah memukulnya 100 kali, tetapi tidak bisa putus asa. Kakek tua lewat, dan cukup dengan memukulnya hanya lima kali. Batunya pecah. Sang pemuda takjub, dan menganggap sakti. Sang kakek berkata, saya tidak sakti, cuma batu ini harus dipukul sebanyak 105 kali. Ananda baru memukulnya seratus kali. Butuh kesabaran. Bu Shinta Nuriyah, isteri Gus Dur. Saya tidak memiliki titel apa-apa kecuali dengan titel isteri Gus Dur. Buku Gender karya Prof Nasaruddin Umar. Aqiqah anak perempuan cukup satu kambing. Aqiqah anak laki-laki dua kambing. Mengapa berbeda? Kemikian juga dengan kencingnya anak perempuan dihukumi najis mutawassithah. Sedang kencing anak laki-laki dihukumi sebagai anajis mukhaffafah. Anehnya, anak perempuan tetap enjoy dengan perlakuan kasar suaminya. Di NTP, di Tasikmalaya, terjadi incest oleh ayahnya sendiri. Di Jepara, seorang dokter merogoh janin isterinya tanpa alat kedokteran. Ketidakadilan di tempat kerja. Ia menjadi TKW, dan dipersalahkan. Kodrat perempuan hanya menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui, dan manupose. Kodrat peremluan mestinya menjadi kelebihan, tetapi berbalik menjadi kekurangan. Agama tidak membela perempuan. Tetapi pak Nasaruddin Umar telah menjawabnya dengan baik dalam buku ini. Al.muhafadzah ala al.qadim al.shalih wa al.akhdzu bil jadid al.ashlah. Kekuatan bukunya adalah pada argumentasi yang diajukannya. Masyarakat urban kota sedang menghadapi tantangan. Kekurangannya adalah khazanah kearifan lokal yang bisa dijadikan sebagai bahan-bahan refrensi. Seperti yang telah syekh Arsyad al. BANJARI dengan harta gono gini dengan me.jadikan kearifan lokal. Demikian juga K. H. Hasyim Asyari ketika me.jadikan wanita sebagai hakim agama. Gus Dur pernah berkata, kita ini orang Indonesia yang beragama Islam. Bukan orang Islam yang tinggal Indonesia. Semua kita, siapapun kita pasti lahir dari seorang rahim seorang perempuan. Prof A. Thib Raya, saya mendapat dua kehormatan. Dari Prof Quraish Shihab, sebagai guru. Dan dari murid saya, Prof Nasaruddin Umar. Deradikalisasi Tafsir Agama. Ada beda antara le

Berkarya

Sedikit catatan pada acara launching buku Prof Nasaruddin Umar. Meluncurkan buku. 22 ribu buku diluncurkan tahun lalu. Kalah jauh dari Amerika. Selamat kepada Pak Nasaruddin Umar yang telah berbagi. Sebab, book launching ini termasuk istimewa. Kita harus membangun Indonesia. Silakan Bapak dan Ibu mengumpulkan dan menerbitkan buku. Agar saya juga mendapat gaji. Wakil dari Gramedia. Dari Republika, menerbitkan artikel tasawuf setiap jumatnya. Prof Nasaruddin Umar tidak pernah berhenti menulis. Respon masyarakat cukup menggembirakan. Pak Nasaruddin Umar , menulis adalah bagian dari wirid saya. Bangun jam tiga dini hari. Setiap hari hidup saya, menulis paling sedikit 10 halaman. Harian Republika, fajar, kompas, pelita, dll. Izinkan saya menyampaikan penghargaan setinggi tingginya kepada isteri saya. Beliau sering berujar, komputer adalah isteri pertama Pak Nasar. Saya sedang menulis tafsir isyari sekitar dua puluh jilid. Hanya ini yang saya ingin persembahkan kepada bangsa dan keluarga. Saya hanya mewariskan. Karya dan buku. Hanya tidur sekitar tiga jam sehari semalam. Inilah anugerah kesehatan yang diberikan oleh Allah Swt. Tidak ada yang istimewa dalam buku-buku karya saya. Saya minta maaf atas kelemahan ini. Ada banyak tokoh yang hadir, antara lain: Prof Dr H. M. Quraish Shihab, M.A, H. Chairul Tanjung, Menko ekuin. Sambutan Menag RI, menyebutkan bahwa pak Nasar Umar di tengah tengah kesibukannya yang luar biasa, tetapi masih sempat menulis karya-karya inspiratif. Sekarang ini, era globalisasi informasi membuat informasi membludak. Kita khawatir akan memengaruhi kita, keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Penerbitan buku adalah salah satu cara untuk menfilter sejumlah informasi yang berseliweran tersebut. Dari buku-buku Pak Nasar bukan hanya pemikir tasawuf. Tetapi juga sebagai pengamal tasawuf. Buku-buku tentang jender merupakan kelanjutan dari buku buku sebelumnya. Saya amat sangat menyambut baik buku-buku pak Nasar yang mempertegas perlunya lahir tafsir agama yang moderat. Relasi jender juga menarik karena memberi pencerahan bagi hubungan yang baik dalam keluarga.

SKL

SKL adalah standar kompetensi lulusan adalah penting dimiliki oleh perguruan tinggi Islam. SKL ini terlebih lagi sangat penting. Sebab,sekarang kita sudah memasuki era Asean Economic Community pada tahun 2015. Itu artinya, tahun 2015 kita memasuki era one market in Asean. Pasar kita bukan hanya di Indonesia, tetapi seluruh ASEAN. Demikian sebaliknya, orang-orang ASEAN juga akan dan bahkan sudah lama 'menjelajah' pasar kita. Jangan heran, kalau sekarang ini ada 1. 000 perawat dan dokter yang sudah antri untuk masuk ke dunia kerja kita. Hal yang menarik adalah bangsa Cina yang memiliki politics diaspora. Mereka rela membiayai masyarakatnya untuk menempuh kuliah sampai menyandang gelar doktor, dengan satu catatan: "saudara boleh kami biayai, tetapi jangan pulang sebelum menjadi kaya. Sementara regulasi kita mewajibkan kuliah doktor hanya tiga tahun. Ini yang membuat kita kesulitan, dan sepertinya tidak memiliki politics diaspora. Sebab, membangun bangsa sendiri jauh lebih penting. Demikian pandangan Prof Dr. Dede Rosyada, direktur Pendidikan Tinggi Islam. Standar Kompetensi Lulusan ini berkait kelindan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Sesungguhnya KKNI adalah leveling kompetensi sampai pada tingkat sembilan. Terkait dengan penguatan kompetensi, kita juga sedang mendesain sertifikat penunjang ijazah. Seperti

Jumat, 08 Agustus 2014

Perkara

Mengurus perkara sekarang ini pastilah mahal. Setiap perkara akan diputus sesuai dengan tebal-tipisnya amplopnya. Para penegak hukum dari zaman Belanda masih seperti yang dulu, membela yang bayar, bukan membela yang benar. Kebenaran dan keadilan di pengadilan sudah diperjual-belikan secara terang-terangan. Pasal-pasal dalam KUHAP juga dibisniskan dan disesuaikan dengan tarif. Gelar perkara oleh para hakim, polisi dan jaksa penuntut umum juga dipermainkan. Bahkan ditengarai ada hakim yang "tidak sehat" secara psikologis. yang penting memutus perkara dan membuat jera sang pelaku. Urusan perkara dan putusannya berkorelasi, tidak menjadi pertimbangan. Keadilan hukum tidak menjadi prioritas. yang penting bagi hakim yang sudah mendekati malaikat ini, yang penting putusannya berbeda, memberatkan dan diinginkan oleh khalayak ramai. Perkara hukumnya benar atau salah, bukanlah menjadi pertimbangan utama. Gawat! Para penegak hukum kalau demikian kelakukannya. Ke mana para pencari keadilan itu mencari keadilan sejati? Sekarang kalau berperkara, wani piro? Berani bayar berapa? Saya hanya terhibur dengan firman Allah, alaisa Allah bi ahkam al-hakimin. Benarlah Tuhan sebagai hakim yang paling adil. Dalam artian, keadilan di dunia hanyalah keadilan semu. Keadilan di akhirat di padang mahsyar adalah pengadilan yang sebenarnya. Para pendosa bisa saja berkelit dan membeli pasal-pasal KUHAP. Tapi mereka tidak bisa lepas dari pengadilan Tuhan. Sehebat apapun kelihaian mereka pastilah Tuhan lebih lihai.

Sidak

Konon, para narapidana hanya takut dan was-was pada sidak. Inspeksi mendadak. Para napi tidak terlalu peduli atau mengkhawatirkan lama putusan hukum atau sanksi yang akan dijalaninya. Tapi mereka sangat takut sama sidak. Sidak bisa merampas kebebasan seorang napi. Sidak dapat membuat seorang napi merasakan tekanan yang luar biasa. Ada sekelompok napi yang sedang halaqoh, majelis taklim. Ustaznya baru saja mengucapkan salam. Tiba-tiba petugas tamping datang memberi tahu bahwa ada sidak. Maka halaqoh langsung bubar. Mereka kabur menuju kamar sel masing-masing. Kalau kebetulan ada napi yang membawa peralatan yang terlarang, seperti kipas angin, hand phone atau apa saja, demi keamanan dan keselamatan dirinya, pasti ditinggalkannya. Sidak ibarat kiamat kecil bagi para napi. Ada pemandangan dari tahun ke tahun, menurut cerita dari mulut ke mulut. Konon, di lapas merupakan dunia sendiri. Sejak zaman penjajahan Belanda yang namanya lapas, lembaga pemasyarakatan, tradisinya tetap sama. Tidak bergeser. Kalau ada napi yang sakit dan terpaksa mencari dokter spesialis, bisa keluar dengan konsekwensi harus menyerahkan sejumlah uang. Kalau ada keluarga yang membesuk juga harus menyerahkan sesuatu. Ada pendampingan, tapi tetap saja dimintai uang. Atau harus menyerahkan uang. Semoga ini hanyalah kabar burung dan hanyalah kisah-kisah pilu masa lalu. Tidak sekarang. Ada banyak hal yang lebih seram seperti yang ditulis Arswendo,budayawan dalam novelnya itu. Semoga catatan-catatan tersebut dan kisah-kisah pilu para napi itu menjadi pembelajaran buat kita untuk menjadi warga negara yang lebih beradab. Sewaktu Prof. Baharuddin Lopa menjabat sebagai Dirjen Lapas ada ide menyiapkan bilik cinta. Yakni napi yang ingin bersama dengan keluarganya diberi ruang untuk melepas rindu. Ide ini dilatari oleh pengalaman pak Lopa berkunjung ke Australia. Bagi beliau, hasrat biologis napi harus dipertimbangkan untuk memenuhi hak-hak asasi manusia. Saya tidak tahu, apakah sekarang sudah ada bilik cinta itu. Sebaiknya dilegalkan saja, sehingga lapas tidak terkesan sebagai 'neraka' bagi para napi. Sebab, para napi juga manusia. Memiliki hak menikmati hidup. Mungkin dengan lapas yang lebih humanis, para napinya akan cepat tersadarkan. Sebaliknya, kalau mereka diperlakukan tidak manusiawi sangat boleh jadi mereka tidak menjadi lebih baik dalam pembinaan napi. Perlu penelitian psikologis bagi para napi mengenai tingkat kebahagiaan dan penderitaan yang mereka alami. Apakah stimulan contoh-contoh prilaku mulia akan berdampak positif bagi napi. Atau efek jera menjadi lebih baik sebagai proses training untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sebab, ada pandangan yang mengatakan manusia dengan tingkat penderitaan tertentu akan menjadikan dirinya lebih cepat sadar menjadi lebih baik. Ia akan belajar dari pahit getirnya kehidupan. Victor Frankl membuktikannya dalam kegetiran hidup yang dijalaninya, justeru menjadikan dirinya sebagai manusia baru. Beliau menjadi tahan banting dalam menjalani kehidupan berikutnya. Meskipun beliau menjalani kehidupan penjara yang paling kejam bukan karena pelanggaran moral, tapi sebagai akibat kejahatan perang. Buku beliau menarik untuk dibaca: Manusia mencari makna.

Rabu, 06 Agustus 2014

"Agama Kekerasan"

Mencermati perkembangan Islam Indonesia dewasa ini, yang ditandai dengan munculnya conservative turn, pembalikan wajah Islam damai dan santun menjadi Islam radikal, sangar dan menakutkan. Dalam buku the Ten Parallel dilaporkan, seorang wartawan asing sedang meliput kericuhan Front Pembela Islam (FPI) dengan kelompok Islam Liberal dan pemikir bebas agama-agama. Sambil memukulkan tongkat dan alat pentungan kepada kelompok Islam liberal, mereka mengucapkan Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar. Wartawan tersebut bertanya, Allah Akbar, artinya apa? Allah Maha Besar, jawab orang di sampingnya. Si wartawan mengira, Allah Akbar maknanya: Pukul, pukul, pukul!!!. Menyaksikan hal-hal seperti ini dan sejumlah kekerasan lain yang mengatasnamankan Tuhan dan agama, maka perlu mengevaluasi secara menyeluruh kurikulum pendidikan agama Islam yang diajarkan di PTAI dan PTU. Sudah barang tentu yang salah dalam proses pembelajaran PAI tersebut. Atau PAI harus diberi muatan multicultural sehingga peserta didik dapat mengerti arti perbedaan antar agama, bukan truth claim. PTAI harus tampil pada garda terdepan untuk mengeliminir dan memutus mata rantai aliran garis keras.

Pintarkan Mahasiswa

Di Indonesia masih terjadi ketimpangan. Eric Maskin ada banyak cara untuk mengukur apakah pertumbuhan ekonomi berdampak pada kesejahteraan masyarakat, seperti umur harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka partisipasi sekolah. Kaushik Basu menambahkan cara lain, yakni melihat kebebasan dan rasa berdaya. Seperti kebebasan dalam menentukan pilihan politik, kebebasan dalam memasuki lapangan kerja karena memiliki keterampilan yang memadai, dan kebebasan dalam pasar bebas. Kedua pakar ini berpendapat bahwa globalisasi merupakan salah satu penyebab ketimpangan kesejahteraan masyarakat terutama pada Negara-negara berkembang. Globalisasi hanya menguntungkan bagi pekerja terlatih dan terdidik. Sehingga bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan mengecap pendidikan akan tergusur dan cenderung memiliki pendapatan menurun. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakatnya untuk sekolah dan mendapatkan pelatihan kerja yang cukup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Februari 2012, Indonesia memiliki angkatan kerja 120,4 juta orang. Sebanyak 42,1 juta orang bekerja di sektor formal, 70,7 juta orang bekerja di sector informal, dan pengangguran terbuka 6,3 persen. Saat ini, sebanyak 54,2 juta orang dari 109, 7 juta angkatan kerja masih lulusan SD atau tidak lulus SD. Dan diperkirakan sampai tahun 2025 nanti ada sekitar 48 juta pekerja berpendidikan SD. Proses demokrasi yang berjalan sangat cepat juga turut berperan memperlebar kesenjangan. Sebab hanya pemilik modal yang dapat memanfaatkan peluang berdemokrasi dan menduduki posisi penting dalam institusi demokrasi. Singkatnya, angkatan kerja harus terdidik. Dan ini salah satu tugas utama pemerintah untuk mendidik dan memberi peluang seluas-luasnya kepada angkatan kerja. Eric Maskin menegaskan lagi bahwa perlu mekanisme desain untuk ini, yaitu serangkaian mekanisme untuk memberi insentif kepada perusahaan untuk melatih para pekerjanya. Teori inilah yang mengantarkan Maskin untuk meraih hadiah nobel ekonomi. Globalisasi menguntungkan mereka yang memiliki keterampilan karena bisa mengakses peluang di mana saja. Pekerja yang tidak terampil akan semakin tertinggal dan terpaksa bekerja dengan upah rendah, tegas Kaushik Basu. (dikutip dari laporan harian Kompas, 5 september 2012, h. 1 dan 20). Pandangan Maskin tersebut di atas diperkuat oleh temuan Prof Anne Booth, guru besar School of Oriental and African Studies, 13 Juni 2014. Bahwa Indonesia belum memiliki data akurat tentang tingkat kemiskinan. Data BPS menyebutkan bahwa kemiskinan berkurang dari 11,6% pada tahun 2012 turun menjadi 11,3% pada tahun 2013. Sedang Bank Dunia menyebut angka 13,3% masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ( Anne Booth, Poverty and inequality in Indonesia, from Soeharto to SBY). Masih data BPS menyebutkan bahwa terdapat 18,1 % rakyat Indonesia yang berpenghasilan 1,25 dollar per hari, jadi kurang 14.750 rupiah dengan asumsi 11.800 rupiah per dollar AS. Penyebab utama kemiskinan adalah mutu pendidikan yang rendah. Pendidikan yang buruk menjadikan seseorang tidak memiliki kemampuan bekerja secara professional. Sehingga mereka hanya bisa menjadi buruh kasar dengan upah rendah.

Makan-makan

Bondan Winarno adalah pakar kuliner. Ia selalu tampil pada acara TV dengan menikmati sejumlah kuliner, nusantara maupun manca negara. Pak Bondan rupanya paham hal ihwal filosofi makan. Buah semangka bagi orang Cina adalah pantangan buat mengunjungi orang yang sedang sakit. Buah semangka sebagai simbol kematian. Membawa buah yang satu ini, bagi si sakit dapat dimaknai dido'akan agar cepat mati. Bakso bagi penganten merupakan menu wajib. Bakso sebagai simbol kebulatan tekad dan sebagai perlambang kelanggenan cinta kedua mempelai. Buah pare tidak bisa ditanam di sekitar pekarangan rumah. Kalau terpaksa sebaiknya ditanam di kebun. Pare melambangkan kepahitan dan kegetiran hidup. Demikian seterusnya. pak Bondan ternyata bukan hanya penikmat kuliner tapi juga paham filosofi makanan.

Pak Rektor

Rektor adalah top leader dan manajer di kampusnya. Rektor mengurus hal-hal yang bersifat akademik dan non-akademik sekaligus. Padahal, tidak semua rektor menguasai regulasi keuangan dan tata kelola secara mendalam. Sehingga, ada rektor yang super hati-hati. Mereka hanya menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa inovasi dan kreativitas yang bermakna bagi kemajuan perguruan tinggi yang dipimpinnya. Padahal, pimpinan PTAI harus visioner, karena mereka memimpin PT pada kondisi “turbulent times” meminjam istilah Peter Drucker. Dengan latar belakang budaya kepemimpinan Indonesia yang sedang memasuki masa transisi dari paternalistik ke demokrasi, masih dibutuhkan pemimpin yang kuat dan visioner. Ke depan kepemimpinan rektor dibatasi dan dipisah antara kepemimpinan akademik dan non-akademik. Rektor semestinya mengurusi pembinaan akademik, peningkatan kompetensi dan karier dosen, pengembangan kelembagaan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Hal-hal yang terkait dengan keuangan dan administrasi cukup didelegasikan dan diberi kewenangan penuh kepada pejabat yang kompeten dan sejak semula diangkat dari tenaga administrasi. Sehingga, seorang rektor setiap akhir tahun tidak lagi berhadapan dengan auditor BPK, BPKP dan Inspektorat Jenderal.

Selasa, 05 Agustus 2014

Global Tilt

Global Tilt adalah buku yang ditulis oleh Ram Charan. Judul aslinya Global Tilt leading your business through the great economic power shift, 2013. Telah terjadi perubahan secara radikal di bidang ekonomi. Perekonomian tradisional digantikan oleh ekonomi global dengan pemain-pemain baru. Banyak perusahaan yang berbasis keluarga yang kolap dan tidak bisa bangkit lagi. Untuk bisa survive, setiap orang dan setiap perusahaan harus beradaptasi dengan perubahan global yang sangat kompetitif, berjalan cepat, berskala global, dan cenderung ekstrim. Bisnis membutuhkan new horizon dan fresh strategies. Dunia bisnis harus mengetahui tatanan dunia global dengan segala kompleksitasnya serta keragaman lokal. Dengan kata lain, para pelaku bisnis membutuhkan buku baru dan akan ditulisi oleh pelaku ekonomi baru. They need to develop a profound understanding of the nature of the global landscape, with all is complexities and local variety. In other words, they need to tear up the old rule book and write a new one. Penulis buku ini menggambarkan bagaimana organisasi-organisasi bisnis dapat bangkit untuk melakukan perubahan dan memengaruhi ekonomi global. Yang terpenting adalah upaya yang sungguh-sungguh dalam membangun perubahan dan perbaikan mindset ke arah yang benar. The right mindset. The Global Tilt adalah perubahan kekuatan bisnis dan ekonomi dari utara ke selatan. Dulu, yang memimpin perekonomian dunia adalah AS dan eropa. Sekarang sudah bergeser ke selatan. Brazil, Nigeria, India, China, Korea Selatan dan Asia Tenggara bangkit dan memegang kekuatan ekonomi baru. Global Tilt ini ditandai dengan terbukanya peluang-peluang ekonomi baru dengan segala kompleksitasnya, cepat dan berdampak pada perubahan yang radikal. Untuk itulah, dibutuhkan strategi berpikir yang radikal, fresh strategies dalam istilah Ram Charan, baik dalam kepemimpinan maupun sistem organisasi sosial.

Minggu, 03 Agustus 2014

Sampah

Sampah menjadi permasalahan. Ada manusia sampah. Mereka yang senantiasa mengurusi sampah. Setiap hari bergelut dengan sampah. Sebagian dari mereka memakai masker untuk menghindari bau yang menyengat hidung. Ada lagi yang asyik dengan pekerjaannya tanpa penutup hidung. Mereka kelihatan serius, dan tampak menikmati pekerjaannya. Mungkin mereka bekerja sebagai "manusia sampah" karena tidak memiliki skill apa-apa kecuali memungut dan mengangkut sampah. Mungkin mereka memang tidak pernah duduk di bangku sekolah. Kalau melihat beratnya pekerjaan dan gaji yang kecil, pastilah mereka bekerja sebagai tukang sampah karena terpaksa. Lalu sampai kapan mereka dapat "menghirup" udara segar? Sampai kapan mereka dapat menikmati pembangunan? Adakah harapan dan impian bagi mereka? Ataukah mereka telah menjalani takdir hidupnya yang getir itu? Adakah sistem pengangkutan sampah yang lebih "manusiawi"? Agar "manusia sampah" itu terhindar dari bau sampah yang menyengat?

Mahasiswa Baru

Masa-masa indah di sekolah menengah atas adalah masa-masa penuh kenangan. Masa kuliah adalah masa perjuangan. Setiap lulusan SMA mendambakan menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa biasa diidentikkan dengan sosok yang memiliki idealisme tinggi. Merekalah pendobrak kemapanan. Mahasiswa aktifis. Mahasiswa yang peduli dengan gerakan keadilan sosial. K. Bertens menulis panduan kecil agar mahasiswa sukses dalam menjalani kuliah. Mulai perkenalan kampus. Kiat-kiat dan strategi menempuh perkuliahan. Manajemen waktu. Makna dan hakikat mahasiswa, yang asal katanya dari bahasa Yunani bermakna kerja keras, tekun, dan ulet. Seorang mahasiswa harus memahami dan mengerti makna student. Dalam menjalani perkuliahan, mahasiswa harus belajar mandiri, dan tidak sekedar mengandalkan dosennya. Dosen memberi kuliah tentu tidak utuh. Kuliah itu ibarat memukulkan paku pada sebatang kayu. Kuliah itu seperti tukang kayu. Pukulan selanjutnya, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dilakukan mahasiswa sendiri. Itulah sebabnya, sehingga mahasiswa dianjurkan untuk memanfaatkan sumber-sumber belajar seperti perpustakaan, digital library, wifi di kampus, informasi senior, dan sebagainya. Mahasiswa yang tekun, ulet, menjaga kesehatan, mengikuti kuliah dengan baik, bersosialisasi dengan lingkungan kampusnya, memanfaatkan perpustakaan, pastilah akan meraih sukses dalam menempuh perkuliahan. Demikian.