Gallery

Senin, 30 Juni 2014

Kuasa

Menarik mencermati tulisan Gus Mus (K.H. Mustofa Bisri) mengenai pengaruh kekuasaan atau jabatan. Beliau mengambil tamsil kernet mobil dengan sopir. Sang kernet bercita-cita untuk menjadi sopir. Betapa berkuasanya sang sopir itu. Meskipun badannya kecil, karena membawa mobil truk, ia merasa besar seakan-akan sebesar mobil yang dibawanya. Ia kalau melewati jalan raya, nyambar sana, dan nyambar sini. Sang sopir merasa sangat berkuasa. Ia mungkin berpikir, bahwa jalan raya adalah milik kakek buyutnya. Itulah sihir kekuasaan. Kekuasaan dapat membuat seseorang lupa daratan. Lupa diri. Lupa akan keselamatan dan kemaslahatan orang lain. Ia hanya mengingat kepentingan dirinya saja.

Minggu, 29 Juni 2014

Debat Capres

Debat Capres dan cawapres menjadi menarik dan menyedot perhatian halayak. Menarik karena materi dan konten debatnya yang aktual dan mencerdaskan. Menyedot perhatian halayak karena terkait dengan pilpres yang semakin dekat, 9 juli 2014. Visi dan misi capres dan juga cawapresnya juga menarik. Sebab, dengan visi dan misinya sebagai guide ketika mereka kelak mendapatkan amanah rakyat untuk memimpin bangsa ini.

Sabtu, 28 Juni 2014

Kyai Syafi'i

Kyai Ahmad Syafii adalah seorang dosen tetap STAI al. KHAIRAT Pamekasan, Madura. Ia adalah alumni Madinah al. Munawwarah,Saudi Arabiyah. Ia adalah sosok kyai yang hidup sederhana, menyantuni 100 an anak yatim di rumahnya. Ia menggeluti fiqih. Ia alumni Saudi, tapi tidak berpaham wahabi. Ia orang Madura, tapi tidak NU, dan tidak pula Muhammadiyah. Amaliyahnya syafi'iyah. Fahamnya asya'irah, asyariyah. Ahlus sunnah wal jamaah. Pada tingkat MTs, ia mengajarkan kitab Bulughul Maram, karya Ibnu Hajar al. Asqalany. Sedang di STAI al. Khairat, ia mengajarkan kitab Nailul Awthar, karya Imam Syaukany. Mengapa kitab NailulAwthar? Karena pengarang kitab ini tidak fanatik. Ia Syi'ah Imamiyah, tapi tidak menampakkan kesyiahannya. Dalam fiqih, Imam Syaukany menganut mazhab Hanafy. Berbeda dengan kitab Ibanatul Ahkam karya Ibnu Hajar yang kental dengan Syafiiyah. Saya juga suka kitab karya Prof Wahbah Zuhaily? Tegas beliau. Sebab ia tidak fanatik. Ia hanya menyampaikan hukum negara Syiria. Tidak memihak kepada mazhab. selanjutnya, Pak Syafii mengutip pandangan gurunya, Prof 'Athiyah Salim, tentang talqin. Jangan pernah menyalahkan orang yang mentalqinkan mayit. Demikian pula kelompok yang tidak mentalqinkannya. Sebab, kedua pandangan tersebut sama sama dilakukan sahabat ( salaf). Tarawih delapan dan dua puluh rakaat,kedua duanya saya ikuti. ini bukan talfiq, yakni melaksanaan ibadah dengan maksud mencari yang ringan ringan saja. Atau mencampur adukkannya. Tidak ada hukum yang ringan. Hukum itu taklif Allah. Semua orang yang melaksanakannya pastilah berat, tandasnya. Saya tentu tidak membantahnya. Saya biarkan pendapatnya keluar mengalir. pak Syafii juga berpendapat bahwa sesungguhnya antara wahabi dan Asyariyah sama saja. Kedua paham ini samam sama mengakui pengurutan sahabat nabi yang empat itu. Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Perbedaan keduanya hanyalah masalah furu' dalam aqidah. Asyairah berpandangan bahwa Tuhan itu ada di mana mana. Sedang Wahaby, Tuhan di atas. kuburan perlu dibangun bagi orang Indonesia yang berpaham asyariyah. Sedang Wahaby, kuburan adalah tempat biasa. Saya senang dengan Kyai Syafii. Penampilannya sederhana, tetapi pikiran pikirannya maju. Saya minyadosen yang menemaninya agar menulis ceramah dan pendapat pendapat beliau. Kyai Syafii mungkin berpaham alla mazhabiyah fi al.Islam, Tidak ada kewajiban bermazhab dalam Islam. Wa Allah a'lam.

Pak Yusni

Tanggal 26 juni 2014, Prof YusniShaby berkunjung ke kantor. Hari itu, beliau genap berusia 70 tahun. Sekedar silaturahim dan salaman dengan saya, dan kawan kawan. Saya berusaha untuk mengajak beliau berbincang ringan. Biasanya beliau senang berdiskusi lepas. Saya tunjukkan bahwa harian Kompas pagi ini melansir topik: Cendekiawan Berdedikasi, dengan menampilkan tokoh Prof Ekk Budihardjo, guru besar planologi, Undip, Semarang Prof Magniz Suseno,Radhar Panca Dahana, budayawan, dan Prof Sulistyowati Irianto, guru besar Universitas Indonesia. Perbincangan hangat pun mulai. Saya bertanya kepada Prof Yusni. Apa resepnya sehingga pada usia 70 tahun, pak Yusni tetap saja sehat, segar, dan menjalani kehidupan dengan santai. Setiap harinya, saya selalu mau berbuat baik. Saya tidak pernah merasa melecehkan dan dilecehkan seseorang. Tidak pernah merasa dendam. Tidak pernah merasa diancam atau terancam. Sewaktu menjabat rektor IAIN Ar Raniry, Banda Aceh, kalau saya didemo, disuruh turun, saya bersikap biasa saja. Hindarkan diri dari negative thinking. Negative thinking sangat berbahaya. Sebab, sentrum kesehatan ada pada pikiran. Negative thinking, No! Kata beliau lagi, saya berusaha sehat. Saya mengikuti jejak jejak guru saya, Prof Ali Hasymy. Beliau oleh Prof William Liddle disebut sebagai cultural broker, piliang budaya. Prof Ali Hasymy, seorang guru besar, gubernur, cendekiawan, dan ulama. What can i do for you, apa yang perlu saya perbuat untuk anda, tegas Prof Yusni. Ketika konflik Aceh berkecamuk, pak Yusni salah seorang tokoh kunci perdamaian. Sebab, beliau dianggap tokoh yang netral. Konflik, berbunuh bunuhan, semua habis. Ulama mati, polisi mati, te.tara mati. Perang bertahun tahun selama 29 tahun hanya mewariskan konflik. Konflik hanya meninggkan dendam. Tapi tsunami ternyata meninggalkan pasrah. Hanya dalam waktu lima menit, 500 ribu nyawa melayang. Mengenai pilpres 2014, pak Yusni berpandangan, jangan ada fitnah. Memang banyak yang kita sukai, hanya satu yang kita terima. Black campaign hanyalah bukti bangsa kerdil. Bangsa yang tidak berkarakter. Selamat berulang tahun yang ke 70 Prof Yusni. Semoga pada umur yang suda senior ini, hidup Bapak dan keluarga tambah berkah. Kata pepatah, Prof Yusni adalah sosok tua tua kelapa, semakin tua semakin berminyak.

Sabtu, 21 Juni 2014

Bandara

Akhir-akhir ini ramainya bandara sangat fenomenal. Bandara Cengkareng menurut laporan petugasnya hampir tidak pernah sepi selama dua puluh empat jam dalam seharinya. Jam dua dini hari ada waktu jeda sedikit. Jam empat shubuh hari ramai lagi. Fenomena demikian itu juga terjadi pada bandara internasional lainnya, seperti bandara Hasanuddin, Maros, Makassar, Bandara Kualanamo, Medan, Bandara Praya, Lombok, NTB, dan yang Bandara Adisutjipto, Jogjakarta, Bandara Juanda, Surabaya, bandara Ngurah Rai, Bali, serta yang paling baru adalah bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Keramaian bandara-bandara tersebut menggambarkan sedang terjadinya mobilitas massa demikian dahsyatnya. Sudah barang tentu pergerakan manusia dari satu tempat, atau kota, atau negara ke negara yang lainnya akan memengaruhi perpindahan barang juga. Setiap orang juga pada dirinya melekat budaya masing-masing.

Petuah Lao Tse

Orang orang yang piawai dalam seni kehidupan tidak akan membedakan antara pekerjaan dengan permainan, antara kesibukan dengan keasyikan, antara pendidikan dengan kreasi, antara kasih sayang dengan agama.

Kamis, 19 Juni 2014

K.H. A.Rahman Ambo Dalle

Anregurutta, Kyai Ambo Dalle dikenal sebagai ulama kharismatik. Oleh para murid dan handai tolan, beliau sangat dihormati dan disegani. Kyai Ambo Dalle adalah pendiri DDI, Darul Dakwah Wal Irsyad. DDI adalah organisasi keagamaan yang sangat terkenal khususnya Indonesia Timur dan Kalimantan. Filosofi hidup Kyai Ambo Dalle adalah pendidikan, dakwah dan amal-sosial. Kalau beliau lagi kurang sehat, tapi diminta untuk menyampaikan di wilayah tertentu pastilah beliau sehat. Demikian pula mengajar sebagai obat dan pelipur lara. Begitu mengajar, beliau langsung sehat. Dalam hal puasa sunat, menurut penuturan muridnya, beliau standar saja. Beliau puasanya seperti orang kebanyakan. Beliau juga terkenal dengan ketabahan dan kesabarannya. Terbukti seperti pengalaman beliau bergerilya di hutan. Beliau biasa difitnah, tapi tidak pernah merespon apalagi membalas fitnahan orang tersebut. Beliau tidak pernah mengeluh. Beliau sangat tabah dalam perjuangan. Demikian penuturan Prof. Dr. K.H Abd Rahim Arsyad, M.A, doktor jebolan Al-Azhar University, Kairo, Mesir salah seorang murid beliau.

Senin, 16 Juni 2014

Mengejar Dunia

Ibnu Qayyim al-Jauziyah (1292-1350) pernah berkata bahwa dunia ini bagaikan bayangan. Jika dikejar, maka Anda tidak akan pernah mendapatkannya. Balikkan badan anda darinya, dan dunia akan mengikutimu.

Dosen= Bahagia

Seminggu yang lalu, saya mendapatkan undangan untuk mengisi acara workshop kurikulum program studi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya. Tempat acaranya di Tretes, Jawa Timur. Tretes tempat wisata yang eksotik. Viewnya indah. Udaranya sejuk. Airnya jernih. Lokasinya strategis. Perjalanan dari bandara Juanda sekitar 2 jam. Dalam pikiran saya, para dosen Ushuluddin dan Filsafat, orangnya serius. Tapi ternyata, begitu saya mulai ceramah, meluncurlah sejumlah humor dari bibir mereka. Saya terkesan. Saya tahu mereka itu adalah dosen yang mengajar di perguruan tinggi dengan mahasiswa yang sedikit. Kegiatan dan program akademiknya juga sangat terbatas. Pikiran saya pastilah mereka hidup pas-pasan. Rupanya tidak selamanya kebahagiaan itu didapatkan dari uang yang banyak dan harta yang menumpuk. Kebahagiaan bisa diciptakan, kapan saja dan di mana saja. Dan oleh siapa saja. Tergantung perspektif seseorang. Saya tidak pernah menduga, bahwa sepanjang ceramah saya, mereka dengan sangat santai "melempar" guyonan yang cerdas. Sambil saya ceramah, saya juga mempersilakan mereka untuk menikmati coffee break. Seorang dosen nyeletuk: "mumpun kopinya masih aktual"! Kebetulan yang memandu acara adalah Wakil Dekan fakultas Ushuluddin yang tak kalah "kocaknya". Rupanya beliau seorang ulama, dan salah seorang imam Masjid Agung Surabaya. Dalam kata pengantar, beliau memperkenalkan dirinya wakil dekan merangkap sopir. Pasalnya, sewaktu menjemput saya di bandara, beliau sebagai drivernya. Beliau cukup menikmati hidup, meskipun tidak nampak pada dirinya sebagai seorang hidup berkecukupan. Dari tampannya, kelihatannya beliau hidup sederhana. Pada mobil yang dikendarainya juga tidak memiliki asesoris yang melambangkan hidup mewah. Semuanya standar. Tetapi, sepanjang perjalanan, beliau sering berkisah hal-hal yang lucu. Humor-humor ringan. Saya menduga ia adalah seorang yang sedang menikmati hidup bahagia. Ternyata kebahagiaan tidak selamanya diukur dn ditentukan oleh uang. Kebahagiaan bisa diperoleh dengan memperkaya perspektif terhadap dunia dan kehidupan. Tentu saja, hidup bahagia harus diperjuangkan.

Minggu, 15 Juni 2014

Guyonan

Untuk melepas kepenatan, biasanya seseorang membuat "guyonan". Guyonan itu dapat memecahkan suasana yang beku. Tingkat kecerdasan seseorang dapat dilihat dari cerdas tidaknya guyonannya. Seorang kawan bercerita bahwa di akhirat nanti para suami yang berpoligami "dipersilakan" masuk surga. Sementara para suami yang hidup monogami "diperiksa" dulu. Pasalnya, suami yang berpoligami itu telah terbukti "taqwanya" kepada Tuhan. Sedang suami yang monogami, kurang teruji taqwanya. Soalnya, mereka lebih "takut" kepada sang isteri daripada Tuhan. Ada-ada saja. Saya bertanya kepada seorang kawan, mengapa ia hanya memiliki satu isteri? Padahal, kawan saya itu orangnya ganten, berpendidikan tinggi, dan duitnya juga berkecukupan. Di luar dugaan, ia berucap: "isteri saya yang satu ini, dulu sangat sulit saya dapatkan". Kan sayang kalau sekarang saya "memadunya"!. Ada yang berpendapat bahwa pada dasarnya laki-laki itu kepingin poligami. Hanya saja, mereka tidak berani kepada isterinya. Sebagian, mempraktikkannya secara diam-diam. Nikah siri. Tentu praktik yang terakhir ini sangat merugikan pihak isteri kedua. Karena hak-hak perdata anak dan dianya sendiri yang tidak diakui negara. Kalau yang bersangkutan kebetulan bukanlah orang "berada", nasib anaknya pastilah tidak lebih beruntung. Berhati-hatilah kepada lelaki yang "tukang kawin", hidup bukan hanya sekedar "menebar" benih. Mereka harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikan putra-putrinya.

Kamis, 12 Juni 2014

Orang Tulus

Orang tulus tidak takut kepada ancaman, dan tidak terhibur karena pujian ( Prof. Ahmad Sewang).

Rabu, 11 Juni 2014

E-Learning

Prof Boediono, wakil presiden RI pernah menulis artikel di Kompas dengan judul: Pendidikan untuk Semua. (Kompas, 13 Oktober 2013). Dalam artikel ini Pak Boed menjelaskan bahwa luasnya wilayah nusantara menyebabkan ketakterjangkauan akses pendidikan bagi daerah pelosok. Sehingga terjadilah disparitas kualitas dan mutu pendidikan, baik pada sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Inilah salah satu hambatan pencerdasan bangsa. Luasnya wilayah menjadi halangan untuk maju. Bahkan kemiskinan juga ikut menyumbang keterlambatan akses bagi jutaan anak bangsa. Kita harus melakukan lompatan. Teknologi informasi menjadi kunci suksesnya. Revolusi informasi membuat proses belajar dan mengakses informasi menjadi mudah dan murah. Kampus yang maju menawarkan paket mata kuliah on line. Yang memuat paket pengajaran yang lengkap, referensi utama, reading text, bahan-bahan tes, latihan, dan evaluasi. Membangun perkuliahan yang interaktif antara dosen dan mahasiswa, antar mahasiswa bisa saling berdiskusi serta saling mengoreksi. Bina Nusantara Kampus sejak tahun 2001 sudah membangun pembelajaran denan mengandalkan media on line. Hal ini dilatari oleh mahalnya harga kertas, tinta, dan mengatasi kemacetan di Jakarta. Dengan pembelajaran on line dapat membantu mahasiswa untuk lebih leluasa mengeksplorasi bahan ajar. Mahasiswa yang "malu-malu" bertanya dalam kelas dapat memanfaatkan pembelajaran on line ini, kapan saja dan di mana saja dia berada. Keunggulannya, mahasiswa memiliki kualitas setara dan bahkan dapat melebihi mahasiswa yang reguler. Dosen dapat full time melakukan pembimbingan kepada mahasiswa. Tentu untuk sukses, pihak Bina Nusantara mensyaratkan calon mahasiswanya telah mengantongi skor TOEFL di atas 475, tes TPA (potensi akademik), dan tes potensi kemungkinan tingkat kesuksesan mahasiswa (aptitude test). Untuk tes yang trakhir ini sangat penting. Sebab, dengan aptitude tes tersebut, seorang mahasiswa dapat dideteksi dari awal tingkat kesuksesannya dalam menempuh dan menyelesaikan studi. Aptitude test sangat penting terutama kepada mahasiswa program pasca sarjana. Sebab, faktanya ada mahasiswa pasca yang nota bene lama sekali menempuh program magister ataupun doktor. Mungkin saja, yang bersangkutan memang tidak mampu untuk menempuh program pascasarjana. Binus juga memakai perangkat Turnitin.com untuk mendeteksi kemungkinan adanya plagiarism. Turnitin memiliki tools plagiarism. Detektor plagiarsim ini sangat penting agar para mahasiswa tidak mengandalkan copy paste dari karya teman atau karya orang lainnya. Maraknya plagiarism dapat diminimalisir. Binus telah mendapatkan e-learning award pada tahun 2007, 2008. Dan pada tahun 2013 yang lalu, pihak Binus sudah mempresentasikan e-learning di Istana Wakil Presiden. Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa Perguruan Tinggi Agama Islam sudah memulai e-learning on line, seperti UIN Syahid Jakarta, UIN SUKA Yogyakarta, UIN SUSKA Riau, UIN Maliki Malang, UIN SAS Surabaya, dll. Kita berharap e-learning on line dapat "mewabah" ke seluruh PTAI dan berdampak "sistemik". Agar lulusan kita memiliki kualitas yang tinggi, dan dapat bersaing bagi lulusan lainnya. Mereka diharapkan dapat sukses di dunia pasar kerja. Tentu saja e-learning on line harus mewaspadai terjadinya student joki. Dosen harus benar-benar terlibat dalam mengoreksi karya mahasiswa. Sebab, mahasiswa yang tidak aktif pasti ketahuan dari jawaban dan summary yang dibuat pada akhir kuliah. Demikian juda dalam hal pengecekan otentisitas karya mahasiswa. apakah karya mahasiwa tersebut terhindar dari plagiasi atau tidak. Turnitin.com dapat membantu untuk hal yang satu ini. Detektor plagiarism sangat efektif, dan sang dosen memiliki desicion maker, dan harus memutuskan apakah mahasiswa tersebut bisa lulus atau tidak. Apakah yang bersangkutan memiliki karya otentik atau tidak?

Senin, 02 Juni 2014

Gelisah

Dalam menjalani kehidupan manusia terkadang mengalami pasang-surut. Ada riak dan gelombang. Ada tekanan. Ada kegalauan. Ada kekhawatiran yang berlebihan. Ada pekerjaan dan tugas menjmpuk. Ada tuntutan hidup yang menghimpit. Ada penyakit yang sedang menggerogoti tibuh. Ada pengkhianatan sahabat. Ada penipuan dalam bisnis. Ada fitnah yang tanpa tedeng aling aling. Ada penistaan. Ada distrust terhadap integritas yang telah dibangun selama puluhan tahun. What next? Sebagian orang menyarankan bahwa ketika kita mengalami persoalan hidup yang tak terperikan, lempar saja KE ATAS. Biarlah Yang Di Atas, Tuhan yang Maha Kuasa yang menyelesaikannya. Tuhan memiliki cara tersendiri. Kalau dalam manajemen, H. Tanri Abeng menyarankan, kalau ada beban sangat berat, ibarat bola lempar ke atas. Maksudnya saya digendong sendiri. Pimpinan yang lebih tinggi dapat mengatasinya. Kita harus pandai-pandai menyiasatinya.