Gallery

Senin, 30 September 2013

"Memperbarui" Otak

Boost Your Brain Power! You can improve and energize your brain at any age. Demikian judul buku inspiratif yang ditulis oleh Dr. Marie Pasinski, Harvard Medical School, 2012. Ahli jantung berpendapat bahwa jantunglah sebagai organ vital tubuh kita. Kalau jantung tidak "mengalirkan" darah kita, maka kita akan mati. Begitu jantung tidak berfungsi, maka kehidupan akan berakhir. Bahkan ada joke, mestinya jantung itu juga disebut sebagai "alat vital". Dr Marie sebagai neurolog berpendapat, bahwa otaklah yang paling utama. Semua kehendak manusia itu bergantung pada perintah dan fungsi otak. Otak tidak berfungsi, maka tiadalah arti dan makna kehidupan itu. "it's the heart" "it's the brain", "no, it's the heart!" "Daring, I Know it's the BRAIN!", tegas Dr Marie Pasinski. Oleh karenanya, mestinya neurologi dan neuro sciense diajarkan di perguruan tinggi. Bukan hanya bagi mahasiswa kedokteran. Sebab, faktanya terkadang ada peristiwa yang mencengangkan karena seseorang ada kesalahan pada otaknya. Faktor otak sangat berperan dan menentukan perilaku seseorang. Sebagai contoh, ada orang yang senang kawin cerai. Penyebabnya, bukan karena faktor budaya di man aorang tersebut lahir dan hidup. Akan tetapi lebih kepada faktor otaknya. Ada jaringan saringan orang tersebut yang tidak beres. Mungkin karena sewaktu kecilnya yang bersangkutan pernah terbentur. Atau karena pernah kena benda tumpul atau dipukul. Semestinya orang tersebut, bukan hanya "dinasehati", tetapi otaknya diperikasa. Mungkin ada kesalahan pada otaknya. Demikian pentingnya neurologi itu dipelajari. DR Marie merekomendasikan bahwa dengan kemajuan neurologi sekarang ini, bagi penderita pikun dan penyakit saraf lainnya tidak perlu khawatir. ADa metode ampuh untuk memperbarui kemampuan daya ingat otak. Ada teknik tersendiri untuk peremajaan otak. Demikian seterusnya. Wa Allah a'lam.

Jumat, 27 September 2013

Kata kata Inspiratif

Saya terkesan membaca kalimat kalimat penting dari pribadi pribadi inspiring, sebagai berikut: a. Dr Michelle Obama, first lady Amrik ketika berdialog dengan mahasiswa Oxford Unibersity. Inggeris, berkata: success is about confidence not about personal background. Sukses sangat ditentukan oleh percaya diri, dan bukan atas dasar latar belakang seseorang. Ucapan Michelle ini sesuai dengan latar belakang keluarga beliau yang dalam dirinya masih mengalir darah budak kulit putih Amrik. Tahun 1960 an yang lalu, kakek Michelle adalah tukang kebun dan mungkin juga berstatus pekerja dan budak. Sebagai budak, tidak memiliki hak hak tanah. Bahkan tidak berhak atas dirinya sendiri. b. Steve Jobs adalah pendiri ipad yang sangat termasyhur itu. Beliau terkenal sebagai presenter terbaik dan kata katanya sangat inspiratif. Steve Jobs sangat inovatif. Hidupnya cukup kontroversial. Mendirikan perusahaan, dan dia sendiri menggaji dirinya dengan 1 dollar. Ia pernah dipecat di perusahaan yang didirikannya sendiri. Beliau pernah berucap: "Jangan biarkan omongan orang lain "menulikan" Anda, sehingga anda tidak mendengarkan kata hati Anda. c. Kimi Jayanti, pashion, Kompas, 22 september 2013. Ia pernah berkata: life is not finding yourself, but about creating yourself. Hidup bukan sekedar menemukan jati diri, tapi lebih dari itu, hidup adalah menciptakan jati diri. d. Muhammad Alfatih Timur. Ia seorang entrepreneur sosial. Ia membuat www.kitabisa.co.id untuk membantu orang-orang miskin. Konsepnya kolaborasi. Gotong-royong. Ia terinspirasi oleh situs www. groundfunding. co. id yang sudah maju di Amerika Serikat. e. Arri Indiana. Si ratu minyak kelahiran lumajang, 1976. Ia memulai bisnisnya dengan mengambil inspirasi dari ayahnya yang penjual minyak tanah di kampung. Ia memulai bisnis dan kerajaan minyaknya dengan membeli mobil tangki untuk distribusi minyak. Itupun dengan meminjam uang di bank. Karena modal awalnya jug tidak punya, ia terpaksa memark up harga mobil tersebut agar bisa dilunasi. Bisnis minyaknya berkembang pesat. Dan sekarang Indiana digelari si ratu minyak. Gajinya pun pantastis. 30 milyard per bulannya. Dahsyat.

Jumat, 20 September 2013

Khutbah Jum'at

Dulu terkenal Prof. Dr. Harun Nasution yang sangat rasional. Ingat Harun Nasution pasti ingat neo-muktazilah. Kehebatan Prof Harun adalah sangat menguasai teologi Islam. Kalau beliau sedang membahas muktazilah, persis seperti pengikut muktazilah. Beliau kelihatan sangat rasional dalam kuliah yang sedang diampunya. Kalau sedang membahas aliran jabariyah--fatalistik--beliau hampir-hampir seperti pengikut aliran jabariyah. Demikian seterusnya. Tapi yang sangat melekat pada diri Prof. Harun adalah rasionalitasnya.
Ada hal yang menarik dari Prof Harun. Rata-rata muridnya yang baru saja selesai pendidikan doktornya dipesan agar tidak terlalu gemar ceramah. Supaya para doktor baru itu lebih senang meneliti daripada "tukang ceramah" yang hanya menyampaikan ajaran agama yang ringan-ringan.
Di era sekarang, zamannya sudah berbeda. Ketika gempuran Wahabi dan salafi demikia hebatnya, mestinya para doktor muda itu "turun gunung" untuk berkhutbah dan menyampaikan ceramah agama. Sekarang ini, ada banyak penceramah muda yang tampil di layar televisi yang memiliki pemahaman keagamaan yang sangat dangkal.
Mereka yang cerdik cendekia sepantasnyalah untuk ikut mencerdaskan umat ini. Ada cerita yang menarik. Seorang professor bercerita bahwa sekarnag ini beliau sudah mau khutbah jum'at. Sebab, dengan sesekali berkhutbah beliau memiliki kesempatan yang luas untuk menyampaikan pikiran jernih kepada umat. Saya tidak bisa membayangkan kalau wahabisme dan salafisme yang berkembang pesat di Indonesia. Mereka itu hampir-hampir saja sangat tekstualis dan anti-intelektualisme. Mereka hanya mengandalkan teks-teks suci agama secara literal. Mereka juga hanya berceramah tentang bid'ah-bid'ah dan syirik. Untuk pengembangan ilmu jarang kita mendengarnya.
Semoga saja dengan kesadaran bersama, para professor doktor itu "tuurn gunung", umat kita lebih cerdas. Ibarat minum air, mereka meminum air dari sumber mata air. Umat ini hidup cerdas dan tercerahkan.

Selasa, 17 September 2013

Neurosains & Tuhan

Mario Bean Regard & Denyse O'Leary menulis buku: The Spiritual Brain. Buku ini membuktikan bahwa menurosains dapat membuktikan eksistensi Tuhan. Pertanyaan utamanya: apakah Tuhan yang menciptakan otak. Ataukan otak yang menciptakan Tuhan. Pengalaman mistik, apakah sebagai realitas? Ataukan hanya penyakit saraf. Ada yang salah pada otak seseorang. Atau orang yang menyatakan akan adanya keberadaan Tuhan adalah mereka yang sedang dilanda depresi?

Senin, 16 September 2013

Menakar Masa Depan

George G. Szpiro, Pricing The Future, Finance, physics, and the 300 year journey to the black-scholes equation, a story of genius and discovery, 2011.Buku ini bercerita tentang lada, molekul, dll. yang intinya betapa orang-orang jenius dapat melihat potensi sesuatu yang sangat berharga pada masa depan. Lada, ternyata sangat merangsang orang-orang eropah untuk berpetualang. lada telah mengubah peta dunia. Bahkan penjajahan negara-negara Timur oleh Portugis, Belanda, Prancis, juga karena lada ini. Molekul, oleh Albert Einstein juga belakang menjadi bom nuklir. Sekarang ini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan sekaligus sangat menakutkan.
Sesungguhnya, buku ini sangat penting untuk merangsang imajinansi kita agar mampu menakar atau meramal komoditi yang memiliki nilai jual luar biasa di masa depan. Semestinyalah orang-orang intelek dapat memiliki imajinasi yang jauh ke depan. Ilmuan juga harus juga bertindak sebagai futuristik.

Kamis, 12 September 2013

Plagiasi

Maraknya praktek plagiasi membuat gerah para tokoh pendidik dan ilmuwan. Plagiasi sebetulnya "mencuri" ide dan gagasan orang lain. Kalau di negara maju, plagiasi itu sama dengan berbuat zina. Dosa besar. bahkan ditengarai bahwa orang yang berbuat plagiasi sewaktu menjadi siswa atau mahasiswa, kelak dikemudian hari ketika memegang jabatan cenderung berbuat korupsi. Karena tabiatnya yang sering "mencuri" ide, gagasan orang lain dan akan terbawa-bawa mencuri uang. Ironisnya, Universitas Sam Ratulangi, Manado dengan dalih berkelik dari plagiasi, memaksa mahasiswanya untuk menulis paper S.i dan S.2 dalam bentuk tulisan tangan. Padahal, dengan menulis tangan skripsi dan tesis tersebut, tidak ada jaminan mereka akan tidak melakukan plagiasi. Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan tegas mempertanyakan peran para pendidik kita? Beliau menulis artikel di Kompas, 12 September 2013 dengan judul: Ke Mana Sang Pendidik. Kebijakan Universitas Sam Ratulangi adalah aneh dan jelas kurang mendidik. Kebijakan itu pula akan menjerumuskan mahasiswanya untuk tidak bisa bersaing dengan dunia global. Komputer, internet, dan ICT adalah penopang kualitas dan kompetensi alumni. Seorang peserta didik tidak boleh "dikerangken" dari dunia IT. Era sekarang sudah revolusi pembelajaran berbasis IT. Copy-paste yang selama ini menggelisahkan para pendidik itu, sesungguhnya dapat dicegah dengan keseriusan dosen dalam membimbing. Bukan dengan memerintahkan para mahasiswa untuk menulis paper dengan tulisan tangan.

Selasa, 10 September 2013

Jihad Lagi

Seorang kawan sedang menulis disertasi dengan judul: Jihad dalam pandangan Sayyid Quthub sebagaimana dalam Tafsir Fi Zilal al-Qur'an. Saya belum membaca utuh disertasi tersebut. tapi bayangan saya adalah sosok Sayyid Quthub yang dikenal sebagai salah seorang petinggi Ikhwan al-Muslimin. Saya juga membayangkan pandangan yang kontras dengan Quthub, yaitu Jamal al-Banna--adik kandung Hassan al-Banna, pendiri Ikhwan al-Muslimin. Jamal al-Banna menulis buku dengan judul al-Jihad. Jamal al-Banna berpendapat, jihad pada masa lalu adalah dukungan dan panggilan untuk “mati” [syahid] di jalan Allah. Tapi, jihad sekarang adalah ajakan untuk “hidup” [berjuang] di jalan Allah. ....anna al-jihad al-yawm laisa huwa an-namut fi sabil Allah. Wa lakin an-nahya fi sabil Allah. Kana shi’ar al-jihad qadim-an, man yubayi’uny ‘ala al-mawt fi sabil Allah. Wa al-yawm fa-inn shi’ar al-jihad man yubayi’uny li al-hayat fi sabil Allah. Lihat Jamal al-Banna, al-Jihad, (Kairo: Dar al-Fikr al-Islamy, 2005), hlm. 121. Tentu konsep dan pandangan Jamal al-Banna ini berbeda dengan teori kakaknya, Hassan al-Banna dan Sayyid Quthub. Syahid atau martir adalah puncak jihad? Jihad selama ini sering dipersepsikan secara kurang tepat. Seakan-akan jihad itu adalah mati syahid. Padahal, mestinya "hidup" untuk berjihad yang lebih panjang adalah lebih utama. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa suatu ketika seorang sahabat yunior mendatangi Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama dan meminta izin kepada beliau agar ia diikutkan dalam perang. Nabi bertanya, apakah Anda masih mempunyai kedua orang tua? Ya, jawab anak muda tadi. Sabda Nabi: kembalilah ke bilikmu, dan rawatlah kedua orang tuamu. Demikianlah petunjuk Nabi betapa "kehidupan" jauh lebih utama daripada mempersiapkan diri untuk mati syahid? tentu padangan ini belum tentu diterima. Tetapi setidaknya, mati syahid harus dipahami secara benar. jangan sampai tindakan bunuh diri dipersepsikan sebagai martir. Sesungguhnya, jihad fi sabilillah mengalami evolusi makna. Pada masa awal Islam, makna lain jihad adalah “berperang demi Tuhan”. Terma mujahidin merujuk pada mereka yang berperang di jalan Allah SWT. Belakangan, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq ibn Rahawaih memasukkan orang-orang yang menunaikan haji dalam kategori orang-orang yang sedang berjihad. Bahkan, sebagian ulama Hanafiah memasukkan para pelajar (penuntut ilmu pengetahuan) sebagai orang-orang yang sedang berjihad. Yusuf Qardhawi, di era modern ini berpendapat bahwa berdakwah dan mendirikan pusat-pusat studi Islam di Barat (Eropa dan Amerika) merupakan jihad fi sabilillah. Dalam konteks ke-Indonesiaan sangat terkenal fatwa KH. Hasyim Asy’ari tentang resolusi jihad beliau. Menurutnya, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia adalah termasuk jihad. Oleh karena itu, setiap Muslim yang berada pada radiasi 60 Km dari musuh Belanda dan sekutunya wajib ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pengarang Kitab Mughni al-Muhtaj membunuh kaum musyrik adalah “melunakkan hatinya”. Membunuh benih-benih syirik dalam hatinya, bukan membunuh orangnya. Sepertinya pandangan terakhir ini lebih sejuk dan mencerahkan. Wa Allah a'lam.

Sang Sufi

Huston Smith pernah berkata:...The sufis are themystics of Islam every upright muslim experts to see God after death, but the sufis are the unpatient ones. They want God now--moment by moment, day by day, in this very life.... (kata pengantar buku: James Fadiman & Robert Frager, Essential Sufism, 1997).  Orang muslim kebanyakan menginginkan perjumpaan dengan Allah Swt setelah kematiannya--di akhirat kelak. Sementara parasufi tidak sabaran menunggu sampai di kahirat. Mereka menginginkan bertemu dengan Tuhan sekarang. Itulah sebabnya, seorang sufi selalu mencari momen, hari demi hari, rindu untuk bertemu dengan Tuhan.Ibadah, zikir, wirid-wirid tertentu, dll semua terfokus untuk bertemu dengan Tuhan.

Kamis, 05 September 2013

Meditasi Uang

Uang sangat penting dalam kehidupan, meskipun bukan yang paling utama. Uang ibarat pancaidera yang keenam bagi siapa pun. Artinya, tanpa uang, kelima panca indera lainnya tidak berfungsi. Lalu pertanyaanya, pernahkah kita menyiapkan waktu untuk berpikir sejenak tentang hakikat uang itu. Apakah benar tanpa uang kehidupan ini berhenti? Atau tanpa uang kehidupan ini masih bisa berjalan, meskipun tidak pada tataran normal. Ada banyak orang sangat sibuk karena mencari uang. Sibuk, sibuk, sibuk, dan Mati! Pengalaman Robert Holden, Ph.D menarik disimak mengenai meditasi uang. Ada banyak orang yang hidupnya sangat tergantung kepada uang. Sumber kebahagiaannya adalah uang yang banyak. Betulkah itu? Robert Holden,Success INtelligence" Timeless Wisdom for a Manic Society, 2005. Orang medern mengisi kehidupannya dengan gila kerja (workaholic), supersibuk. Tapi ada banyak kasus, biasanya berujung tragis dengan depresi, broken home, meanigless, hampa makna, stroke, dan hipertensi, dst. Padahal, hidup ini dijalani hanya sekali saja. Semestinyalah dipenuhi dengan kehidupan yang penuh makna, sukses sejati, dan bahagia.

Passion

Suatu waktu saya bertanya kepada seorang sopir yang masih sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah. Sang sopir pernah membawa mobil 3 hari dan hanya dibantu oleh satu sopir bantu (kernek). Sesekali berhenti kalau lagi capek, dan mengisi bensin. Setibanya di tempat tujuan, sang sopir beristirahat seperti hari-hari biasa. Saya tanya apa kiatnya sehingga Bapak tidak merasakan "kelelahan" sepanjang perjalanan pangjang itu. Dia menjawab, pekerjaan itu "dinikmati" saja pak. Dinikmati saja adalah kunci dan sumber energi bagi sang sopir. Nicolas "Doudou" Tourneville, ahli masak pernah berujar:...when I cook, it's a question of love. That's why I train my kitchen team to cook with passion. Of course in the beginning you have a read the recipe to understand the disk, but when it comes to the execution, just follow your heart and your creation will emerge a winner. (Dalam Majalah Epicure, Juli 2013, h. 50-51). Passion sangat penting dan sangat menentukan karier seseorang. Wa Allah a'lam.

Positioning

Jack Trout mendefinisikan positioning is a game people play is today's me too product. Dalam The Battle of your mind: positioning is not you do to a product. Positioning is what you do to mind of the prospect. That is you position (palce) the product in the mind of the prospect. Bagaimana konsumen berpikir dan merasakan sebuah produk. Brand positioning defines the way you want consumer to think and feel about your brand. Positioning adalah representasi karakter sebuah produk. Karakter tersebut harus memiliki value tinggi dan distinctive agar bisa bersaing di pasar. Positioning harus didesain. jadi bukan sesuatu yang given, tanpa usaha keras. Bukan durian runtuh dari langit. Tidak tercipta dengan sendirinya. bagaimana konsumen mempercayai dan membandingkannya dengan produk lain. (h. 54).

Minggu, 01 September 2013

Kebangkitan Hadhramy

Hadhramaut, Yaman adalah "surga" bagi minat santri, pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk menuntut ilmu agama. Daya tarik tersebut disebabkan oleh hubungan antara Yaman (terutama Hadhramaut) dengan Indonesia sudah lama terjalin. Menurut penelitian Prof. L.W.C van der Berg ( Belanda), orang-orang Arab yang bermukim di nusantara umumnya berasal dari Hadhramaut. Sekarang ini menurut Prof. Said Aqil Husin al-Munawwar--mantan Menteri Agama-- ada sekitar lima jutaan warga Indonesia yang berketurunan Arab Hadhramaut. Di samping itu, tradisi keilmuan Islam di Yaman terutama di Tarim, Hadhramaut mirip dengan tradisi pesantren di Indonesia, seperti tradisi tahlilan, sema’an al-Qur’an, membaca ratib dan wirid-wirid tertentu. Mungkin itulah sebabnya, sehingga para Kyai di Indonesia mengirim putera-puterinya serta santrinya ke Yaman yang dari segi fiqih juga menganut fiqih Syafi’iyah. Para Kyai berkeyakinan bahwa dengan belajar di Yaman, tradisi keilmuan yang dikembangkan selama ini akan bisa berkesinambungan. Dari sini, Yaman berbeda dengan tradisi keilmuan di Mesir yang sangat terbuka dan liberal, sehingga semua aliran pemikiran dan mazhab diajarkan. Dr. Karel A. Steenbrink juga menulis tentang migrasi hadhramy di nusantara dalam bukunya: Beberapa Aspek Tentang Islam Indonesia Abad ke-19, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)terutama peran tokoh-tokoh hadhramy dalam kebangkitan Islam Indonesia dan perjuangan tokoh-tokoh nasional dalam melawan penjajahan Belanda. Tesis yang paling anyar adalah Natalie Mobini Kesheh dalam disertasinya yang berjudul: The Hadrami Awakening Community and Identity in the Netherlands East Indies 1900-1942. Pertanyaan yang dijawab antara lain, bagaimana pencarian identitas kaum hadrami di Indonesia sepanjang sejarahnya. Adakah mereka tetap merasa sebagai seorang hadrami yang kebetulan hidup di Indonesia. Ataukah mereka adalah sudah meng-Indonesia, hanya kebetulan leluhurnya adalah hadrami. Bagaimana kiprah tokoh-tokoh hadrami seperti Abdurrahman Baswedan dalam kebangkitan Indonesia. dst. Lebih Jauh Dr. Anies Baswedan menjelaskan betapa besar peran hadrami dalam kebangkitan ilmu. Ia mencontohkan Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosiolog muslim yang kebetulan sebagai seorang hadrami yang migrasi ke Tunisia. Ibnu Khaldun lewat buku Muqaddimahnya mengubah cara pandang baru mengenai sejarah. Sejarah sebelum-sebelumnya menjadi kurang menarik karena bercampur-aduknya antara fakta dan mitos. Sehingga sejarah tidak dapat dijadikan sebagai alat yang ampuh untuk melihat masa sekarang, apalagi masa depan. Lewat Ibnu Khaldun, sejarah terpisah dari fakta dan mitos. Sejarah juga sudah berubah. Sudah dapat dijadikan alat untuk melihat masa sekarang dan masa depan. Saya teringat bahwa Mark Woordward yang juga sedang meneliti mengenai jaringan migrasi dan tempat-tempat hadhrami di seluruh dunia. Mark Woordward dikenal lewat disertasinya yang berjudul: Islam in Java : Normatif Piety and Mysticism In The Sultanate of Yogyakarta. Buku ini telah diterjemahkan oleh Hairus Salim HS dengan judul: Islam Jawa; Kesalehan Normatif versus Kebatinan, LKiS. Salah satu tokoh hadrami sekarang yang sedang "naik daun" adalah Dr. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina, Jakarta.