Gallery

Jumat, 31 Mei 2013

Badai pasti Berlalu

pada masa gonjang-ganjing dan prahara Orde Baru, kita sangat sering mendengar kalimat: "Dan badai pun pasti berlalu". Saya teringat dengan kisah seorang raja dari timur yang meminta seluruh orang bijaknya untuk menuliskan sebuah kalimat yang dapat dilihat, kapan saja, dan dalam siatuasi apa pun juga. kalimat itu berbunyi: "...dan semua ini, pasti akan berlalu"... kalimat ini dapat dipakai pada saat raja berada di puncak kejayaan dan keemasannya. Pada saat krisis. pada situasi apa pun juga.

Benjamin Graham

Benjamin Graham adalah sang investor ulung. Warrrent Buffett banyak berguru kepada beliau dalam hal investasi. Graham dikenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan murah hati dalam berbagi ide. Kapan saja, di mana saja. Ia selalu siap berbagi ide. Untuk mengenang Graham, Buffett menulis: kita harus menanam sebuah pohon, yang sebagai tempat banyak orang untuk berteduh. Graham suatu waktu berkata: "setiap hari saya selalu ingin membuat sesuatu yang konyol, kreatif dan murah hati.

Kamis, 30 Mei 2013

Warrent Buffett

1. The first rule is not to lose. The second rule is not to forget the first rule. 2. Risk comes from not knowing what you're doing.

Warrent Buffett

1. The first rule is not to lose. The second rule is not to forget the first rule. 2. Risk comes from not knowing what you're doing.

Bill Gates

1. I will always choose a lazy person to do a difficult job.... Because he will find and easy way to do it. Be Lazy!! Think Crazy!! 2. Success is a lousy teacher. It seduces smart people into thinking they can't lose. 3. It's fine to celebrate success but it is more important to heed the lessons of failure. 4. If you think your teacher is tough, wait until you get a boss. He doesn't have tenure. 5. If you can't make it good, a least make it look good. 6. Life is not fair, get used to it. 7. Your must unhappy customers are your greatest source of learning. 8. As we look ahead into the next century, leaders will be those who empower others. 9. Just in terms of allocation of time resources, religon is not very efficient. There's a lot more i could be doing on a sunday morning. Dalam hal pemanfaatan waktu, agama sangatlah tidak efisien. Ada banyak hal yang bisa saya lakukan pada minggu pagi. Maksudnya" dari pada ia meluangkan waktu ke gejeja pada minggu paginya. 10. Television is not real life. In real life people actually have to leave the coffee shop and go to jobs. 11. Sejak remaja, setiap tahun dalam hidupku adalah software. maka saya tidak akan pernah membeli apapun, kecuali software. 12. People always fear change. People feared electricity when it was infented, didn't they? People feared coal, they feared gas-powered engines....there will always be ignorence, and ignorance leads to fear. But with time, people willcome to accept their silicon masters.

Leo-Tolstoy

Sastrawan besar Rusia meninggalkan banyak kata bijak yang perlu menjadi pegangan. Meskipun dalam perjalanan hidupnya penuh dengan liku-liku. Seperti ketika Tolstoy hdup di pedesaan berbau dengan masyarakat petani. Dalam suratnya ia pun tanpa menutup-nutupi hubungan seksnya dengan "orang desa" ketika berpetualang. Berikut kata-kata bijak Tolstoy: 1. All happy families are alike, each unhappy family is unhappy in its own way (Anna Karenina).Semua keluarga bahagia satu sama lain sama saja, sebaliknya keluarga malang berbeda-beda kemalangannya. 2. Love is life. All, everything that I understand, I understand only because I love. Everything is everything exists, only because i love. 3. If you want to be happy, be. 4. The two most powerfull warriors are patience and time. 5. Without knowing what i am and why i am here, life is impossible. 6. There is no greatness where. there is no simplicity, goodness and truth.

Rabu, 29 Mei 2013

Albert Einstein

Berpikir Cara Einstein. How to Think Like Einstein, 2002. Rahasia kejeniusan Einstein adalah berani melanggar aturan. Kalimat-kalimat penting Einstein, antara lain: 1. Ciri ketidakwarasan adalah melakukan sesuatu berulang-ulang tapi menghasilkan hal yang berbeda. 2. Masalah-masalah yang kita hadapi tidak dapat dipecahkan dengan pemikiran yang sama tingkatannya seperti ketika kita menciptakan masalah-masalah tersebut. 3. Imajinasi itu lebih penting daripada pengetahuan. 4. Tidak semua hal yang dapat dihitung penting. dan tidak semua hal yang penting dapat dihitung. 5. Ilmu pengetahuan adalah hal yang mengagumkan. kalau kita tidak perlu mencari nafkah dari sana. 6. Allah tidak main dadu dengan alam semesta. 7. Rasa ingin tahu memiliki alasannya sendiri akan keberadaannya. Untuk memantik pemikiran kreatif, kita dapat saja mencari solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi dengan mengambil inspirasi dengan plat mobil yang ada di depan atau melewati kita sepanjang perjalanan. Mungkin nomor plat B, L, BH, AA, dll. Huruf huruf tersebut dapat menciptakan ide ide segar dalam menemukan solusi. 8. Yang penting adalah tidak berhenti bertanya. 9. setial orang bodoh yang sok pintar bisa membuat segalanya lebih besar, lebih rumit, dan lebih keras. dibutuhkan sentuhan seorang jenius--dan banyak keberanian--untuk bergerak ke arah sebaliknya. 10. The Person who reads too much and uses his brain too little will fall into lazy habits of thinking.

Senin, 27 Mei 2013

Islam Rahmatan li al-'Alamin

Suatu hari seorang kawan bercerita tentang ceramah K.H. Tholhah Hasan--mantan Menteri Agama RI ketika beliau sebagai amirul hajj sekitar tahun 1997. Pada saat beliau menyampaikan pesan kepada para petugas TPIH bahwa kalian itu adalah jama'ah haji yang juga sekaligus petugas. Beliau melanjutkan ceramahnya dengan mengutip pendapat Imam Syafi'i. Kata Imam Syafi'i kalau ada orang yang sedang shalat, lalu ada seorang anak yang hanyut di sungai. Maka orang tersebut harus membatalkan shalatnya demi menyelamatkan nyawa anak tersebut. Betapa humianisnya Islam ini. Inilah Islam rahmatan li al-'alamin. Indahnya Islam itu. Tentu akan ada banyak kasus dan peristiwa dalam sejarah Islam yang memperlihatkan betapa islam adalah agama rahmatan li al-'alamin. Demikian. Wa Allah a'lam.

Anwar Sadat

Anwar Sadat adalah presiden Mesir yang brilian. Karier politiknya berakhir dengan tragis. Pembunuhan di tengah parade militernya. Search for Identity adalah buku yang membahas kiprah politik Anwar Sadat yang gemilang. Di sana dijelaskan dengan apik bagaimana Anwar Sadat meniti karier politiknya. Muhammad Husein Haikal menulis buku dengan judul : kemarau Kemarahan. Haikal adalah teman karib Sadat. bahkan haikal pernah menjabat sebagai seorang menteri pada pemerintahan Sadat. Tapi belakangan, Sadat berseberangan dengan orang terdekatnya itu. Haikal pada akhirnya dijebloskan ke dalam penjara oleh Sadat. Taufiq el-Hakim, seorang sastrawan Mesir terkemuka juga masuk dalam penjara di bawah rejim Sadat. Kemarau Kemarahan adalah buku yang sangat otentik memotret detik-detik kejatuhan Sadat. Ada yang berpendapat bahwa buku haikal itu sesungguhnya adalah berisi "kecaman" terhadap Sadat. Meskipun, Haikal keluar penjara pada masa pemerintahan Mubarak. Mesir yang bergolak.

Minggu, 26 Mei 2013

Masyarakat Tradisional

Saya baru saja membaca sebuah buku menarik. Judulnya: The World until Yesterday. What wwe learn from Traditional Societies? Penulisnya mengulas masyarakat tradisional di beberapa negara. seperti suku Aborigin, Australia, suku Indian, Afrika, dan suku Papua. Buku tersebut saya baru membacanya sekilas, belum mendalam. Ada kesan menarik, yaitu penulis meyakinkan kita bahwa meskipun masyarakat tradisional itu biasa dikelompokan sebagai suku terbelakang, tapi ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari mereka. Penulisnya menggambarkan beberapa hal. Seperti kebiasaan orang Papua melakukan pesta batu. Makanan dari umbi umbian dikumpulkan oleh masing masing keluarga, lalu dibakar di atas batu. Penulis membandingkannya dengan pola makan orang Amerika yang cenderung makan berlebihan sehingga mereka mengalami obesitas dan rentan berpenyakit diabetes. Meskipun suku Papua itu kelihatan tidak mencukupi dari segi kebutuhan pangan, tapi mereka hanya memakan makanan secukupnya bahkan mereka berkekurangan. Selanjutnya, ada foto-foto yang memperlihatkan dua anak yang masih belia yang salah satunya sedang menggendong adiknya. Pada halaman yang sama ada foto seorang ibu Amerika yang sedang mendorong bayinya yang sedang berbaring di atas tempat dorongan bayi. Coba lihat bagaimana masyarakat tradisional yang sedang menggendong bayinya. Mereka masih ada kontak psikologisde dengan pengasuhnya. Sedang masyarakat modern sudah terpisah dengan bayinya. Bayinya hanya memandang lurus tanpa bisa leluasa untuk bergerak dan melihat situasi sekitarnya. Pemandangan ini sangat berbeda masyarakat tradisional yang sambil menggendong balitanya, si balita juga juga bisa melihat keadaan sekitarnya. Masyarakat tradisional lebih care, peduli dan bahkan lebih humanis pada sisi ini. Ada lagi pembahasan yang memperlihatkan dampak perang nuklir dengan contoh porak porandanya di hiroshima dan nagasaki, Jepang. Tercatat sekitar 100. 0000 an warga Jepang yang tewas akibat kedahsyatan bom nuklir itu. Sebaliknya, perang antar suku di Papua pada rentan waktu yang hampir bersamaan yang hanya menewaskan 5% dari total penduduk mereka. Kalau ada konflik biasanya masyarakat tradisional menyelesaikannya lewat musyawarah adat yang sangat terbatas. Sedang masyarakat modern, biasanya lewat forum forum resmi yang juga sangat berpotensi untuk cepatnya tersebar ke negara negara lainnya. Wal hasil, buku ini sangat menarik untuk dikaji karena memberikan nuansa baru dalam studi masyarakat tradisinal. Buku ini menyadarkan kita bahwa tidak semua yang modern itu baik. Dan sebaliknya tidak semua yang tidak modern itu tidak baik. Yang modern dan tradisional harus ada ruang untuk saling memahami. Wa Allah a'lam.

Rabu, 22 Mei 2013

Salah Sambung

Kita sering mendapatkan sms atau telpon yang salah sambung. Terkadang kita menerima telpon dari seseorang dengan bahasa daerah tertentu yang sama sekali tidak dipahami. Atau sering kali kita menerima sms (short message service) yang salah kirim. Yang lucu, teman saya yang sehari-hari membawa mobil mendapatkan telpon dari seseorang yang memintanya untuk bertindak sebagai nara sumber pada sebuah seminar tentang perbankan syari'ah. Yang menerima telpon bingun karena diminta sebagai nara sumber. Karena sang penelpon merasa tidak nyambung, maka segera ia menyusuli dengan mengirim sms, bahwa saya salah seorang rektor perguruan tinggi ingin mengundang bapak untuk menjadi nara sumber untuk membahas perbankan syariah pada bulan juni mendatang. Sesungguhnya sang rektor saya kenal baik. Tapi teman saya tadi kenal juga cuma ybs tidak memiliki kompetensi untuk membahas perbankan syariah. Hidup ini ada-ada saja.

Selasa, 21 Mei 2013

Sukamdani Sahid

Tanggal 20 Mei 2013, tepat hari kebangkitan nasional, saya berkesempatan mewakili Prof. Dede Rosyada untuk bedah buku Wirausaha Berbasis Islam dan Kebudayaan karua Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid G--pendiri dan pemiliki Group Sahid. Pada acara tersebut hadir pula Prof. Komaruddin Hidayat, rektor UIN Syarifhidayatullah Jakarta sebagai nara sumber. Menelisik Pak Sukamdani, saya teringat pada Leo Tolstoy adalah sastrawan besar Rusia. Ia menulis novel yang inspiratif, antara lain: Anna Karenina, War and Peace dan karya terakhirnya adalah A Calendar of Wisdom yang memuat kata kata bijak para filosof dan para bijak bestari. Karya terakhirnya ini ditulis untuk menjadi panduan harian bagi siapapun yang menghendaki kehidupan yang bahagia dan bermartabat. Pedoman harian ini sangat inspiratif bagi semua kalangan, mulai yang jelata sampai yang jelita, rakyat biasa maupun mereka yang berpangkat. cocok untuk semua kalangan, dan semua situasi. Saya mengenal Leo Tolstoy bermula dengan perkenalan saya dengan karya Braginsky. Braginsky adalah seorang sarjana berkebangsaan rusia yang menekuni sastra sufi nusantara. pada awal kalimatnya pada pendahuluan disertasinya yang berjudul: Yang Indah, Berfaedah dan Kamal sejarah sastra Melayu dalam abad 7-19. Kalimat yang dimaksud adalah setiap keluarga yang berbahagia satu sama lain serupa saja, tapi setiap keluarga yang malang-berbeda beda malangnya. Pelajaran dari Leo Tolstoy adalah ternyata penulis sekaliber beliau juga menulis sesuatu yang kelihatan sederhana tapi monumental bagi kehidupan. Penulis terkenal tidak selamanya penulis persoalan yang rumit, tapi juga hal-hal yang ringan. Kita berharap agar Prof. Sukamdani Sahid G masih memiliki waktu yang cukup untuk menorehkan petuah-petuah dan nasehatnya yang sangat berharga untuk kebangkitan generasi baru di Indonesia. Sama halnya dengan Leo Tolstoy yang pada umur yang sudah sepuh menulis A Wisdom of Every Day. Perkenalan pertama saya dengan Pak Sukamdani Sahid. Suatu waktu saya mendapat undangan dari STAIT Modern Sahid, Gunung Menyan untuk menghadiri suatu acara. Pada acara tersebut hadir pula Prof Dr. H. Sukamdani Sahid G. Dalam pengantar kata, saya mengutip sebuah riwayat bahwa Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama pernah ditanya. Ya rasulallah, siapakah di antara umatmu yang paling cepat masuk sorga?—bi ghairi hisab--. al-Tajir al-Shaduq, jawab Nabi. Pengusaha yang jujur. Di negeri “daging”, kata Gus Mus (K.H. Mustofa Bisri, Rembang), tidak mudah untuk mendapatkan pengusaha yang jujur. Dan lebih tidak mudah lagi menemukan pengusaha yang juga pejuang. Di negeri “daging” orang senang menjual “daging” untuk membeli “daging” lainnya. Tapi sosok Prof Sukamdani telah membuktikan bahwa pengusaha yang jujur itulah yang mujur. Prof. Sukamdani juga telah “mematahkan” mitos Jawa bahwa orang Jawa itu tidak “dipersiapkan” menjadi saudagar, tapi lebih berbakat menjadi “penguasa”. (Niels Mulder, Mistisisme Jawa). Mengenai manusia Jawa, pak Sukamdani berujar:…..Sebagai orang Jawa, menurut hemat saya, manusia yang menjadi cita-cita dan yang akan terbentuk oleh upaya pendidikan adalah manusia yang saleh, manusia yang bekti kepada orag tua, manusia yang berguna bagi masyarakat, dsb. Tidak ada pendidikan yang mengidamkan lulusannya sebagai manusia serakah dan asosial….. (Sukamdani Sahid G, Wawasan, Padangan dan Harapan tentang Pendidikan, Jakarta: Bisnis Indonesia, 1999, h. 46) Sosok Prof. Sukamdani sukses dalam mengatur keseimbangan antara kerja, kehidupan keluarga, dan kebutuhan akan spiritual ( balance work, family, and spiritual needs).Mungkin karena Pak Sukamdani sangat memegang teguh filosofi Jawa yang relevan dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, kita kutip sepeti: 1.Orang yang kaya harta, kaya persaudaraan dan kaya kepandaian itu lebih mulia daripada orang yang menjadi raja. (Butir-Butir Budaya Jawa, h. 157). 2.Orang yang tidak tentram hidupnya ingin segera mati, sedang yang tentram hidupnya ingin panjang umur (h. 95). Hidup itu harus menghidupi orang lain. Kita ini sesungguhnya juga "numpang" hidup di dunia ini. Sebentar lagi kita akan "pulang" ke "rumah". Selamat dan sukses buat Prof. Sukamdani Sahid G.

Pak Mahfudz MD

Saya sudah mengenal lama Prof. Mahfudz MD. Pertama kali ketika saya kuliah Program Pascasarjana di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pak Mahfudz biasa membawakan ceramah agama--Tarwih--di Masjid Kampus UIN Suka. Kemudian berlanjut ketika saya dilantik sebagai Sekretaris Lajnah Perguruan Tinggi Nahdhatul Ulama oleh K.H. Sahal Mahfudz di PBNU. Kebetulan Prof. Mahfudz juga hadir pada acara pelantikan tersebut bersama dengan tokoh-tokoh lainnya. Saya masih ingat, ketika selesai pelantikan saya minta photo bersama dengan sejumlah tokoh, antara lain K.H. Mustofa Bisri, Pak Mahfudz MD, K.H. Malik Madani,dll. Selanjutnya, saya mendatangi kantor Pak Mahfudz ketika beliau masih menjabat di Mahkamah Konstitusi untuk konsultasi sebuah acara. Saya diterima pada siang hari menjelang siang. Surat yang kami masukan itu langsung dibaca dan didisposisi. Saya melihat beliau lagi memelototi ipadnya. Sepertinya pak Mahfudz MD sedang menulis makalah. Tidak lama saya duduk di kantor--meja kerja beliau--seseorang mengantarkan teh hangat untuk kami. Saya pun menikmati teh itu setelah dipersilakan oleh Pak Mahfudz. Setelah selesai, saya pamit. Pertemuan selanjutnya, saya kebetulan duduk bersebelahan dengan pak Mahfudz di suatu pagi dari Jogja ke Jakarta. Naik pesawat Garuda. Kebetulan saya duduk pas di samping beliau. Beberapa menit kemudian, saya berbisik kepada beliau mengenai statemen beliau di koran yang sedang disorot media. Beliau lalu menjelaskan hal-hal yang terkait dengan persoalan krusial bangsa ini. Setelah itu, saya tidak pernah bertemu langsung dan pak Mahfudz. Saya hanya selalu melihat dan membaca berita tentang pak Mahfudz di samping membeli sejumlah buku yang bercerita tentang beliau, seperti buku: Mahfudz MD Mengalir Seperti Air (2013).

Kamis, 16 Mei 2013

Hadas Besar

Saya sudah membaca beberapa pandangan mengenai hadas besar. Ada yang sangat ekstrim yakni pengalaman Dr Mochtar Pabottingi ketika beliau sedang belajar di Amerika. Ada teman dari arab yang berkeyakinan bahwa orang Barat yang tidak beragama Islam itu najis. Sehingga berjabat tangan pun dengan mereka berdampak pada hukum. Hal yang sama menurut Prof Mustafa Ali Ya'qub menjadi perdebatan hangat ketika Presiden Amerika, Barack Husein Obama berkunjung ke Indonesia. Salah satu agenda beliau adalah berkunjung ke Masjid Istiqlal. Ada yang berpendapat bahwa presiden Amerika itu tidak boleh masuk ke Istiqlal karena berhadas besar. Prof. Mustafa mengajukan argumentasi bahwa pada masa Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama di madinah beliau sering menerima tamu di dalam masjid. yang sangat terkenal adalah kedatangan Raja Najran dan 60 orang anggotanya diterima Nabi di dalam masjid dan bahakn diriwayatkan mereka sempat melakukan kebaktian di dalam masjid pula. Demikian riwayat Ibnu Ishaq, penulis kitab Sirah al-Nabawiyah. Semestinya kita berpikiran luas dalam hal muamalah--hubungan antara manusia--. Berjabat tangan dengan orang yang berlainan agama adalah termasuk hubungan muamalah. Dan bukan hubungan dalam kontek ibadah murni. Demikian pula halnya, kita tidak mendapatkan nash yang tegas dari Nabi yang memuat larangan berjabat tangan dengan mereka para ahl al-kitab atau yang lainnya. Justeru sejumlah riwayat kita menemukan yang sebaliknya. Bagaimana Nabi menghirmati tetamunya tanpa melihat latar belakang agamanya.

Solusi

Dalam kehidupan ini masalah selalu saja menghampiri. Setiap harinya seseorang pasti ada masalah. masalh memiliki dinamikanya sendiri. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, masalah itu pastilah mengandung hikmah yang sekarang ini belum dipahami. bagi orang yang rasional akan mencari dan menelaah masalah yang menimpanya dan akan mencari solusinya secara rasional dan pendekatan ilmiyah. Keuntungan orang beragama adalah dengan memahami dan meyakini bahwa dalam kehidupan ini ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang yang mengendalikan kehidupan ini, beban dan tekanan hidupnya akan menjadi ringan. Sebaliknya, bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan agama, ketika mereka menemukan jalan buntu dalam penyelesaian masalah hidupnya, tentu bertambah beratnya beban hidupnya itu. Ada pertanyaan kepada Dalai Lama, seorang guru spiritual asal Tibet: "Apakah masalah yang menimpa seseorang itu karena Karmanya yang dilakukannya pada masa lampau? Beliau menjawab: bahwa Karma itu semestinyalah dipahami secara benar. Karma itu dinamik. Dan mencari solusi bagi kegetiran hidup layaknya mencari makan saat sekarang. Sebelum makan, tentu kita mencari warung yang menjual makanan. Menu makananpun kita pilih sesuai dengan selera dan ketentuan kesehatan. Jadi nasib seseorang mestinya dipandang dan dipahami demikian. Bukan mendasarkan diri pada Karma di masa lampau. Apa yang kita alami sekarang ini, perlu ditangani cepat untuk menentukan nasib kita ke depan. Kita tidak boleh pasrah dengan keadaan yang kita derita sekarang ini. Dalai Lama sangat rasional dalam memandang Karma sebagai yang dinyatakannya dalam bukunya: The Art of Happiness--Seni Hidp Bahagia. Lanjut Dalai Lama, kalau kita mengalami ketertindasan dan penderitaan tertentu, kita semestinya tidak melihatnya sebagai akibat dari ketidakadilan. Karena perasaan ketidakadilan akan menambah beban emosi bagi kita. Kita harus menyikapinya secara positif saja, tidak dengan cara negatif.

Senin, 13 Mei 2013

Masalah

Tampaknya hidup di dunia ini selalu saja ada masalah. Masalah adalah bumbu kehidupan. Rasanya tanpa masalah dunia ini akan hambar dan tidak ada tantangan. Masalah adalah tangga untuk naik. Masalah yang disikapi dengan positif akan berdampak positif. Sebaliknya, masalah yang tidak dikelola dengan baik, pasti akan menjadi bumerang. Masalah sesungguhnya cara Tuhan menyapa hamba-Nya. Dengan masalah, manusia semakin mengerti dan memahami hakikat kehidupan ini. Dengan masalah, manusia semakin diharapkan dapat hidup dengan keberlimpahan kearifan. Dengan masalah, seseorang semakin dapat menjadi lebih bijak. Dengan masalah, seseorang akan lebih paham akan liku-liku kehidupan. Dengan masalah, seseorang akan lebih mengerti pahit getirnya kehidupan. Di kalangan sufi, masalah itu sesungguhnya tidak ada. Bagi sufi masalah, nikmat dan sakit, sama saja. Sehat dan sakit di mata sufi sama saja. Sakit yang disikapi dengan tepat akan melahirkan pahala dan kedekatan yang Yang Maha Kuasa. Sebaliknya sehat yang tidak disyukuri akan berakibat kufur nikmat. Betapa banyak orang yang sehat, tapi karena kesehatannya ia terperosok. Betapa banyak orang yang menderita sakit, tapi karena ikhlas menerima dan menjalaninya, sakitnya justeru berdampak positif bagi kehidupannya dan menginspirasi banyak orang. Alfred Nobel yang menderita sakit menahun, justeru karena sakitnya beliau mewakafkan seluruh harta warsinya yang berlimpah bagi ilmuan yang memiliki kontribusi riil bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan perdamaian. Hadiah nobel adalah persembahan dari Alfred Nobel. Siapa yang menyangka bahwa Nobel itu semasa hidupnya juga adalah ilmuan yang juga menderita sakit yang menahun. Tapi sakit yang dideritanya tidak membuat beliau untuk berpangku tangan dan alpa dalam kerja-kerja keilmuan dan kemanusiaan. Wa Allah a'lam.

Sabtu, 11 Mei 2013

Ibrahim ibn al-A'dzam

Ibrahim al-'Adzam dalam literatur tasawuf sangat masyhur. Ada banyak kisah atau sangat boleh jadi semacam legenda mengenai Ibrahim sang pertapa ini. Ahmad Bahjat menulis sebuah novel yang berjudul: al-amir wa al-Darwisy yang sesungguhnya mengisahkan Ibrahim al-Adzam secara lebih utuh. Karya Ahmad Bahjat ini lebih komprehensif dari kebanyakan kisah lainnya yang hanya memuat penggalan-penggalan kisah Ibrahim. Ibrahim digambarkan bermula pada kisahnya sebagai seorang raja yang sangat berkuasa dalam istananya. Kemudian suatu hari, Ibrahim ibn al-'Adzam didatangi oleh seorang darwisy--pertapa--. Ibrahim terpengaruh oleh pernyataan-pernyataan sang darwiy. Ia pun meninggalkan kemewahan istananya, melepaskan sandalnya dan keluar mengembara. Kisah pengembaraannya inilah yang diteropong Ahmad Bahjat. Pertemuan Ibrahim dengan syeikh darwisy yang sangat dihormati. Kesetiaan anjing Ibrahim mengikuti pengembaraan sang pangeran. Jariyah--pelayan--setia yang membuktikan kesetiaan sampai akhir kepada sang pangeran semenjak Ibrahim masih dalam kekuasaan di kerajaannya sampai pada pengembaraannya.

Jumat, 10 Mei 2013

Kebesaran Gus Dur

Saya tertawa terpingkal-pingkal menonton wejangan Gus Mus pada peringatan 1.000 hari wafatnya Gus Dur. Meskipun saya menonton lewat You Tube. Ceramah Gus Mus demikian hidup. Cair. Mengalir. Pada ceramah tersebut hadir Bu Shinta Nuriyah--isteri Gus Dur. Hadir pula tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, H.M. Maftuh Basyuni--mantan Menteri Agama RI--, Dr. Akbar tanjung, Prof. Mahfudz MD, Prof. H. Nasaruddin Umar, dll. Suatu waktu K.H. Maimun Zubair, Sarang bertanya kepada Gus Mus, mengapa Gus Dur demikian dicintai banyak orang? Gus Mus menjawab sekenanya: "Orang-orang mencintai Gus Dur karena Gus Dur juga mencintai mereka. Saya dengan Gus Dur sama persis. Hanya saya ini kurang berani. Gus Dur kalau dia yakin benar, dia tidak perduli yang penting baik di sisi Allah Swt. Gus Mus mengisahkan juga bahwa Gus Dur pernah berkata: "kita ini orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang kebetulan ada di Indonesia". Kalau ada orang Indonesia yang merusak Indonesia, nah ini yang sulit. Lanjut Gus Mus, kalau orang pesantren diajak bicara tentang kebangsaan, itu keliru. Berpikir keislaman dan kebangsan itu satu. Gus Mus juga bercerita bahwa sewaktu Gus Dur masih hidup "gelandangan" di Kairo, Mesir, lalu pindah ke Jakarta yang hidupnya dari kontrakan ke kontrakan. Gus Dur tidak pernah memiliki dompet. Berbeda dengan saya, yang meskipun orang sudah menggelari saya asebagai al-mukarram tetap saja saya memiliki dua dompet. Satu dompet untuk rupiah dan yang satunya lagi untuk dollar. Gus Dur itu sering ditipu orang. Meskipun Gus Dur tahu bahwa dirinya itu sedang ditipu. Gus Dur awet karena kehidupannya tidak berlebih-lebihan. K.H. Husein Muhammad sudah menulis buku Gus Dur: Sang Zahid. Gus Dur berani hidup zuhud di tengah orang hidup mencintai dan sangat mencintai dunia. Selamat jalan Gus Dur!

NH.Dini

NH. Dini adalah seorang sastrawati yang cukup terkenal dengan novel-novelnya. Salah satu novel beliau yang sangat masyhur adalah Pada Sebuah Kapal (1972). Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang lain, antara lain:(a) La Barka (1975); (b)Namaku Hiroko (1977), (c) Orang-orang Tran (1983), (d) Pertemuan Dua Hati (1986), (e) Hati yang Damai (1998),dan(f) Dari Parangakik ke Kamboja (2003). Ia terkenal sebagai novelis yang feminis. Ia bahkan disebut bahwa di balik karyanya, ia tampil membela ketidakadilan gender terutama perlakuan seorang suami kepada isterinya. Novel yang ditulisya juga lebih banyak berkisah tentang dirinya. Itulah sebabnya, ada yang menyebut NH Dini sebagai penulis realisme-otobiografis. Ia menulis novel otobiografis yang berkisah tentang perjalanan hidupnya sendiri. Apa yang dikisahkannya dalam novelnya betul-betul terjadi. Menurut pengakuan NH Dini, ia hadir dalam novelnya sekitar 10%. Ada bagian dalam hidup saya yang perlu pembaca ketahui. Memang setiap pengarang pasti ada dan hadir dalam tulisannya. Sebagaimana halnya dengan pelukis, juga membubuhkan tanda tangan pada setiap lukisannya. Membaca NH Dini sesungguhnya juga membaca kisah pilu seorang perempuan yang mengikuti sang suami yang jusa seorang diplomat. Hidupnya berpindah-pindah. Dari Jepang, AS, Francis, Kamboja, dst. Pada akhirnya, NH Dini harus memilih hidup sendiri. ia memutuskan untuk bercerai dengan sang suami. Ia juga terpaksa berpisah dengan kedua buah hatinya sebagai konsekwensi dari perceraian tersebut. Ia juga hidup tertatih-tatih karena tidak mendapatkan harta waris dari sang suami. Di usianya yang senja, ia hidup dengan mengandalkan kreatifitasnya. Sebuah teladan yang baik. Saya teringat dengan pernyataan Prof. Annemarie Schimmel bahwa setiap pengalaman itu adalah untuk memperkaya kehidupan. Tiada kata akhir untuk belajar, juga tiada kata akhir untuk kehidupan.

Kamis, 09 Mei 2013

Nasehat

Bergaullah kepada semua orang. Tapi percayalah kepada sedikit orang

Iklan Humor

Humor adalah sesuatu yang mengandung tawa. Lucu. Pada masa Plato dan Aristoteles, tertawa cekikikan dianggap rendah secara moral. Belakangan lucu, tertawa malah dianggap sebagai obat atau terapi penyakit tertentu. Bahkan ada rumah sakit yang pasiennya sebelum diperiksa oleh sang dokter yang bersangkutan terlebih dahulu harus singgah di ruang tertawa. Setelah itu, sang pasien baru dipersilakan memeriksakan penyakitnya kepada dokter. Di era sekarang ini humor sangat penting. Max Sutherland dan Alice K. Sylvester menulis buku dengan judul: Advertising and the mind of the Consumer, 1993. Buku ini memuat kiat-kiat membuat iklan untuk mendapatkan keuntunganan yang berlipat ganda. Iklan yang tepat dapat berdampak pada keberlimpahan finansial. Buku ini juga membahas pentingnya iklan yang mengandung humor. Seperti ada iklan seekor burung yang mematuk matuk nomor telpon. Orang mengira burung tersebut mematuk makanan. Tidak lama kemudian, datanglah seorang kurir. Dan sang kurir langsung mengangkut kucing yang sedang tidur yang berdekatan dengan sangkar sang burung. Demikianlah, iklan yang menampilkan dua hal yang kontradiktif.

Selasa, 07 Mei 2013

Kyai Tolhah

Prof. Dr. K. H. Tolhah Hasan adalah mantan menteri agama RI. Beliau pada usianya yang ke 77 masih sangat bersemangat untuk membangun pendidikan Islam yang maju. Pada suatu kesempatan kami berkunjung ke Universitas Islam Malang. Beliau juga hadir menyambut kami bersama dengan rektor UNISMA beserta beberapa jajaran pejabatnya termasuk direktur pascasarjananya. Ada beberapa pesan Kyai Tolhah. Antara lain, beliau meminta panjang umur agar bisa mewujudkan cita-cita luhur membangun fakultas kedokteran, rumah sakit Islam, dan Program Pasjasarjana strata doktor. Kita senantiasa memohon doa panjang umur agar lebih bermanfaat bagi orang lain. Untuk apa panjang umur kalau tidak memberi kemanfaatan. Kyai Tolhah demikian sangat kharismatik. Berbincang dengan beliau terasa sejuk, mengalir, dan inspiratif. Ketulusan terpancar dari wajahnya yang bersih. Kalimat-kalimatnya tertata, santun, dan terkadang diselingi dengan humor. Kyai Tolhah adalah sosok kyai yang multitenta. Beliau pernah sukses dan jatuh bangun dalam membangun berbisnis hasil pertanian dan perkebunan. Beliau pernah menyewa lahan bandara Auri Malang untuk tanam tebu. Beliau pernah berdagang kopi. Beliau juga berbisnis kedele, dan tidak pernah rugi khusus jenis bisnis yang satu ini. Beliau pernah beternak sapi sekitar 4.000 an sapi. Tapi belakangan merugi karena tertipu kawan dekat sendiri. Diam diam orang kepercayaannya memakai uang keuntungan bisnis untuk bisnis yang lain. Kita sangat beruntung memiliki kyai yang multi talenta ini. Beliau ketik ngaji di pondok pesantren Tebu Ireng dibawah asuhan Kyai Wahid Hasyim sempat menamatkan Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al. Ghazali. Semoga beliau diberi umur panjang dan berkah. Amin

Humor Gus Dur

Ketika Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menjabat sebagai presiden, beliau berkunjung ke kota Malang, Jawa Timur. Begitu pesawat yang ditumpangi Gus Dur mendarat, protokol bandara memberi aba-aba terutama kepada banser yang sudah lama menunggu. Perhatian, perhatian! Presiden Abdurrahman Saleh baru saja mendarat di bandar udara Abdurrahman Wahid.

Senin, 06 Mei 2013

Humor

Tersebutlah seorang suami yang melakukan poligami. Tentu dengan cewek yang jauh lebih muda dengannya. hari-hari pertama pernikahan keduanya berjalan lancar. Tetapi, belakangan muncul musykilah. Ketika sang suami berkunjung ke isteri mudanya, sang isteri selalu mencabuti rambut putihnya. Tentu dengan maksud agar sang suami tidak kelihatan tua. Sang suami kelihatan berimbang dengan sang isteri muda. Sebaliknya, kalau sang suami berkunjung dan kangen dengan isteri pertamanya, sang isteri mencabuti rambut hitamnya. Tentu dengan maksud agar sang isteri tidak terlalu tua disamping sang suami. Dapat dibayangkan, bagaimana nasib rambut sang suami?

The Road to Mecca

The Road To Mecca adalah judul buku Muhammad Asad yang sesungguhnya bermaksud untuk mengatakan The Road To Islam. Sebuah petualangan yang penuh satire untuk menuju Islam. Muhammad Asad menceritakan dahsyatnya kehidupan gurun pasir, haus yang menimpanya hampir-hampir saja merenggut nyawanya, perlakuan kasar Arab Badui ketika ia terkapar lemas, tapi diberi minum dengan air tembaga yang sangat panas. Untung saja Muhammad Asad tidak membuka mulutnya dengan sekuat tenaga yang masih tersisa. Ia pun merapatkan gerahamnya. Ada banyak kisah petualang yang dikisahkannya. Antara lain, pertemuannya dengan Ibnu Bulaihim di kota Madinah. Tokoh yang sangat dihormati, memiliki ketajaman pikiran dan wawasan keislaman yang sangat luas. Ia juga bertemu dengan Umar al-Mukhtar yang bergelar singa gurun pasir. Asad juga bertemu dengan Sayyid Ahmad, salah seorang tokoh tarekat Sanusiyah. Ternyata dalam perjalanan panjang Asad, beliau sempat bertemu dengan K.H. Agus Salim salah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, di Mekkah.

Rabu, 01 Mei 2013

Do'a Hardiknas 13

Do'a Hardiknas 2 Mei 2013 Bismillahirrahmanirrahim Assalamualiakum wr. wb Alhamdulillahi wahdah. Wa ash-shalatu wassalamu ‘ala rasulillah la nabiyya ba’dah. Wa ba’du! Marilah kita menundukkan kepala, menengadahkan tangan, merendahkan diri seraya bermunajah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Ya Allah, atas nama-Mu Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Hari ini, Kami Keluarga Besar Kementerian Agama RI berkumpul untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2013. Curahkanlah kasih-Mu yang tak terpermanai. Atas nama-Mu Yang Maha Agung anugerahilah kami kemampuan meneladani para pahlawan dan tokoh pendidikan dalam mencerdaskan bangsa, sehingga bangsa kami menjadi kuat , tangguh dan mandiri serta berakhlakul karimah. Atas nama-Mu Yang Maha Tahu, anugerahilah kami kecintaan kepada ilmu pengetahuan. Kecintaan kepada para alim-ulama. Sebab, bukankah pena ulama lebih mulia dari darah syuhada? Anugerahilah kami kekuatan untuk mengantarkan generasi emas menjadi generasi berkarakter kuat, hidup mulia dan bermartabat. Atas nama-Mu Yang Maha Jenius, Berilah kami kejeniusan agar kami dapat menyingkap rahasia alam raya. Agar kami dapat menerawang dan menciptakan masa depan. Agar kami dapat mengelola dan memelihara bumi-MU menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri elok, indah mempesona, dan dalam pengampunan-MU. Atas nama-MU Yang Maha Bijaksana, Perkayalah kami dengan ilmu, hiasilah kami dengan kelapangan dada, muliakanlah kami dengan taqwa, Wahai Zat yang Maha Tahu tanpa diberi tahu, ajarkanlah kepada kami apa yang bermanfaat bagi kami, Dan anugerahilah kami kemampuan untuk memanfaatkannya. Maha Suci Engkau ya Allah, tiada ilmu yang kami raih kecuali apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Atas nama-Mu Yang Maha Cahaya di atas cahaya. Sinarilah relung-relung hati kami, agar kami dapat melihat yang haq sebagai kebenaran yang harus ditegakkan, dan yang bathil sebagai suatu yang keliru sehingga kami dapat menjauhinya. Atas nama-Mu Yang Maha Pemberi Petunjuk, Bimbinglah kami dengan petunjuk-Mu. Antarlah kami menuju “pintu gerbang” makrifat-Mu. Tunjukilah kami jalan lurus dan lempang. Ilhamilah kami kemampuan menempuh jalan yang benar, Mengelola persoalan dengan tepat, Luruskan, jika kami menyimpang. Sambutlah tangan kami, jika kami tergelincir. Atas nama-MU Yang Maha Raja diraja, selamatkanlah bangsa kami, pemimpin kami, generasi kami. Lapangkanlah segala beban yang mengimpit kehidupan kami. Beban laksana memikul gunung, karena pertolongan-Mulah sehingga menjadi ringan seperti kapas. Atas nama-Mu Yang Maha Pencinta. Wahai akhir harapan para pengharap. Wahai puncak permohonan para pemohon. Wahai ujung pencarian para pencari. Wahai kekasih orang-orang shaleh. Wahai yang paling pemurah dari segala yang pemurah. Wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasihi. Sambutlah kami. Kasihilah kami. Tenteramkan jiwa-jiwa sengsara. Kayakanlah hati kami. Karena cinta-MU, kepahitan menjadi manis. Karena cinta-Mu, yang keruh menjadi jernih. Karena cinta-Mu, si sakit menjadi sembuh. Karena cinta-Mu, penjara laksana taman Firdausi. Karena cinta-Mu, derita menjadi nikmat. Karena cinta-Mu, kekerasan menjadi kasih sayang. Cintalah yang melunakkan besi. Mencairkan batu. Membangkitkan yang mati. Meniupkan roh kehidupan pada jasad yang tak bernyawa. Mengangkat hamba menjadi tuan. Rabbana atina fil-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘azab al-nar. Wa Shalla Allah ‘ala Sayyidina Muhammad-in. wal-hamdulillah rabbil ‘alamin. Wassalamu ‘alaikum wr.wb.