Gallery

Minggu, 23 Juni 2013

Sisi Lain Hong Kong

Kemarin kami berkunjung ke Victoria Park. Ada pemandangan yang sangat menyolok. Saya merasa seperti di Indonesia. Di sepanjang jalan, ada ratusan dan mungkin mendekati seribuan orang lesehan. Dan dari facenya dan bahasa yang digunakan, mereka adalah orang Indonesia. Stylenya sudah sangat Hong Kong. Mereka berkelompok sekitar 4 sampai lima orang. Mereka menjajakan makanan, dan sejumlah barang-barang souvenir. Gayanya sangat mencolok. Ada yang berambut pirang. Bercelana pendek. Mereka rata-rata sangat modis. Semuanya memegang hand phone. Kelihatannya mahal-mahal pula. Makanan yang dijajakan juga bermacam-macam. Ada nasi goreng. Ada bakso. Ada kerupuk. Pokoknya, Victoria Park layaknya pasar kaget kalau di Indonesia. Ada informasi, bahwa mereka juga sudah sangat "terbaratkan". Kehidupan keseharian mereka sudah seperti orang barat. Ada yang menjalani kehidupannya sebagai lesbi atau guy. Mereka sedang mengalami the culture shock, meminjam istilah alvin Toffler. Kekagetan budaya. Sebab, ketika di kampung, mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap. Gaji juga tidak punya. Tiba-tiba di HOng Kong mereka mendapatkan pekerjaan dengan gaji rata-rata lima jutaan per-bulan. uang yang mereka dapatkan dipakai untuk tujuan yang tidak seharusnya. Tentu ada banyak juga yang sadar bahwa mereka ke Hong Kong untuk mencari nafkah. Karena itu, mereka memahami bahwa mereka lagi beribadah.Mencari nafkah adalah sesuatu yang sangat dianjurkan dan sangat mulia. Ada juga tenaga kerja Indonesia yang membentuk organisasi keagamaan dan sering mengundang dan mengongkosi ustaz dari Indonesia. Mereka ini biasanya memanfaatkan hari liburnya untuk berkunjung ke Islamic center Hong Kong. Organisasi mereka dijadikannya sebagai media untuk saling bertukar pikiran dan "berbagi" informasi. Menurut data tahun 2009, oleh Paul O'Connor, Islam in Hong Kong, Muslims and Everyday Life in China's World City, 2012, ada sekitar 148 ribu orang Indonesia di Hong Kong. Kalau ditambah dengan komunitas muslim lainnya dari Pakistan, dan orang China sendiri, populasi muslim di Hong Kong sekitar 220 ribu. Ada 3% dari total penduduk Hong Kong yang tujuh juta jiwa itu. Saya kira sudah harus dipikirkan untuk melakukan pembinaan rohani dan mental spiritual bagi komunitas muslim di Hong Kong. Jumlah 220 ribu jiwa itu bukanlah jumlah yang sedikit. Sebab, mendengar Hong Kong, orang tidak akan berpikir bahwa di sana ada komunitas muslim yang aktif mewarnai Hong Kong. Hong Kong selama ini hanyalah dipersepsi sebagai kota bisnis. Ditambah lagi dengan Macau yang hanya dikenal sebagai pulau kasino. Bahkan ada cerita bahwa ada beberapa kasus di mana TKW dari Indonesia berhasil "memengaruhi" majikannya untuk menganut Islam. Anak-anak yang mereka "asuh" setiap harinya, konon juga diajari shalawat nabi. meskipun si anak balita tersebut tidak paham akan maksud dan tujuannya. Saya kira para TKW itu perlu mendapatkan pembinaan secara intens, dan pemahaman keagamaan yang benar. Demikian. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: