Gallery

Jumat, 16 Maret 2012

Makassar Surga Kuliner

Makassar terkenal sebagai kota angin mammiri. Hembusan angin sepoi sepoi basah yang berhembus dari pantai losari menjadi kenangan tersendiri. Ditambah lagi dengan aneka hidangan coto Makassar. Ada Coto Pettarani, coto Sunggu. Coto Pettarani merupakan coto dengan ciri aroma rempah yang kental sebagai kekhasannya. Coto Sunggu dengan rasa susu kental sebagai daya tariknya. Ada lagi coto Nusantara yang terletak di jalan Nusantara. Tempat atau warungnya tapi cita rasanya yang khas.
Ada lagi hidangan konro dengan aneka rasanya. Belum lagi dengan ikan bakar dengan berbagai cita rasanya, ada Sari laut, ikan bakar lae.lae, ikan bakar paotere. Ikan bakar paotere, di jalan Pettarani depan kantor Telkom Makassar sangat khas terutama ikan bakarnya yang tidak amis. Singkatnya, Makassar adalah kota kuliner yang khas. Hal lain yang menarik adalah pemnadangan kota Makassar yang steril dari pengemis di lampu merah. Suatu waktu, saya berkunjung ke Makassar, dan kita melihat pemandangan nan elok, kita hampir tidak menemukan pengemis di sudut.sudut kota. Konon, ada peraturan pembersihan kota Makassar dari kaum pengemis. Wali kotanya dengan tegas membasmi pengemis itu dengan memberdayakan panti sosial agar mereka diberi keterampilan agar kelak dapat menghidupi diri dan atau keluarganya. Saya kira kebijakan ini patut kita dukung bersama agar kota Makassar dapat bermartabat dan merupakan tujuan wisata yang membanggakan. Daya tarik lainnya, di Makassar ada masjid AL.markaz AL.Islami. Masjid AL.markaz ini dibangun oleh Jenderal MUhammad Yusuf dan Jusuf Kalla. Pembangunannya hanya memakai waktu lebih satu tahun. Waktu pembangunan masjid yang relatif sangat singkat. AL.markaz AL.Islami ini juga dilengkapi dengan perpustakaan di lantai dasar yang memuat berbagai buku untuk pengembangan wawasan kilmuan Islam. AL.Markaz ini sewaktu pembukaan dan peresmian penggunaannya dihadiri oleh Prof.Dr. Nurcholish Madjid, cendekiawan Islam Indonesia. Dan csk nur panggilan akrab penggagas universitas paramadina, jakarta ini mengungkapkan kekagumannya akan bangunan masjid yang megah ini, bahkan sangat boleh jadi termegah di asia tenggara waktu itu. dan Prof. Dr. Hassan, cendekiawan Mesir juga pada kesempatan lain menghadiri international seminar, Islam and peace juga pernah menyampaikan pidato singkat setelah shalaat jum'at di AL.markaz AL.Islami. Makassar juga menarik karena bandaranya yang memiliki keunikan, baik bangunan maupun filosofinya. Kalau kita perhatikan, bandara Hasanuddin melambangkan gelombang laut sebagai ciri khas kemaritiman masyarakat Bugis Makassar. Demikian pula halnya dengan platpon bandaranya yang melambangkan sarung sutera Mandar yang khas itu. Sutera Mandar termasuk sarung sutera yang khas, tahan lama dan memiliki motif yang khas pula. Berkatalah Makassar. Wa Allah a'lam. (di bandara Hasanuddin)

Tidak ada komentar: