Gallery

Kamis, 23 Februari 2012

Hadis dan Kerja Keras

Dalam kitab sirah (buku yang mencatat sejarah hidup Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama baik sebelum maupun setelah dilantik sebagai rasul hingga wafatnya) ditemukan keterangan bahwa Nabi pada umur belia sudah mengikuti pamannya Abu Thalib berdagang ke manca negara, kota Syam (Damaskus). Setelah menginjak dewasa, Nabi saw. merupakan mitra bisnis dan menjadi orang kepercayaan Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita kaya dan pebisnis sukses. Khadijah kelak dipersunting Nabi saw. ketika beliau berumur 25 tahun, dan Khadijah 40 tahun.
Itulah sebabnya, ketika Nabi saw. sebagai seorang rasul, dengan cepat dapat mengenali wilayah-wilayah subur dan potensial di Semenanjung Arabiyah. Hal ini pulalah yang menjadi salah satu faktor yang memudahkan beliau untuk menjalankan tugas dakwah. Hal ini disebabkan karena, sebelumnya, beliau telah memiliki relasi bisnis, seperti di Yaman ataupun Damaskus. Nabi saw. dengan cermat dapat mengenali perilaku dan karakter masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah di sekitar Semenanjung Arabiah.
Nabi Saw terkenal sebagai pekerja keras. Beliau pada umur 40 tahun sudah mencapai "bebas secara finansial". Nabi Saw sudah tidak tergantung lagi dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Ada catatan yang melaporkan bahwa ketika Nabi Saw melakukan perjalanan bisnis ke Yaman, beliau berdagang rempah-rempah. Hal inilah yang membuat para kapitalis Arab Mekkah merasa terancam dengan bisnis Nabi Saw ini. 

Berikut dapat disimak hadis yang terkait dengan profesi; yakni:
... وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ...

“Barang siapa yang lamban bekerja, ia tidak akan dapat didorong maju karena nasabnya [Maksudnya: Islam sangat menghargai profesionalisme seseorang, dan bukan karena keturunannya ---penerjemah].[1]


2434-  حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَطِيَّةَ السَّلَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

…dari Abdullah ibn Umar, berkata: Rasulullah bersabda: Berikanlah upah buruh atau pekerja itu sebelum keringatnya kering.[2]


2272-  حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ حَدِيدٍ عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا قَالَ وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ قَالَ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا فَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ

…Dari Shakhr al-Ghamidy, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda; ya Allah berkatilah umat-ku pada pagi harinya. Ia berkata lagi, bahwa Rasulullah saw. kalau memberangkatkan pasukan perang selalu pada pagi hari. Shakhr adalah seorang pedagang. Ia mengirim barang dagangannya pada pagi hari. Dan akhirnya, ia memiliki harta yang banyak.[3]

          Pada redaksi lain berbunyi:

14891- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ حَدِيدٍ البَجْلِيِّ عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهِمْ قَالَ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً بَعَثَهَا أَوَّلَ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ لَا يَبْعَثُ غِلْمَانَهُ إِلَّا مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَكَثُرَ مَالُهُ حَتَّى كَانَ لَا يَدْرِي أَيْنَ يَضَعُ مَالَه

…Dari Shakhr al-Ghamidy, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda; ya Allah berkatilah umat-ku pada pagi hari mereka. Ia berkata lagi, bahwa Rasulullah saw. kalau memberangkatkan pasukan perang selalu pada pagi hari. Shakhr adalah seorang pedagang. Ia tidak memberangkatkan pedagangnya kecuali pada pagi hari. Dan akhirnya, ia memiliki harta yang banyak, sampai ia tidak tahu di mana ia menyimpannya[4].


16925- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ بَلَغَنِي عَنْ سُرَاقَةَ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ أَنَّهُ حَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ يَا سُرَاقَةُ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَعْظَمِ الصَّدَقَةِ أَوْ مِنْ أَعْظَمِ الصَّدَقَةِ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ابْنَتُكَ مَرْدُودَةٌ إِلَيْكَ لَيْسَ لَهَا كَاسِبٌ غَيْرَكَ

...dari Suraqah ibn Malik, ia berkata: bahwasanya Rasulullah saw. pernah bersabda kepadanya. Hai Suraqah, apakah engkau tidak ingin kutunjukan kepada sedekah yang paling besar. Ia menjawab, tentu, ya Rasulullah. Nabi bersabda: ketika puterimu tertolak (atau dipulangkan kepadamu), sedang ia tidak memiliki seseorang yang dapat bekerja untuk menafkahinya kecuali engkau.[5] 


Semoga kita termasuk umat rasul yang giat bekerja. Bekerja, bekerja, bekerja!


Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: